tag:blogger.com,1999:blog-69465532037881276672024-03-13T06:18:15.441-07:00DPRa PKS Kapuk MuaraDPRa PKS KAPUK MUARADPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-12652330835306517812011-04-15T03:52:00.000-07:002011-04-15T03:52:29.615-07:00Nametag Peserta Milad PKS Ke-13DPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-mWRdcANQKe0/TagipOezpeI/AAAAAAAAAKk/9t1WDpwWOmw/s1600/Name+Tag.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-mWRdcANQKe0/TagipOezpeI/AAAAAAAAAKk/9t1WDpwWOmw/s320/Name+Tag.jpg" width="227" /></a></div><br />
Bagi Sahabat PKS yg ingin file ini silakan kirim email ke: pks.kapukmuara@gmail.comDPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-43227099664973757442011-04-11T20:26:00.000-07:002011-04-11T20:26:53.156-07:00MILAD PKS Yang ke-13 ( Berjuta Cinta Untuk Indonesia )<b>DPRa PKS KAPUK MUARA</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-6UfiXvBwqdU/TaPE9bc7fMI/AAAAAAAAAKg/I8B14dnITMA/s1600/206851_1341066303911_1748796960_606496_1862810_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-6UfiXvBwqdU/TaPE9bc7fMI/AAAAAAAAAKg/I8B14dnITMA/s320/206851_1341066303911_1748796960_606496_1862810_n.jpg" width="225" /></a></div><b>UNDANGAN TERBUKA UNTUK KADER DAN SIMPATISAN PKS </b><br />
<br />
<b>Milad PKS, 17 April 2011 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta</b><br />
<br />
Milad PKS akan diselenggarakan :<br />
Hari : Ahad/Minggu, 17 April 2011<br />
Tempat : Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta<br />
Hiburan: Grup Wali, Shohar, Izis, Ruhul Jadid<br />
(<b>Baju putih / atribut pks)</b><br />
<br />
Kerahkan massa dari segala Penjuru, buktikan kesolidan kita !<br />
Putihkan Jakarta...!!!<br />
<br />
"Kasihinilah dirimu sendiri, yang hidup bergelimang prasangka dan dusta. Kasihinilah dirimu sendiri, yang lebih memilih menyendiri diterkam srigala dibanding teguh dalam jamaah penuh berkah, kasihinlah dirimu sendiri yang tiada henti sibuk mengorek orang lain tapi melupakan aib diri sendiri".<br />
Inilah Jawaban Kami...<br />
<br />
"Berjuta Cinta Untuk Inonesia"<br />
<br />
"Bekerja Untuk Indonesia"<br />
<br />
"Harapan Itu Selalu Ada"<br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-74176954623336712072011-04-05T18:56:00.000-07:002011-04-05T18:56:19.830-07:00Kecewa adalah Tanda CintaDPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Cf8JWmwYSj8/TZvIIUL4aII/AAAAAAAAAKc/VGAOOpsF0CM/s1600/68294_kampanye_akbar_pks_300_225.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-Cf8JWmwYSj8/TZvIIUL4aII/AAAAAAAAAKc/VGAOOpsF0CM/s1600/68294_kampanye_akbar_pks_300_225.jpg" /></a></div><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #5b5b5b; font-family: Georgia, Arial, Verdana; font-size: 13px; line-height: 20px;"><b style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Oleh: Cahyadi Takariawan</b></span><span class="Apple-style-span" style="color: #5b5b5b; font-family: Georgia, Arial, Verdana; font-size: 13px; line-height: 20px;">*</span><span class="Apple-style-span" style="color: #5b5b5b; font-family: Georgia, Arial, Verdana; font-size: 13px; line-height: 20px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /></span><br />
<div style="color: #5b5b5b; font-family: Georgia, Arial, Verdana; font-size: 13px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Orang-orang partai politik itu mudah kecewa. Begitu keinginannya tidak terpenuhi, lalu keluar dari partainya dan membuat partai baru”, kata seorang teman kuliah di Lemhannas berapi-api. Aku hanya mengatakan, “Tergantung partainya, dan tergantung orangnya”. Dia terus saja mengomel tentang jeleknya orang-orang parpol, dan jawabanku pun tetap sama.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span id="fullpost" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Ini soal perasaan kecewa. Sesungguhnyalah kecewa muncul karena adanya harapan yang tidak kesampaian. Ada harapan yang ditanam, dan ternyata tidak didapatkan dalam kenyataan. Inilah yang menyebabkan muncul kekecewaan. Jarak yang terbentang antara harapan dengan kenyataan itulah ukuran besarnya kekecewaan. Semakin lebar jarak yang terbentang, semakin besar pula kekecewaan. Oleh karena itu, kecewa itu ada di mana-mana, di lingkungan apa saja, di dunia mana saja, selalu ada kecewa.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Mari kita mulai dari yang paling kecil dan sederhana. Kadang kita kecewa dengan diri kita sendiri. “Mengapa saya tidak begini, mengapa saya tidak begitu”, adalah contoh kekecewaan yang kita alamatkan kepada keputusan kita sendiri yang telah terjadi. Kita menyesal di kemudian hari.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Dalam kehidupan rumah tangga yang isinya hanya dua orang saja, yaitu suami dan isteri, bisa muncul kekecewaan. Suami kecewa kepada isteri, dan isteri kecewa kepada suami. Hidup berdua saja bisa menimbulkan kecewa, apalagi kehidupan organisasi atau negara. Jika di dalam rumah tangga mulai ada anak-anak, kekecewaan bisa bertambah luas. Anak kecewa dengan sikap orang tuanya, dan orang tua kecewa dengan kelakuan anaknya. Satu anak dengan anak lainnya juga bisa saling kecewa mengecewakan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Satu keluarga bisa kecewa atas perbuatan keluarga lainnya dalam sebuah lingkungan tempat tinggal. Satu desa bisa kecewa dengan desa lainnya dalam satu kecamatan. Indonesia sangat kecewa dengan sikap Amerika yang arogan, kecewa dengan sikap Israel yang merampas hak warga sipil Palestina secara semena-mena. Sebagaimana Amerika kecewa dengan Indonesia karena kurang akomodatif dengan kebijakan Amerika. Israel kecewa dengan Indonesia karena tidak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Jamaah sebuah masjid bisa kecewa dengan sikap imam masjid, sebagaimana imam masjid bisa kecewa dengan kondisi jamaah. Masyarakat gereja bisa kecewa terhadap pendeta sebagaimana pendeta bisa kecewa terhadap keadaan jemaatnya. Suporter sepak bola sering kecewa terhadap tim yang dibelanya, sebagaimana pemain sepak bola sering kecewa kepada sikap para suporter.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />TNI bisa kecewa terhadap kebijakan dan sikap Polri sebagaimana Polri bisa kecewa terhadap TNI. Angkatan Darat bisa kecewa terhadap Angkatan Laut dan Udara, sebagaimana Angkatan Laut bisa kecewa terhadap Angkatan Darat dan Udara, atau Angkatan Udara kecewa terhadap Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Di Angkatan Darat, seorang komandan bisa kecewa terhadap anak buahnya, sebagaimana anak buah bisa kecewa kepada komandannya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPXh7Pod3ZI/AAAAAAAAF88/FYFc5NvRAnQ/s1600/BERSAMA-TIF3_resize_resize.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; color: #7f3e08; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPXh7Pod3ZI/AAAAAAAAF88/FYFc5NvRAnQ/s1600/BERSAMA-TIF3_resize_resize.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #fefdfd; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-style: initial; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; display: inline; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px;" /></a></div>Dalam gerakan dakwah, seorang kader bisa kecewa kepada pemimpin, sebagaimana pemimpin bisa kecewa atas sikap para kader. Seorang kader PKS menyampaikan pesan lewat SMS kepada saya, yang isinya mengatakan sangat kecewa dengan PKS dan akan keluar serta bergabung dengan sebuah gerakan dakwah tertentu, sebut saja gerakan G. Saya menjawab dengan dua kali jawaban. Pertama, bahwa hak masuk dan keluar dari PKS adalah di tangan anda sendiri, tak ada yang boleh memaksa. Kedua, kalau anda keluar dari PKS karena kecewa dan akan bergabung dengan gerakan dakwah G, maka ketahuilah bahwa gerakan G itu juga pernah mengecewakan anggotanya. Ada banyak orang kecewa dari gerakan G dan berpindah ke gerakan yang lainnya. Di setiap gerakan dakwah, selalu ada orang yang kecewa dan meninggalkan gerakan dakwah itu. Selalu.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Sepanjang sejarah kemanusiaan paska masa kenabian, tidak ada satupun organisasi yang tidak pernah mengecewakan anggotanya. Semua organisasi, semua gerakan, semua harakah pernah mengecewakan anggotanya. Selalu ada anggota organisasi atau anggota gerakan yang kecewa dan terluka. Selalu.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Ini bukan soal benar atau salahnya kondisi tersebut. Ini hanya potret sesungguhnya, begitulah kenyataan yang ada. Cobalah sebut satu saja contoh organisasi, ormas, gerakan dakwah, instansi, atau apapun. Pasti ada riwayat pernah ada anggota atau pengurus yang kecewa. Kalau tidak ada yang pernah dikecewakan, berarti organisasi tersebut belum pernah beraktiviktas nyata.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bahkan organisasi yang dibuat dari kumpulan orang kecewa, pasti pernah mengecewakan anggotanya pula. Misalnya sekelompok orang kecewa dengan kebijakan organisasi A, lalu mereka menyingkir dan berkumpul. Mereka bersepakat, “Kita berkumpul di sini karena dikecewakan para pemimpin kita. Sekarang kita himpun potensi kita, dan kita berjanji untuk tidak saling mengcewakan lagi. Jangan ada yang dikecewakan disini”. Tatkala mereka sudah eksis sebagai organisasi, maka pasti ada yang kecewa di antara mereka.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPXhJy7Hv8I/AAAAAAAAF84/kUmIYew4JvM/s1600/pakcah5z_resize.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; color: #7f3e08; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 1em; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPXhJy7Hv8I/AAAAAAAAF84/kUmIYew4JvM/s1600/pakcah5z_resize.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #fefdfd; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-style: initial; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; display: inline; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px;" /></a></div>Mereka tidak tahu, bahwa kecewa itu tanda cinta. Kalau tidak cinta, tidak mungkin kecewa. Karena cinta, maka muncullah berbagai harapan kita. Setelah harapan tertanam, ternyata apa yang kita lihat dan kita alami tidak seperti yang diharapkan. Maka muncullah kecewa.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Mengapa beberapa orang parpol yang kecewa lalu membuat parpol baru lagi ? Karena boleh menurut Undang-undang. Coba kalau Undang-undang membolehkan membuat TNI baru, atau Polri baru, atau Mahkamah Agung baru, atau DPR baru, pasti sudah banyak orang membuat dari dulu. Banyak orang kecewa dengan TNI, banyak orang kecewa dengan Polri, banyak orang kecewa dengan Mahkamah Agung, banyak orang kecewa dengan DPR, banyak orang kecewa dengan Presiden dan Wakil Presiden, banyak orang kecewa dengan Menteri, banyak orang kecewa dengan Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Ketua RW atau Ketua RT.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Jadi, kecewa itu ada dimana-mana, karena cinta ada dimana-mana, karena harapan ada dimana-mana. Namun muncul pertanyaan, pantaskah kita tidak berani memiliki harapan karena takut dikecewakan ? Jawabannya jelas, tidak pantas !</span><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><span id="fullpost" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPYY4iKMEiI/AAAAAAAAF9M/it8btyPdXng/s1600/MUNAS2.jpg" imageanchor="1" style="color: #7f3e08; margin-bottom: 0px; margin-left: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img border="0" height="213" src="http://2.bp.blogspot.com/_fhqRMeHyLSc/TPYY4iKMEiI/AAAAAAAAF9M/it8btyPdXng/s320/MUNAS2.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #fefdfd; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-style: initial; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.496094) 1px 1px 5px; display: inline; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 4px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 4px;" width="400" /></a></div>Karena harapan itulah yang membuat kita bersemangat, karena harapan itulah yang membuat kita bekerja, karena harapan itulah yang membuat kita selalu berusaha melakukan dan memberikan yang terbaik, bahkan karena harapan itu pula yang membuat kita ada. Jangan takut memiliki harapan masuk surga. Jangan takut memiliki harapan Indonesia yang makmur dan sejahtera. Jangan takut memiliki harapan Indonesia menjadi negara paling adil dan paling maju di seluruh dunia.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />So, teruslah memiliki dan memupuk harapan. Teruslah bekerja, teruslah berkarya, hingga akhir usia. Jangan takut kecewa.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pancoran Barat 30 Nopember 2010<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />*sumber: <a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=519" style="color: #7f3e08; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=519</a><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />*posted by: <a href="http://pkspiyungan.blogspot.com/" style="color: #7f3e08; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">pkspiyungan.blogspot.com</a></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-_WHcZX29Kio/TZvHFJvlt-I/AAAAAAAAAKY/V3DHksoxicE/s1600/00x.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-_WHcZX29Kio/TZvHFJvlt-I/AAAAAAAAAKY/V3DHksoxicE/s1600/00x.jpg" /></a></div><div><br />
</div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-62466587449597027972011-04-04T17:50:00.000-07:002011-04-04T17:50:52.012-07:00PKS Jakarta Tingkatkan Armada MediaDPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-qoP4TQ-P3Cc/TZpkR6oAC4I/AAAAAAAAAKU/rPhXFEvi8lo/s1600/media+gathering+jpg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://4.bp.blogspot.com/-qoP4TQ-P3Cc/TZpkR6oAC4I/AAAAAAAAAKU/rPhXFEvi8lo/s320/media+gathering+jpg.jpg" width="320" /></a></div><br />
Memahami Arti penting media sosial, PKS JAKARTA, pada hari ahad mengundang pengurus DPD, DPC, dan DPRa dalam kegiatan workshop sosial media di kantor DPW PKS JAKARTA, hadir dalam acara tersebut Bpk.Ir. Triwisaksana atau akrab disapa Bang Sani, beliau memaparkan arti penting media sosial seperti Facebook, Twitter, Blog dan lain-lain, dalam pengembangan Dakwah di dunia maya, dan targetnya adalah setiap pengurus dapat melek IT, sampai tingkat struktur terbawah dalam menyampaikan informasi kegiatan Dakwah,sosial dan perkembangan ummat diwilayah Jakarta.<br />
<br />
Rencananya Workshop tersebut akan rutin diadakan untuk meningkatkan kualitas kader PKS JAKARTA, mudah-mudahan kegiatan tersebut menjadi sesuatu hal yang bermanfaat untuk kader dan masyrakat tentunya untuk lebih memahami kegiatan dakwah PKS.<br />
<br />
PKS ( POSITIF.KREATIF.SOLUTIF )DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-86607948892999068362011-04-02T07:21:00.001-07:002011-04-02T07:21:56.975-07:00Lelaki Satu Umat : Mengenang Syekh YassinDPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-db2I66u_cG4/TZVQuPWLO5I/AAAAAAAAAPo/746LAleDCeI/s1600/sheik_yasinn1.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5590463267774086034" src="http://3.bp.blogspot.com/-db2I66u_cG4/TZVQuPWLO5I/AAAAAAAAAPo/746LAleDCeI/s320/sheik_yasinn1.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 320px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 241px;" /></a><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: #ffcc00;"></span><span style="color: #3333ff;"></span></span> Perjuangan paling cemerlang, pengorbanan paling cemerlang, jihad paling cemerlang dan kesyahidan paling cemerlang.<br />
<br />
Kesyahidan Syekh Ahmad Yasin menjadi kenangan paling dalam karena mampu mengembalikan "rambu-rambu perjuangan" beliau dari penyimpangan pemikiran dan politik yang kerap menghinggapi banyak orang dalam fase-fase tertentu, terutama jika berinteraksi dengan barat. </span></span><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Di tahun ke-7 kesyahidan beliau, akal dan hati mengingatkan pelajaran tentang besarnya tantangan yang pernah menghadang beliau.</span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Ia bukan sekadar kenangan, kenangan lelaki satu umat, pimpinan dan syekh dua Intifadhah, pemimpin robbani, pemimpin penggagas Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin, rahimahullah; seorang lelaki lumpuh namun mampu membangkitkan satu bangsa dengan lisannya yang fasih dan suaranya yang tegas, tekadnya yang membaja, semangatnya yang menyala-nyala yang tidak kenal seharipun untuk lentur, mundur. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Imam Yasin telah membentuk satu generasi yang dididik dengan nilai kesetiaan, loyalitas, pengorbanan, cinta negeri, memprioritaskan orang lain, hanya dalam beberapa tahun. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Syekh Yasin mengingatkan hari-hari perjuangan yang penuh berkah, halaqah <span style="font-style: italic;">(serial pengajian)</span> masjid yang sederhana namun dengan menjalar di seluruh di dunia untuk mengikutinya. Pengajian-pengajian yang melahirkan generasi Al-Quran, jihad dan pejuang akidah yang membawa amanah memperjuangkan prinsip dan hak-hak bangsa Palestina yang tangguh dalam mengibarkan bendera ketegaran dan menghadang rencana-rencana zionis Israel terhadap bangsa kita. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Generasi itu akhirnya menjadi diperhitungkan dalam menentukan Palestina, Arab dan dunia Islam. Tak heran bila Israel dan penganut kemunafikan Arab berusaha menghabisinya dari peta kehidupan. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Beliau pernah menelurkan gagasan mendirikan Negara Palestina di perbatasan jajahan tahun 1967 tanpa mengakui Israel yang akhirnya menjadi rujukan politik Palestina. Di bidang jihad, beliau menjadi "symbol otentik" bagi kelompok perlawanan. Dalam bidang hubungan dan interaksi, beliau adalah penyatu dan penyentu hari masyarakat.</span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Dalam bidang kerja dan perjuangan serta dakwah, beliau adalah puncak menaranya dimana akhirnya beliau menjemput kesyahidannya dalam pejuangan ini. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Israel meyakini kematian Syekh Yasin akan melumpuhkan Hamas dan aktivitasnya. Namun terbukti kesyahidan beliau justru Allah menghidupkan satu generasi secara utuh dan membangunkan banyak orang yang lalai dari tanggungjawab terhadap Palestina. Kesyahidan beliau adalah terbukannya titik terang bagi bangsa Palestina untuk melawan dan mengembalikan hak-haknya dari penjajah Israel. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Revolusi bangsa Arab saat ini adalah karena terinsipirasi Syekh Yasin yang mengajarkan untuk memerangi rezim yang zhalim dan angkara murka. </span></div><div style="font-family: verdana; font-size: 10pt;"><span style="font-size: 100%;">Syekh Yasin mengajar ketegaran kepada kita dalam menghadapi penjajah Israel. beliau dengan lantang menantang Israel tanpa rasa gentar. </span></div><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;"> Kini jutaan bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam napak tilas perjuangan, jihad, pengorbanan Syekh Yasin demi kebaikan umat. <span style="color: #999999; font-size: 78%; font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">[</span></span></span></span><span style="color: #999999; font-size: 78%; font-style: italic;"><strong style="font-weight: bold;">Ahmad Bahr/infopalestine]</strong></span><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #999999; font-size: 78%; font-style: italic;"><span style="font-family: verdana; font-weight: bold;"></span></span></span>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-87997175364242992462011-03-31T18:54:00.000-07:002011-03-31T18:54:56.111-07:00Awal April Agenda PKS Penjaringan Jakarta Utara Padat Merayap<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-j1wnTe6-D0k/TZUv7QLK9tI/AAAAAAAAAKQ/Cbm9wF-EBN4/s1600/Foto-0150.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-j1wnTe6-D0k/TZUv7QLK9tI/AAAAAAAAAKQ/Cbm9wF-EBN4/s320/Foto-0150.jpg" width="320" /></a></div><br />
DPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
1.Tanggal 2 April jam 2 siang-6 sore, Gathering/Pertemuan dengan Pembicara Ir. Triwisaksana ( Bang Sani: calon Gubernur DKI JAKARTA) dan Kader Penggiat Media Sosial (Fb,Twitter,Millis dll).<br />
<br />
2.Tanggal 2 Apriil jam 6 sore-selesai, Pertemuan dengan tokoh masyrakat PENJARINGAN, Jakarta Utara, bersama Bp Ir.Triwisaksana/Bang Sani.<br />
<br />
3.Tanggal 9 April jam 8-4 sore, Sekolah Murrabi (menyiapkan untuk para calon Murrabi berkualitas),tempat di DPD Jakarta Utara.<br />
<br />
4.Tanggal 10 April jam 8 pagi-selesai, BAKSOS di wilayah Pejagalan, Jakarta Utara, ada pengobatan gratis, bazzar murah dan kreasi anak cerdas.<br />
<br />
5.Tanggal 10 April jam 6 pagi-selesai, FUNBIKE dengan penciNta GOWES SEPEDA, di Jalan Thamrin-Bundaran HI.<br />
<br />
5.Bulan April Sertifikasi Guru Al Quran ( Calon Pengajar Tahsin)<br />
<br />
6.Tanggal 17 April, Acara Puncak Milad PKS, Tema "Berjuta Cinta Untuk Indonesia" diadakan di Stadion Gelora Bung Karno.<br />
<br />
7.Tanggal 23 jam 8-selesai, Pelatihan Sekolah Berbasis Masjid ( SCHOOL MOSQUE), untuk remaja.<br />
<br />
"Banyak beraktivitas untuk memberi manfaat yang dahsyat kepada umat justeru akan membuat tubuh dan hati jadi lebih sehat. Sebuah pesan dari sahabat, ada kader yang pemahaman dakwahnya tidak utuh, tdk menyeluruh, banyak mengeluh, ingin mundur akhirnya terjatuh. Mereka sering berkata, "AKU LELLAAH!!"<br />
<br />
Sementara, kader-kader yang banyak berkiprah, dengan pemahaman yang syumuliah, berjuang di jalan dakwah dan tarbiyah. Mereka penat, tapi hati dan fisiknya tetap kuat, tetap semangat untuk berbuat, memberikan yang terbaik untuk ummat, dan di dalam hatinya selalu tertanam komitmen yang kuat, "AKU LILLAAH...!<br />
<br />
"Moga Segala aktivitas kita diberkahi Alloh SWT Aamiin...DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-27255800459601856612011-03-30T17:45:00.001-07:002011-03-30T17:45:44.656-07:00Menjaga Karamah BasyariyahDPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
<br />
<div style="clear: left; float: left; font-family: Verdana,sans-serif; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img alt="http://photos.friendster.com/photos/08/84/43164880/0_338036073l.jpg" height="213" src="http://photos.friendster.com/photos/08/84/43164880/0_338036073l.jpg" width="320" /><span style="font-size: x-small;"> </span></div><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”</em> (QS. Al-Isra, 17: 70)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Ikhwah fillah</em>, di <em>muqaddimah jalasah</em> ini tadi telah saya bacakan ayat yang sangat masyhur dan sering dinukil dari surat Al-Isra’. Dalam ayat ini terlihat betapa Allah SWT secara fitrah, kata orang Malaysia secara ‘semula jadi’, menciptakan manusia dalam kemuliaan : “وَلَقَدْ كَرَّمْنَا”. Akan tetapi kemuliaan ini adalah <em>al-karamah bittakrim</em>, kemuliaan karena dimuliakan dan bukannya <em>al-karamah dzatiyah</em>, kemuliaan <em>an sich</em> atau kemuliaan yang melekat dengan sendirinya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Sebagai makhluk mulia manusia dikaruniai kemampuan lebih oleh Allah SWT. Inipun bukan karena usahanya sendiri, melainkan karena Allah SWT telah mempersiapkan seluruh ciptaan-Nya untuk manusia:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”</em> (QS. Luqman, 31: 20).</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Semua yang ada di langit dan di bumi telah ditundukkan dan disiapkan-Nya untuk mendukung manusia menngimplementasikan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan menerjemahkan bakat-bakat yang ada dalam dirinya, karena keseluruhan ciptaan Allah itu <em>musakhar</em>, yakni telah dipersiapkan untuk didayagunakan oleh manusia. Oleh sebab itulah <em>frasa</em> dalam ayat tersebut. <em>“Walaqad karramnaa banii aadam”</em> diikuti dengan frasa: <em>“Wahamalnaahum fil barri wal bahri”</em> sebagai simbol yang mewakili seluruh kemampuan rekayasa manusia dalam memanfaatkan <em>al-kaun</em> (universe). Manusia bisa membuat dan merekayasa kendaraan dan bahkan masalah kendaraan bisa menjadi ukuran prestise dan kehormatan seseorang.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Makhluk-makhluk selain manusia, yang ada di bumi ini berkendaraan hanya artifisial sifatnya. Gajah misalnya, ada yang bisa naik motor, tapi hanya artifisial yakni hanya di ruang lingkup sirkus saja. Demikian pula dengan monyet yang sudah dilatih untuk bisa naik sepeda atau mobil. Mereka hanya bisa beratraksi di dalam tenda sirkus, karena bila dilepas di jalan raya besar kemungkinannya akan semakin menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Sementara manusia mampu merekayasa pendayagunaan potensi yang dipersiapkan oleh Allah untuk mendukung <em>ta’yid</em> dari Allah sehingga ia berkendaraan di darat, laut, udara dan angkasa luar.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kemudian “<em>warazaqnaahum minath thayyibaat</em>”, artinya Allah memberi rizqi kepada manusia dari yang baik-baik saja. Bisa kita bandingkan misalnya dengan hewan ayam yang makan dari <em>comberan</em> dan cacing yang mendapatkan rizqi dari lumpur, sementara manusia hanya mengkonsumsi yang baik-baik.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Apalagi manusia dengan kelebihan akal dan fitrahnya mampu membuat hal-hal yang <em>thayyibat</em> menjadi tampil semakin lebih <em>thayyib</em>. Misalnya manusia merekayasa, mengolah masakan berjam-jam bahkan berhari-hari agar tampil lezat dan prima seperti tomat yang diubah menjadi seperti bunga mawar untuk hiasan demikian pula cabe, timun dll, padahal untuk menghabiskan semua santapan tersebut mungkin hanya dibutuhkan waktu 1/4 atau 1/2 jam saja. Demikian juga gula-gula dan coklat yang dibuat dalam berbagai bentuk cetakan.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Selanjutnya dalam firman Allah SWT tersebut disebutkan,</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>“Kami utamakan / lebihkan manusia di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya”</em>. Keutamaan ini juga karena <em>tafdhil</em>, dimuliakan oleh Allah, semata-mata <em>al-fadhlu minallah</em>, kemuliaan dan kelebihan dari sisi Allah bukan kemuliaan <em>an sich</em> atau kemuliaan yang dengan sendirinya. Lalu kemuliaan yang dimiliki manusia ini pun <em>‘alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdhila</em>, di atas makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Ada mufassir yang mengatakan keutamaan manusia tersebut <em>‘alaa jama’il khalaiq</em>, di atas semua makhluknya kecuali malaikat. Tetapi mufassir lainnya, mengatakan kelebihan dan keutamaan manusia juga di atas malaikat. Menurut sebagian mufassir tersebut malaikat masih <em>mafdhul</em> di bawah manusia, karena ia memang tidak memiliki syahwat sehingga bisa konsisten dalam kepatuhannya kepada Allah. Sementara manusia yang memiliki akal, bakat dan mampu mengendalikan syahwatnya ia bisa mencapai derajat melebihi malaikat karena walau pun memiliki syahwat ia tetap berjuang dengan iman dan akalnya untuk konsisten di jalan-Nya. Namun bila manusia tidak mengoptimalkan <em>takrim </em>dan <em>tafdhil </em>dari Allah bahkan malah memperturutkan hawa nafsunya yang rendah, ia bisa meluncur ke derajat yang sangat rendah yakni lebih rendah dari binatang,</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (الأعراف)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Mereka itu tak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.</em></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em> </em></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Bila manusia-manusia yang bertaqwa tidak melepaskan diri dari <em>takrim </em>dan <em>tafdhil</em>, ia bisa dianggap melebihi malaikat. Buktinya ada malaikat yang ditugaskan Allah menjaga dan memberinya rizqi serta mencatat segala amal perbuatannya, seolah-olah mereka pelayan manusia. Bahkan secara tidak langsung Allah mempersiapkan malaikat menjaga manusia tidur, karena bayangkan saja bila manusia tidur tidak dijaga malaikat maka segala binatang seperti semut bisa memasuki lubang hidung, mulut dan lainnya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Berkat penjagaan / <em>ri’ayah</em> Allah melalui malaikat-malaikat maka orang tidur bisa aman. Begitu pula bila ada bayi atau anak kecil yang jatuh dari ranjang tetapi tidak cidera, orang-orang tua kita biasa berucap, <em>“Wah anak kecil nggak punya dosa jadi masih selalu dilindungi dan dijaga oleh malaikat”</em>. Atau ketika ia menatap terus ke atas dan berkata <em>“aaah”</em> dikomentari orang-orang tua, <em>“Wah dia lagi ngelihat dan ngobrol dengan malaikat”.</em> <em>Wallahu a’lam hadza minal ghaibiyat</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ditilik dari sudut tafsir yang manapun, tetap saja dapat disimpulkan manusia adalah makhluk termulia di sisi Allah SWT. <em>Takrim </em>dan <em>tafdhil </em>dari Allah tersebut terkait dengan kemanusiaannya dan <em>takrim </em>serta <em>tafdhil </em>tersebut tentu saja akan meningkat bila kemanusiaan tersebut ditambah dengan aspek keislamannya. Apalagi bila dilengkapi dengan aspek ke<em>da’wah</em>an dan kejama’ahannya. Seyogyanyalah ada nilai plus atau nilai lebih dari sekedar nilai kemanusiaan atau bahkan dari keislaman. Kita harus menampilkan diri sebagai <em>syakhsiyah mukarramah </em>(pribadi yang mulia) atau <em>syakhsiyah mufadhalah </em>(pribadi yang utama) demikian pula dengan <em>jama’ah mukarramah </em>dan <em>jama’ah </em>yang <em>mufadhalah</em>. Hal itu insya Allah bukan perwujudan sifat <em>riya’</em>, sombong atau <em>ghurur</em> melainkan lebih sebagai konsekuensi dari <em>takrim </em>dan <em>tafdhil </em>yang diberikan Allah. Kita harus benar-benar menjaga, memelihara dan menunjukkan karunia yang diberikan Allah tersebut.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ikhwah fillah, sekali lagi saya tekankan bahwa kita sebagai da’i berkewajiban meng’izharkan, mengekspresikan, merealisir <em>karamah basyariyah </em>(kemuliaan kemanusiaan) dan <em>fadhail basyariyah </em>(keutamaan kemanusiaan)<em> </em>agar benar-benar nampak kehormatan, kelebihan dan keutamaan manusia sebagai makhluk yang <em>mukarramah</em> dan <em>fadhailah</em>. Bukankah rasulullah SAW juga bersabda, “<em>Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq</em>” (Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia)?</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Jadi kita tidak mungkin menampilkan <em>takrim </em>dari Allah tanpa kita memiliki <em>akhlaqul karimah</em>. Dan kita juga tidak mungkin merefleksikan dan merealisir <em>tafdhil</em> Allah dalam kehidupan kita bila kita tidak produktif dalam <em>fadhail amal</em>. Hal tersebut harus benar-benar kita camkan dan upayakan, karena bila kita lalai—<em>na’udzubilah</em>, kita akan meluncur jatuh bukan saja dari kejama’ahan, keda’ian dan keislaman, melainkan bisa pula meluncur jatuh dari kemanusiaannya menjadi seperti hewan atau bahkan lebih buruk lagi dari hewan.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (الأعراف)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ayat tersebut sering dilewati begitu saja dalam membacanya, sehingga kadang-kadang kebanggaan kita akan status sebagai makhluk mulia hanyalah kebanggaan semu belaka.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Sebagai da’i sudah tentu tugas kita adalah mambuktikan <em>takrim</em> dan <em>tafdhil</em> dari Allah serta tidak berhenti pada kebanggaan semu saja, hal itu dilakukan dengan cara melahirkan <em>makarimul akhlaq</em> dan <em>fadhail amal</em></span> dari diri kita.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Prioritas kita untuk senantiasa merefleksikan <em>takrim </em>dan <em>tafdhil </em>dari Allah dengan cara memegang teguh <em>makarimul akhlaq </em>dan <em>fadhail amal </em>adalah dalam rangka <em>itsbatul wujud </em>atau membuktikan eksistensi kita sebagai manusia, sebagai muslim, sebagai da’i dan sebagai jama’ah dakwah. Karena bila eksistensi kita tidak terkait dengan hal itu, kita akan dihinakan oleh Allah SWT.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Dalam do’a qunut setiap witir kita berdo’a, “<em>Allahummahdinii fiman hadait, wa ‘afinii fiman ‘afait, watawallanii fiman tawallait wa barik lii fii ma a’thait waqinii syarra ma qadhait <strong>walaa ya’izzu man ‘adait walaa yadzillu man wallait</strong></em>”. Dua kalimat ini sarat dengan makna, jika kita <em>mu’adatillah</em>, memusuhi Allah, wali-wali Allah dan program-program Allah, maka kita tidak akan memiliki izzah, gengsi atau harga diri, jangankan sebagai da’i, sebagai manusia saja tidak (<em>walaa ya’izzu man ‘adait</em>).</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kemudian <em>walaa yadzillu man wallait, </em>tidak akan dihinakan siapa saja yang memiliki <em>wala’</em> (loyalitas) kepada Allah. Sehingga betapapun ekonomi kita lagi <em>morat-marit</em> dan kedudukan secara sosial, politik serta ekonomi dianggap rendah oleh orang lain, kita tidak mungkin hina dan dihinakan selama <em>wala’</em> kita utuh.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (المائدة)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Allah menegaskan <em>walaa yadzillu</em>, tidak mungkin hina karena izzah kita terkait dengan <em>a’azzul a’azz</em>, dzat yang paling mulia, aziz di atas segala yang mulia. Jadi izzah, gengsi kita terkait dengan izzah, gengsi Allah SWT.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Oleh karena itu dalam konsep Islam, <em>wala’</em> terkait erat dan langsung dengan <em>izzah</em>. Merosotnya <em>wala’</em> akan menyebabkan merosotnya pula <em>izzah</em>. Dahulu dalam <em>madah tamhidiyah</em>, saya <em>qarinah</em>kan di antara dua ayat yakni antara <em>innama waliyyukumallahu wa rasuul walladzina amanu</em> dan kemudian refleksi atau implementasinya nampak dalam ayat <em>wa ‘athiullah, wa ‘athiurrasul wa ulil amri minkum</em>. Wala’ kita kepada <em>walladzina amanu </em>dan taat kita kepada <em>ulil amri minkum </em>hanya melekat sepanjang orang-orang yang beriman dan pemimpin-pemimpin tersebut berada di jalur ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kemudian wala’ (loyalitas) yang kita miliki juga terkait dengan <em>aziz</em> dan <em>dzalil</em>nya kita. Jika <em>wala’</em> kita kepada Allah, rasul dan <em>ulil amri minkum</em> meningkat maka <em>izzah</em> kitapun meningkat. Namun bila <em>wala’</em> kita menurun maka—<em>na’dzubillah</em>, kitapun akan meluncur ke lembah ke<em>dzalil</em>an, kehinaan. Hal itu saya gambarkan dalam <em>madah tamhidiyah</em> dengan satu kalimat: <em>abdul azizi azizun, abdul dzalili dzalilun</em>, <em>abdul karimi karimun</em> dst.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kalimat singkat tersebut di atas mencerminkan refleksi <em>asma’ul husna </em>dan <em>ash-shifatul ulya</em>nya atas diri kita. Rasulullah SAW memang menganjurkan agar kita memiliki sifat-sifat sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Allah. Bukan berarti menyamai-Nya, melainkan bagaimana caranya keagungan sifat-sifat Allah tersebut terefleksi atau terimbas ke dalam diri kita sesuai dengan kadar kemampuan kita.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Allah SWT menurunkan konsepnya berupa Al-Qur’an untuk menjaga kemuliaan kita, oleh sebab itu banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang diungkapkan dengan kata <em>dzikr</em>, misalnya dalam <strong>QS. 43 ayat 44</strong>:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلونَ (الزخرف)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan / kehormatan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban. </em></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em> </em></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Artinya kehormatan dan kemuliaan diri kita sangat terkait dengan komitmen kita terhadap Islam, da’wah dan Qur’an itu sendiri. Dalam Al-Qur’an kata <em>dzikr</em> memiliki dua makna yakni bisa berarti peringatan bagi orang yang lalai, namun bagi mu’min kata <em>dzikr</em> berarti penghormatan baginya. Karena itu disebutkan <em>dzikrun lidzakirin</em>, kehormatan adalah untuk orang-orang yang selalu berkomunikasi dengan Allah SWT. Bahkan dalam <strong>surat</strong><strong> Shaad (38) ayat 1</strong>:</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">ص وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Saad, demi Al-Qur’an yang mempunyai keagungan</em>. Para mufassirin menyebutkan bahwa <em>wal qur’aani dzil dzikir</em> adalah <em>lisharfin wa karamatin wa hurmatin</em> artinya Qur’an memiliki <em>sharf-sharf</em>, dengan derajat-derajat / tingkat-tingkat kehormatan. Bila seseorang lulus ujian doktor dengan predikat <em>cum laude</em> hal itu disebut <em>sharf</em> dan bila lulusnya lebih bagus lagi disebut <em>summa cum laude</em> itu sepadan dengan <em>karamah</em>. Akhirnya bila lulusnya lebih gemilang lagi disebut <em>magna cum laude</em> itu sepadan dengan <em>hurmah</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Jadi jelaslah bagi kita bahwa <em>sharf</em>, <em>karamah </em>dan <em>hurmah </em>kita terkait erat dengan Al-Qur’an untuk menjaga <em>takrim</em> dan <em>tafdhil </em>dari Allah SWT. Bila kita tidak bisa menjaga <em>takrim</em> dan <em>tafdhil</em> dari Allah dan mendapatkan <em>sharf</em>, <em>karamah </em>dan <em>hurmah </em>karena komitmen kita dengan Al-Qur’an, apa bedanya kita dengan <em>“ammatinnaas”</em>, manusia kebanyakan atau manusia pada umumnya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ikhwah fillah, saya katakan kita ini <em>tandzim nukhbawi </em>(organisasi kader) artinya secara tandzim atau organisasi, jama’ah kita adalah jama’ah kader yang terbukti dengan adanya detail-detail perangkat tarbawi dengan segala tahapannya. Seseorang harus melalui berbagai tahapan untuk bisa menjadi anggota dewasa atau <em>mas’ul</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Tanggung jawab kita adalah menjaga kehormatan, kemuliaan dan kelebihan kita yang sudah dikaruniai Allah SWT. Alat untuk menjaga kemuliaan sudah pula diberikan Allah yakni berupa Al-Qur’an dan Islam itu sendiri. Refleksi secara moral adalah berupa keutuhan <em>wala’</em> (loyalitas) kita kepada Allah, rasul dan <em>ulil amri</em>, sedangkan refleksi secara operasional adalah dalam bentuk taat kepada Allah, rasul dan <em>ulil amri</em>. Jika refleksi moral dan operasional tidak ada, maka <em>na’udzubillah</em> kita akan merosot dari <em>izzah</em> menjadi <em>dzillah</em></span> (hina). Itu merupakan satu kepastian. Memang refleksi moral dan operasional adalah sesuatu yang sangat mendasar dan penting serta perlu senantiasa diperteguh kembali karena faktor-faktor yang bisa melunturkan aqidah sangat banyak.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Hal yang sekarang ini saya khawatirkan adalah antum para <em>mas’ulin</em> (lapisan pemimpin) dalam jamaah terkena <em>istiftan</em>, fitnah karena sering tampil di mana-mana dan memperoleh kemasyhuran di mimbar-mimbar khutbah, seminar, undangan-undangan yang berkelas nasional atau bahkan internasional. Kekhawatiran saya adalah jika kesemuanya itu kemudian akhirnya melunturkan refleksi moral sumber kehormatan kita yakni <em>wala’</em> (loyalitas) dan refleksi operasionalnya berupa taat, sehingga akhirnya menyebabkan meluncurnya antum di bawah kehormatan sebagai manusia.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Fitnah tersebut biasa disebut fitnah <em>‘alal kibar</em> atau fitnah yang menimpa orang-orang besar dan memiliki posisi. Padahal sekali lagi saya tekankan, Allah SWT telah memberikan kehormatan yang begitu besar kepada manusia seperti tergambar dalam adegan ketika Rasulullah seolah-olah berdialog dengan ka’bah. Inti dialog Rasulullah dengan ka’bah ialah pengakuan beliau tentang kehormatan dan kemuliaan yang dimiliki ka’bah sebagai baitullah, tetapi kemudian beliau bersumpah: “<em>Wallahi lahurmatul mu’min a’zhamu ‘indallahi hurmatan minki</em>”. Rasulullah menegaskan bahwa kehormatan seorang mu’min lebih agung dan lebih besar di sisi Allah dibandingkan dengan kehormatan ka’bah. Padahal bayangkan setiap tahunnya dua juta orang berkeliling thawaf di musim haji dan setiap hari kurang lebih 1,4 milyar muslim sujud menghadap kiblat atau paling tidak mengakui ka’bah sebagai kiblatnya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Oleh sebab itu kehormatan yang diberikan Allah SWT jangan kita sia-siakan bahkan hendaknya selalu kita jaga dan tingkatkan agar kita lebih dekat dengan-Nya (<em>aqrab ilallah</em>). Kedekatan kita dengan Allah Yang Mulia akan membuat kita menjadi mulia pula, <em>abdul karim karimun </em>(hamba Yang Mulia akan mulia pula).</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Dalam kitab tafsir Al-Qur’an, para ulama tafsir menyebutkan bahwa puncak kemuliaan seorang manusia ditunjukkan justru dalam posisi kehambaannya, sebagai <em>abdun</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Di ayat tersebut Rasulullah disebutkan dengan <em>bi’abdihi</em> dan bukan <em>birasulihi </em>atau <em>bimuhammadin</em>, karena <em>manzilatil ulya’ indallah</em> justru adalah <em>manzilah ‘ubudiyah</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Manazilatul ‘ubudiyah </em>adalah <em>manzilatul ‘ulya </em>dan <em>akramuhum ‘azhomuhum lillah </em>atau<em> </em>yang paling mulia adalah yang paling tinggi nilai ‘ubudiyahnya kepada Allah. Hal tersebut merupakan persoalan aqidah yang sangat mendasar sehingga menjadi sumber <em>ya’ tazzu bi-imanihi</em>, <em>bi-islamihi</em>, <em>bida’ watihi</em>, <em>bijihadihi </em>(kebanggaan akan keimanan, keislaman, da’wah dan perjuanganya).</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Hal ini penting saya tekankan mengingat saat ini masih banyak orang yang berebut mencari eksistensi diri dan golongannya melalui beraneka ragam manuver. Mereka saling berebut kedudukan yang sebetulnya sudah lapuk dan sebentar lagi akan hancur.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً (الاسراء: من الآية81)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Padahal untuk mencari <em>itsbatul wujud, tahqiqu dzat</em> atau eksistensi diri, manusia harus kembali pada hal yang sangat elementer atau mendasar, yakni prinsip-prinsip aqidah.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ikhwah fillah, Allah SWT banyak memperingatkan kita tentang sumber kemuliaan di dalam Al-Qur’an. Misalnya di dalam QS. 49:13,</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات) <strong> </strong></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Juga di dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha di bab jihad disebutkan: <em>‘Karamul mu’minin taqwahum wa dienuhu nasabuhu’.</em> (Kemuliaan seorang mu’min terletak pada ketaqwaannya dan dien / agamanya adalah nasabnya).</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Orang pada umumnya suka membanggakan asal usul keturunannya, misalnya berdarah biru atau keturunan bangsawan. Di Banten umpamanya dipanggil dengan Tubagus dan di Jawa dengan Den Mas (dari raden mas) atau Gus. Padahal Rasulullah bersabda bahwa kebanggaan kita akan nasab atau keturunan haruslah terkait dengan sejauh mana <em>intima’</em> (komitmen) diri kita, orang tua dan nenek moyang kita terhadap Islam. Kemudian dilanjutkan hadits tersebut disebutkan juga <em>‘wa muru’atuhu khulquhu’</em> (harga dirinya terletak pada akhlaknya). Tinggi rendahnya harga diri seseorang ditentukan oleh tinggi rendahnya akhlaknya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ikhwah Fillah, jika kita gegabah atau melalaikan nilai-nilai elementer aqidah yang implementasi moralnya berupa keutuhan <em>wala’</em> pada Allah, Rasul dan orang-orang beriman serta implementasi operasionalnya berupa keutuhan ketaatan kepada Allah, Rasul dan pemimpin mu’min, maka <em>na’udzubillah </em>kita dapat dimusnahkanNya dan digantikannya dengan kaum yang lain yang sesuai dengan kehendakNya (QS. 5:54),</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (المائدة)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Dalam QS. Al-Faathir ayat 15-17 Allah berfirman,</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ. إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ. وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (فاطر)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em> </em></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><em>Hai manusia kamulah yang membutuhkan Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah</em>.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Wahai umat manusia kalian semua <em>fuqara ilallah </em>dan Allah-lah Yang Maha Kaya lagi Terpuji. Kata <em>fuqara ilallah</em> menunjukkan ketergantungan total manusia pada Allah. Untuk sekadar bisa bernafas saja kita sudah bergantung pada Allah. Kalau bukan Dia siapa yang bisa menjamin zat asam (O2) secara gratis kita hisap. Jangankan dicabut, sekadar dikurangi atau ditambah sedikit saja kadar kepekatannya sudah sangat berbahaya. Bila kadar zat asam di udara di tambah, paru-paru kita akan kebakaran.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ketergantungan lainnya misalnya ketika kita tidur selain dijaga oleh malaikat dari serangga-serangga, ternyata di tubuh kita juga terjadi proses alamiah berupa keluarnya lendir-lendir yang menjijikkan namun berguna untuk mencegah serangga masuk ke lubang-lubang tubuh kita. Saya pernah membaca di dalam kitab <em>Ath-Thibb Mihrabul Iman</em> (Kedokteran adalah pintu gerbang keimanan) bahwa segala sesuatu yang sepintas menjijikkan justru merupakan bagian dari <em>takrim</em> dan <em>tafdhil</em> Allah terhadap kita. Jadi di saat tidur pun kita benar-benar <em>fuqara ilallah</em>. Dialah yang telah melindungi kita dengan memberikan penjagaan berupa aparat <em>ruhi ghaibi</em> (malaikat) dan instrumen-instrumen alami berupa keluarnya lendir-lendir.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Oleh sebab itu dulu pernah saya kisahkan bagaimana seorang perampok bermaksud merampok seorang ulama di Syam. Saat itu sang ulama sedang shalat tahajud dan membaca ayat,</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ. فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ (الذريات:22-23)</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Linggis perampok itu terjatuh dan ia terduduk lemas seraya berucap: “<em>Ya Allah thalabtuhu fid dunya wa huwa fis sama</em>” (Ya Allah saya mencari rizqi di dunia ternyata adanya di langit). Sang ulama mendengar suara linggis jatuh, keluar dan mendapati pencuri itu sedang menangis. Pencurinya diajaknya masuk, bahkan kemudian dibekali dan ternyata pada musim haji berikutnya ulama tersebut bertemu dengan mantan pencuri itu sedang thawaf. Ia benar-benar telah taubat.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Artinya yang terpenting adalah <em>as-Sama’</em>, kalaupun kita berusaha itu sekadar <em>wasail</em> (sarana) dan merupakan hakikat syari’at, namun hasilnya belum tentu, tergantung yang di langit. Kita wajib mencari, namun hasilnya kita serahkan kepada Allah.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ali bin Abi Thalib pernah menasehati Hasan dan Husein bahwa rizki itu ada dua macam yakni <em>rizqun tathlubuhu </em>(rizki yang kamu cari) dan <em>rizqun yathlubuka </em>(rizki yang mencari kamu). Namun Sayyidina Ali tidak memisahkan kedua-duanya: <em>rizqun tathlubuhu wa</em> <em>rizqun yathlubuka</em>. Karena rizqi ingin cepat sampai ya <em>tathlubuhu </em>(dicari) karena kalau menunggu yang <em>yathlubuhu, </em>bisa-bisa datangnya agak lama.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Saya pernah membaca dalam kitab tentang sufi, di antaranya ada kisah orang yang ingin menguji Allah SWT, apa iya ada rizqun <em>yathlubuka</em>, rizki yang mencari dan menghampirimu. Akhirnya ia tidak mau kerja, tidak mau berusaha dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Ia menyendiri di dalam gua di tengah hutan, ternyata lama-lama jatuh sakit dan mengerang-erang. Ada orang kampung sedang mencari kayu bakar mendengar suara mengerang-erang di dalam gua. Karena ia tidak berani masuk sendirian, ia memanggil orang-orang kampung lebih dulu. Maka masuklah orang-orang itu ke tengah gua, beramai-ramai. Melihat si sufi ini sakit dan kelaparan, mereka membuka nasi bekal kemudian menyuapi dan mengobatinya. Sambil disuap, si sufi tadi bergumam: “<em>Shadaqallah warrasul</em>”. Saya enggak <em>nyari</em> rizki, orang-orang datang ramai-ramai bawa timbel. Namun untungnya si sufi ini berpikir positif, wah tidak <em>nyari</em> saja dapat rizki, apalagi kalau saya mau usaha mencari.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kesadaran ‘<em>Antum fuqara ilallah</em>’ ini harus tertanam di dalam diri kita di semua bidang kehidupan, agar kita tidak mengkambing hitamkan dakwah. Misalnya menyesal menjadi da’i atau berada di dalam harakah dakwah ini karena hidup miskin atau pas-pasan.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="font-size: x-small;">Padahal bila kita berhenti berdakwah juga belum tentu jadi kaya. <em>Wa huwal ghaniyul hamid</em>. Dan Dialah Yang Maha Kaya lagi Terpuji, karena Dialah yang benar-benar memiliki dan menguasai segala sesuatu.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"> </span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b>Majalah Al Intima'</b> </span></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-12999313845857514442011-03-28T18:56:00.000-07:002011-03-28T18:56:10.390-07:007 Arahan Ustadz Hilmi AminuddinDPRa PKS KAPUK MUARA<br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-KXwYhKW4Z4Q/TYcaNJ-_THI/AAAAAAAAGbw/lYA3SzOOihA/s1600/Ust%2BHilmi%2BAminuddin3.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5586462676097125490" src="http://1.bp.blogspot.com/-KXwYhKW4Z4Q/TYcaNJ-_THI/AAAAAAAAGbw/lYA3SzOOihA/s400/Ust%2BHilmi%2BAminuddin3.gif" style="cursor: pointer; float: left; height: 119px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 100px;" /></a>Situasi yang kita hadapi sekarang adalah mata rantai dari ujian-ujian dakwah sebelumnya. Adalah sunatullah bahwa akan ada terus rekayasa untuk mengkerdilkan dakwah. Namun yang penting adalah bagaimana kemampuan kita untuk membuktikan dengan kerja nyata.<br />
<span id="fullpost"><br />
Kita sebagai dai dan daiyah diperintahkan oleh Allah SWT jika menghadapi sesuatu yang sulit, yang menghimpit, cepat kembali kepada Allah (<span style="font-style: italic;">fafirruu ilallah..</span>). Kemudian selesaikan dengan mentadabburi konsep Allah. “<span style="font-style: italic;">Afala yatadabbarunal Qur’an am ‘ala quluubin aqfaluha</span>.”<br />
<br />
Dari tadabur ayat-ayat Allah ini, maka dalam menghadapi berbagai masalah, ancaman dan makar, maka kita harus memiliki bekalan-bekalan yakni:<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(1) Atsbatu mauqifan </span>(menjadi orang yang paling teguh pendirian/paling kokoh sikapnya)<br />
<br />
• At-Tsabat (keteguhan) adalah tsamratus shabr (buah dari kesabaran).<br />
• Famaa wahanuu lima ashobahum fii sabiilillahi waaa dhoufu wamastakanuu…<br />
• “…mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar…” (3:146)<br />
• Keteguhan itu membuat kita tenang, rasional, obyektif dan mendatangkan kepercayaan Allah untuk memberikan kemenangan kepada kita.<br />
• Keteguhan sikap kadang-kadang menimbulkan kekerasan oleh karenanya perlu diimbangi dengan yang kedua.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(2) Arhabu shadran</span> (paling berlapang dada)<br />
<br />
• Bukan paling banyak mengelus dada.<br />
• Silakan bicara tetapi silakan buktikan.<br />
• Jika tidak ada lapang dada akan timbul kekakuan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(3) A’maqu fikran</span> (pemikiran yang mendalam)<br />
<br />
• Mendalami apa yang terjadi.<br />
• Jangan terlarut pada fenomena, tetapi lihatlah ada apa di balik fenomena tsb.<br />
• Ketika kita merespon pun akan objektif.<br />
• Respon-respon kita objektif, terukur, mutawazin (seimbang).<br />
• Pemikiran yang mendalam kadang-kadang membuat kita terjebak pada hal yang sektoral, maka harus segera diimbangi pula dengan yang bekal keempat:<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(4) Ausa’u nazharan</span> (pandangan yang luas)<br />
<br />
• Temuan sektoral perlu dicari.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(5) Ansyathu amalan</span> (paling giat dalam bekerja)<br />
<br />
• Sambil merespon sesuai dengan kebutuhan tetap kita harus giat bekerja.<br />
• Orang-orang tertentu saja yang menangani, selebihnya harus terus bergerak dalam kerangka amal jamai. Energi kita harus prioritas untuk membangun negeri.<br />
• Bekerja untuk Indonesia di segala sektor, struktur sampai tingkat desa, dan kader-kader yang mendapat amanah di pemerintahan. Fokuskan semua bekerja.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(6) Ashlabu tanzhiman</span> (paling kokoh strukturnya)<br />
<br />
• Kita jamaah manusia, ada kekurangan, ada kesalahan. Kita harus rajin membersihkannya. Seorang muslim ibarat orang yang tinggal di pinggir sungai dan mandi lima kali sehari. Jika sudah begitu, pertanyaannya: “Masih adakah daki-daki kita?”<br />
• Allah berfirman “wa qul jaal haq wa zahaqal bathil”. Secara fitrah jika al Haq muncul, maka kebatilan akan lenyap, oleh karena itu teruslah hadirkan al Haq dan mobilisir potensi kebaikan. Jika kita lengah mendzohirkan al-haq maka kebatilan yang tadinya marjinal akan tampil dan al-haq terbengkalai.<br />
• Hidup berjamaah adalah untuk memobilisir potensi-potensi kebaikan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(7) Aktsaru naf’an</span> (paling banyak manfaatnya)<br />
<br />
• Khoirunnas anfa’uhum linnas.<br />
• Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.<br />
• Buktikan bahwa jamaah ini banyak manfaatnya sehingga berhak mendatangkan pertolongan Allah dan pertolongan kaum Mukminin.<br />
<br />
Jika tujuh hal itu dilakukan untuk menghadapi tantangan dan rekayasa, insya Allah dakwah ini akan semakin kokoh dan semakin diterima untuk menghadirkan kebajikan-kebajikan yang diharapkan oleh seluruh bangsa.<br />
<br />
*Disampaikan dalam Acara DPW PKS Jabar di Lembang, 19 Maret 2011<br />
<br />
*posted: <a href="http://pkspiyungan.blogspot.com/">pkspiyungan.blogspot.com</a></span></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-62098104930283103082011-03-07T18:01:00.000-08:002011-03-07T18:01:53.065-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://lh4.googleusercontent.com/-mVlK8aPR_sU/TXWMoZGVqiI/AAAAAAAAAH8/vEMHPRdK8sI/s1600/P1010557.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://lh4.googleusercontent.com/-mVlK8aPR_sU/TXWMoZGVqiI/AAAAAAAAAH8/vEMHPRdK8sI/s320/P1010557.JPG" width="320" /></a></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-39209237435964537362011-02-25T22:51:00.001-08:002011-02-25T22:51:38.496-08:00DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 255); font-family: Tahoma,Verdana; font-size: 13px;"><h5 style="font-size: 30px; font-weight: lighter; color: rgb(153, 204, 0);"> Abdillah Onim, WNI Pertama Menikahi Gadis Gaza</h5> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Alhamdulillah, berkat pertolongan ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, Abdillah Onim, relawan MER-C Indonesia yang sedang menjalankan tugasnya di Gaza untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia, mempersunting seorang Muslimah warga Jabaliya bernama Rajaa Al-Hirthani.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Proses pernikahan Abdillah, terbilang unik dikarenakan untuk pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, di Jalur Gaza. Selain itu, setelah beberapa kali meminang beberapa muslimat di Jalur Gaza, mulai dari Khan Younis, Shija’iya, Gaza, akhirnya Abdillah menemui pelabuhan hatinya di Jabaliya, sebuah kota kecil yang religius, berpenduduk sangat padat dengan jumlah lebih dari 70.000 jiwa.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Diperkenalkan oleh beberapa sahabat bernama, Abdillah bertemu dengan calon istrinya dengan proses yang cukup islami, dengan cukup melihatnya satu kali, kemudian dilanjutkan dengan salingistikharah, untuk menentukan sikap apakah mereka saling menyetujui untuk membina rumah tangga.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Setelah istikharah, akhirnya mereka memutuskan untuk saling menerima. Proses pernikahan ini terbilang sangat unik juga, bertemu satu kali, tiga hari kemudian saling menerima, hari ke empat melamar, hari kelima penyerahan mahar, dan hari ke enam ijab qabul.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Saat melamar sang pujaan hatinya, selain ditemani oleh seluruh Tim Relawan Pembangunan RS Indonesia yang saat ini seluruhnya berjumlah 7 orang, Abdillah Onim juga ditemani oleh Ketua IHH Cabang Gaza, Muhammad Kaya. Berbeda dengan proses lamaran di Indonesia, proses melamar di Gaza terbilang sangat sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa orang, kemudian menyepakati beberapa hal, seperti jumlah mahar, tanggal penyerahan mahar dan tanggal ijab qabul kemudian ditutup dengan doa.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Mengambil tempat di belakang rumah calon mempelai wanita dengan dihadiri oleh beberapa pejabat dari Pemerintah Gaza, Rabu (16/02), prosesi acara penyerahan mahar pun terbilang sangat sederhana dan hanya berlangsung kurang dari 20 menit. Mewakili keluarga Abdillah Onim, Shaikh Yakub Ismail Sulaiman, menyampaikan rasa terima kasih dan syukur yang mendalam kepada ALLAH<span> </span><i>Subhanahu wa Ta’ala</i>karena ini adalah pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, dan pihak keluarga calon mempelai wanita menerima dengan tulus dan ikhlas pinangan Abdillah. Kemudian mahar sejumlah 3.000 USD pun diserahterimakan kepada orang tua laki-laki si mempelai wanita. Tampak hadir dalam acara tersebut, Walikota Bayt Lahiya, Dirjen Kementrian Transportasi, Perwakilan dari UIG (Universitas Islam Gaza), dan beberapa pejabat lainnya. Acara ditutup dengan doa, dilanjutkan makan manisan ala Gaza.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Keesokan harinya, Kamis 17 Februari 2011 tepat pukul 10.10 WG, bertempat di Mahkamah Pernikahan kota Jabaliya, Abdillah Onim mengucapkan Ijab Qabulnya. Bertindak sebagai wali dalam pernikahan tersebut adalah ayah mempelai wanita, dengan 2 orang saksi yaitu Shaikh Ya’kub Ismail Sulaiman dan Ibrahim Al-Hirthani. Abdillah tak kuasa menahan harunya, dengan suara nyaris tak terdengar deraian air mata membahasi pipinya tatkala mengucapkan ijab qabul. Resmilah Abdillah menyandang predikat sebagai seorang suami. Semua rekan-rekan relawan Indonesia memeluk Abdilah Onim, rasa bahagia dan haru menyelimuti semua relawan Indonesia. Subhanallah, ALLAH benar-benar menyayangi hamba-Nya.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Proses, pernikahan Abdillah juga diliput oleh berbagai media di Gaza, seperti<span> </span><i>Felesteen al ann</i><span> </span>dan Koran Risalah Palestina.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Sebagai seorang relawan yang bergabung di MER-C sejak tahun 1999, kehidupan Abdillah Onim memang sangat sederhana. Ia berasal dari sebuah daerah di wilayah Timur Indonesia yaitu Galela, kabupaten Halmahera Utara, provinsi Maluku Utara. Abdillah berangkat ke Gaza tujuh bulan yang lalu dengan meninggalkan ibu, keluarga, dan sanak familinya, begitu juga dengan pekerjaan yang menjadi penghidupannya sehari-hari. Tidak terbayang sedikitpun bahwa dia akan memperoleh istri warga Gaza.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Awalnya terasa berat tatkala pihak keluarga calon istri, meminta mahar sejumlah 3.000 USD. Tidak terbayang darimana uang sebanyak itu bisa dia siapkan. Sebagai seorang relawan yang bekerja tulus ikhlas, Abdillah memang sama sekali tidak mengharapkan imbalan atas apa yang dikerjakannya. Namun rekan-rekan sesama relawan Indonesia senantiasa men-support-nya, agar dia serahkan semuanya kepada ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Lima jam sebelum penyerahan mahar, uang yang dimiliki oleh Abdillah jauh dari mencukupi sejumlah tersebut.</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Namun, ALLAH yang Maha Kaya, ALLAH lah yang mencukupkan seorang hamba tatkala dia akan menikah sebagaimana firman ALLAH Subhanahu wa ta’ala “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang<span> </span><i>mujahid fi sabilillah</i>, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)</p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);">Maha Benar ALLAH dengan segala Firman-Nya, tepat beberapa jam sebelum mahar diserahkan, ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberikan rizki-Nya kepada sang hamba lewat sahabat-sahabat yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuannya. Abdillah sangat terharu dengan pertolongan dari ALLAH yang datang seketika dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada ALLAH atas limpahan kasih sayang yang diberikan-Nya. Tak lupa pula ucapan terima kasih atas segala bantuan yang tak ternilai harganya. Semoga ALLAH Subhanahu wa Ta’ala membalas segala kebajikan para sahabat, teman, saudara semuanya dengan balasan yang lebih baik lagi.<span> </span><b>(Nur Ikhwan Abadi – Relawan Pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza)<br /> </b></p> <p style="font-size: 14px; color: rgb(0, 0, 0);"><b><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=5340">http://sahabatalaqsha.com/nws/</a></b></p></span>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-9865021399345638292011-02-25T08:13:00.000-08:002011-02-25T08:14:09.994-08:00Hak Angket dan Politik Integritas PKSDPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><h1 id="yui_3_2_0_2_129865034352162" class="yiv298785671singlePageTitle"> <a id="yui_3_2_0_2_129865034352161" rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2011/02/hak-angket-dan-politik-integritas-pks.html">Hak Angket dan Politik Integritas PKS</a> </h1><br /><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><img alt="http://i405.photobucket.com/albums/pp135/djoenn_vedder/logo20buletin123_1.jpg" src="http://i405.photobucket.com/albums/pp135/djoenn_vedder/logo20buletin123_1.jpg" width="183" height="320" /><span style="font-size: small;"><span> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>“Kalau masih punya harga diri, kehormatan dan integritas harusnya (Golkar dan PKS) mundur. Ini masalah integritas," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit (</span><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.detik.com/"><span>www.detik.com</span></a><span>). Pendapat ini dilontarkan pria yang kerap tampil dengan rambut berkuncir itu menanggapi kekalahan para pendukung hak angket pajak saat voting, Selasa malam. Benarkah PKS tak memiliki integritas?</span></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"> </div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Ada empat partai yang mendukung hak angket mafia pajak: PDIP, Partai Golkar, PKS dan Hanura. Dari keempat partai itu, keberadaan PKS jelas sangat menarik untuk dicermati. Mengapa PDIP, Partai Golkar dan Hanura tidak menarik? Begini penjelasannya.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Kita mulai dari PDIP. Sebagai partai yang sedari awal berada dalam barisan oposisi, dukungan PDIP jelas sangat tak mengejutkan. Bersikap kritis dan berseberangan dengan pemerintah adalah konsekuensi logis sebagai partai oposisi. Tugas mereka memang seperti itu. Tak lebih dan tak kurang. Konsistensi sikap sebagai oposisi akan sangat menguntungkan bagi pencitraan di mata publik, terlebih banyak petinggi mereka yang tersandung kasus korupsi. Selain itu, dukungan pada hak angket mafia pajak juga bisa diartikan untuk menaikkan posisi tawar mereka. Maklum, belakangan semakin kencang berhembus kabar “kemesraan” PDIP dan PD. Ketakhadiran delapan anggota DPR dari PDIP saat voting, termasuk Taufik Kiemas, dapat diletakkan pada konteks ini.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Bagaimana dengan Hanura? Setali tiga uang dengan PDIP. Keberadaan sebagai partai oposisi membuat Hanura tak punya pilihan lain yakni tetap bersuara lantang terhadap pemerintah. Apalagi jumlah kursi mereka yang sedikit, membuat bargaining position mereka pun rendah. </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Bagi PDIP dan Hanura, mendukung hak angket mafia pajak, bisa dipastikan tak memiliki dampak negatif. Yang ada justru citra mereka tetap terjaga sebagai “watchdog” pemerintah. Tak ada ancaman reshuffle karena tak ada kader mereka yang menjadi menteri di pemerintahan.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Sekarang kita lihat Partai Golkar. Bukankah mereka menjadi bagian koalisi? Ya. Kalau demikian, mereka berani menanggung resiko paling pahit yakni dikeluarkan dari pemerintahan SBY? Bisa ya, bisa tidak. Satu yang pasti, langkah ini sudah mereka kalkulasi sedemikian cermat. PG memiliki jumlah kursi signifikan di DPR. Ini membuat posisi tawar mereka sangat tinggi. PD akan berpikir ratusan kali untuk mengeluarkan PG dari barisan koalisi. Kondisi ini membuat PG bebas bermanuver, melakuka politik zig-zag, yang membuat PD gerah dan kebat-kebit. Tapi PG sangat percaya diri. Mereka haqul yakin PD tak akan berani bertindak. Paling jauh hanya menggertak. Kecuali, jika PD berhasil membujuk PDIP, maka posisi PG menjadi rawan. Tapi, itu sulit terjadi, selama Megawati masih ada di tubuh Moncong Putih. Kesimpulannya: hampir tak ada konsekuensi berat bagi PG dengan mendukung hak angket mafia pajak. Posisi mereka aman, <i>the untouchable party.</i></span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span><i> </i> </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Pada titik inilah mengapa posisi PKS menjadi sangat menarik. Dengan jumlah kursi hanya 57, posisi mereka tak aman. Sederhananya begini: PKS adalah partai yang paling memungkinkan menerima pil pahit akibat mendukung hak angket mafia pajak. Mereka sangat rentan didepak oleh SBY, berbeda dengan PG. Pertanyaannya: mengapa PKS mengambil posisi ini? Inilah politik integritas. </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Integritas adalah melakukan apa yang dikatakan. Mengerjakan apa yang dituliskan. PKS adalah partai yang menjunjung tinggi moralitas dan kejujuran. <i>Tagline</i> mereka pun jelas: <i>Bersih, Peduli dan Profesional.</i> Visi dan misi PKS yang menginginkan negeri ini adil dan sejahtera secara gambling tertulis di AD/ART-nya. Untuk mencapai itu, tentu saja bangsa ini harus dibersihkan dari korupsi. Mendukung hak angket mafia pajak adalah ikhtiar PKS mewujudkan visi dan misinya tersebut. </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Kecuali itu, dengan mendukung hak angket, PKS secara konsisten menjalankan fungsi kepartaian: sebagai artikulator dan aggregator. Silent majority bangsa ini sudah pasti muak dengan ulah Gayus yang menjadi mafia pajak. Silent majority negeri ini sudah tentu jengah dengan korupsi yang terus merajalela. Tapi mereka tak bersuara. Diam. Dan PKS dengan cerdas menangkap “suara” ini dengan mengartikulasikannya dan mengagregasikanya di legislatif.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Loh, bukankah PKS bagian koalisi? Dan bukankah sudah sepantasnya patuh dengan aturan koalisi? Musyarokah harus ditempatkan pada posisi yang sebenarnya. Berkoalisi sangat dianjurkan selama untuk kebaikan dan menyuarakan kebenaran. Lalu, jika ada kebenaran yang hendak ditutupi, masihkah kita berdiam diri dan malah mendukungnya? Berkoalisi bukan berarti kita tunduk patuh. Justru harus tetap kritis, terutama di parlemen. Bukankah disaat anggota dewan PKS kritis di legislatif, disaat yang sama kader-kader terbaik PKS bekerja keras di pemerintahan? Inilah koalisi yang indah. </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Lembar sejarah Islam sudah terlalu banyak mengajarkan kita untuk bersikap kritis kepada penguasa. Simaklah kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. Suatu hari ia naik mimbar dan berkhutbah, "Wahai, kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti ini?" (lalu beliau memiringkan kepalanya).</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Seorang sahabat menghunus pedangnya. Sambil mengisyaratkan gerakan memotong leher, ia berkata, "Kami akan melakukan ini."</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Umar bertanya, "Maksudmu, kau akan melakukannya terhadapku?" </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Orang itu menjawab, "Ya!"</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Lalu Umar berkata, "Semoga Allah memberimu rahmat! Alhamdulillah, yang telah menjadikan di antara rakyatku orang apabila aku menyimpang dia meluruskan aku."</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Untuk menjalankan politik integritas sangatlah tidak mudah. Godaan kekuasaan selalu datang. Betapa banyak partai yang akhirnya tergelincir. Awalnya menjadi oposisi, namun karena diiming-imingi “permen kekuasaan”, partai tersebut tak kuasa menolak.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Politik integritas hanya bisa dilakukan oleh partai yang berideologi kuat. Yang memiliki akidah yang menghujam hingga ke dalam jiwa. Yang memiliki hati nurani. Yang menjadikan kekuasaan hanya ditangan, bukan dihati. Yang siap dengan segala konsekuensi terjelek sekalipun. Yang tak segan menyuarakan kebenaran meski pahit adanya.</span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Jadi, sesungguhnya, siapakah yang tak memiliki intergritas itu, Pak Arbi? </span></span></div><div class="yiv298785671MsoNormal" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>(<b>erwynkurniawan</b>) </span></span> </div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-54778392754654304332011-02-22T00:19:00.000-08:002011-02-22T00:21:32.510-08:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-kdf3cg7mkmc/TWNx8zyZIhI/AAAAAAAAAG8/ZnJ1dYAqAsw/s1600/pks.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 252px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-kdf3cg7mkmc/TWNx8zyZIhI/AAAAAAAAAG8/ZnJ1dYAqAsw/s320/pks.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5576426053122466322" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><br />Keanggotaan PK Sejahtera<br /><br /><br />Syarat Keanggotaan Partai Keadilan<br />Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota Partai keadilan, dengan syarat (Pasal 1 dan 2)<br /><br />Warga Negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan.<br />Berusia tujuh belas tahun ke atas, atau sudah menikah.<br />Berkelakuan baik.<br />Setuju dengan visi, misi, dan tujuan partai.<br />Mengajukan permohonan menjadi anggota partai kepada Sekretariat Pusat melalui Dewan Pimpinan Daerah.<br />Melaksanakan dan disiplin dengan kewajiban-kewajiban keanggotaan.<br />Mengucapkan janji setia pada prinsip-prinsip dan disiplin partai, sesuai dengan jenis atau jenjang keanggotaannya.<br />Jenis dan jenjang Keanggotaan (Pasal 3)<br /><br />Anggota kader pendukung, yang terdiri dari:<br />Anggota Pemula yaitu mereka yang mengajukan permohonan untuk menjadi anggota partai dan terdaftar dalam keanggotaan partai yang dicatat oleh Dewan Pimpinan Cabang setelah lulus mengikuti Training Orientasi Partai.<br />Anggota Muda yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar satu.<br />Anggota Kader Inti, yang terdiri dari:<br />Anggota Madya yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar dua.<br />Anggota Dewasa yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat lanjut.<br />Anggota Ahli yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi.<br />Anggota Purna yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli.<br />Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan partai dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Pengangkatan Anggota (Pasal 4)<br /><br />Pengangkatan Anggota Pemula adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Pemula dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia bersama dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, komitmen kepada visi, misi, dan tujuan Partai Keadilan serta melaksanakan kewajiban keanggotaan, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�.<br /><br />Pengangkatan Anggota Muda adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Muda dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia bersama dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, menjalankan syari�at-Nya, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menjalin ukhuwah islamiyah dengan sesama anggota Partai Keadilan serta kaum muslimin lainnya, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�.<br /><br />Pengangkatan Anggota Madya adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Madya dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji kepada Allah yang Maha Agung untuk beramal bersama Partai Keadilan dalam rangka membela syari�at-Nya serta berda�wah kepada-Nya dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya katakan�.<br /><br />Pengangkatan Anggota Dewasa adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Dewasa dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji setia kepadamu untuk mendengar dan ta�at dalam menta�ati Allah, RasulNya serta jihad di jalan-Nya dalam kondisi giat maupun malas dalam keadaan mudah maupun sulit dengan bergabung dengan bergabung dalam Partai Keadilan dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya katakan �.<br /><br />Pengangkatan Anggota Ahli adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Ahli dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji kepada Allah Yang Maha Agung untuk berpegng teguh kepada ajaran Islam, untuk berjihad di jalan-Nya, untuk memenuhi syarat-syarat keanggotaan Partai Keadilan dan kewajiban-kewajibannya, dan untuk mendengar dan taat kepada pimpinannya dalam keadaan suka maupun tidak suka - selain maksiat- sekuat kemampuan yang ada untuk melaksanakannya. Untuk itulah saya berjanji setia, dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan.�<br /><br />Pengangkatan Anggota Purna adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Purna dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji kepada Allah Yang Maha Agung untuk berpegng teguh kepada ajaran Islam, untuk berjihad di jalan-Nya, untuk memenuhi syarat-syarat keanggotaan Partai Keadilan dan kewajiban-kewajibannya, dan untuk mendengar dan taat kepada pimpinannya dalam keadaan suka maupun tidak suka - selain maksiat- sekuat kemampuan yang ada untuk melaksanakannya. Untuk itulah saya berjanji setia, dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan.�<br /><br />Pengangkatan Anggota Kehormatan adalah sebagai berikut:<br />Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Kehormatan dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.<br />Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:<br />بسم الله الرحمن الرحيم<br />اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /><br />�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, komitmen kepada visi, misi, dan tujuan Partai Keadilan serta memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi kemajuan dan perkembangan Partai Keadilan, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�<br /><br />Prosedur Pengangkatan Anggota (Pasal 5)<br /><br />Pengesahan pengangkatan anggota dilakukan dalam sebuah forum resmi partai.<br /><br />Setiap anggota yang diangkat dan atau disahkan keanggotaannya harus telah lulus seleksi yang dilakukan oleh panitia penseleksian anggota yang dibentuk oleh partai.<br />Setiap anggota yang diangkat harus membaca dan menanda tangani naskah janji setia yang dimaksud pasal 4 ketetapan ini.<br />Pimpinan tingkat struktur terkait turut menandatangani sebagai saksi naskah janji setia yang dimaksud ayat 3 pasal ini.<br />Naskah janji setia yang telah melalui proses ayat 3 dan 4 pasal ini selanjutnya diserahkan secara resmi kepada anggota yang bersangkutan.<br />Hak-Hak Umum Anggota (Pasal 6)<br /><br />Hak takaful (sepenanggungan) dan tadhamun (solidaritas) dari partai dan dari sesama anggota sesuai dengan perintah Islam.<br />Hak mengemukakan pendapat sesuai dengan adab Islami dan tertib struktural.<br />Hak mengajukan inisiatif dan kreasi dalam berbagai bentuk usulan.<br />Hak menuntut hak, membela diri, mengajukan perkara dan naik banding.<br />Hak-Hak Khusus Anggota (Pasal 7)<br /><br />Hak-hak khusus Anggota Pemula adalah sebagai berikut:<br />Hak ikut dalam acara-acara resmi kepartaian tingkat cabang.<br />Hak ikut dalam pelatihan-pelatihan kepartaian.<br />Hak memperoleh kartu anggota.<br />Hak-hak khusus Anggota Muda adalah sebagai berikut:<br />Hak ikut dalam acara-acara resmi kepartaian tingkat daerah.<br />Hak ikut dalam pelatihan-pelatihan kepartaian.<br />Hak memperoleh kartu anggota.<br />Hak-hak khusus Anggota Madya, Dewasa, Ahli dan Purna adalah sebagai berikut:<br />Hak ikut serta dalam pemilihan dan pencalon an pada berbagai lembaga dan badan-badan partai.<br />Hak ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan partai, bersuara dalam pengambilan keputusan-keputusan lembaga di mana ia ada di dalamnya.<br />Hak memberikan nasihat, mengkritik, mengevaluasi, mengemukakan pendapat dan usulan secara bebas merdeka.<br />Hak perlindungan dari segala bentuk kesewenang-wenangan atau kemudlaratan, atau perlakuan zhalim yang menimpa anggota yang disebabkan karena mengemukakan pendapat, atau melaksanakan tujuan dan arahan partai.<br />Hak memperoleh pembelaan terhadap dirinya di depan Dewan Syari�ah dan di depan peradilanumum.<br />Hak memperoleh kartu anggota.<br />Hak-hak khusus anggota kehormatan adalah sebagai berikut:<br />Hak ikut serta dalam acara-acara resmi yang dilaksanakan partai.<br />Hak mengajukan saran dan usul baik diminta atau tidak.<br />Hak memperoleh kartu anggota.<br />Kewajiban Anggota (Pasal 12)<br /><br />Dalam segala aktivitasnya senantiasa bertolak dari perspektif nilai-nilai moral, keadilan dan kebenaran universal.<br />Berpegang teguh pada pemahaman partai terhadap Islam yang berlandaskan Kitab dan Sunnah dan yang telah dijabarkan dalam Ketetapan-ketetapan Musyawarah Nasional dan Majelis Syuro.<br />Mengikuti program pembinaan keislaman yang diselenggarakan oleh partai.<br />Melakukan pembelaan terhadap prinsip-prinsip partai dari segala usaha yang mendiskreditkan dengan cara yang dibenarkan sejauh kemampuannya.<br />Menjadi contoh dalam berkorban demi membela kebenaran dan menegakkan keadilan, melindungi dan membela tanah air dan kemerdekaannya, menjaga kesatuan dan persatuan.<br />Bekerja keras memperkokoh kedudukan Partai, mewujudkan tujuan dan cita-citanya.<br />Komitmen dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai dalam sikap dan perilaku.<br />Berusaha secara sungguh-sungguh merealisasikan program-program partai.<br />Komitmen dengan pertemuan-pertemuan partai.<br />Berusaha secara sungguh-sungguh menyatukan unsur-unsur bangsa dan memantapkan persaudaraan antar mereka.<br />Membiasakan bermusyawarah sebagai kepriba dian, menghormati pendapat orang lain, komit men dengan pendapat mayoritas, melaksanakan keputusan-keputusan pimpinan, dan mema tuhinya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip partai.<br />Berusaha memperkuat hubungan Partai dengan rakyat dan bekerja untuk memperoleh pen dukung.<br />Menghindari sikap, perkataan atau perbuatan yang bertentangan dengan tujuan Partai.<br />Menjaga dan melindungi serta menjamin amanah yang dipercayakan kepadanya.<br />Menjaga dan memelihara keamanan Partai serta sarana-sarana yang dimilikinya.<br />Berpegang teguh kepada peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan dan sikap-sikap partai terhadap permasalahan umum..<br />Secara teratur membayar iuran bulanan atau tahunan sesuai dengan aturan keuangan partai.<br />Menyerahkan iuran, infaq dan shadaqah hartanya kepada partai.<br />Berusaha mencari pembiayaan partai dalam bentuk sumbangan, wasiat, waqaf dan lain sebagainya.DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-88735663067251690972011-02-21T23:05:00.000-08:002011-02-22T00:03:12.120-08:00Taujih Sambut Mukernas PKS 2011<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-zgYUXvy-n_8/TWNtmWubSlI/AAAAAAAAAGk/b6zjMYqpbkY/s1600/Logo-Mukernas.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-zgYUXvy-n_8/TWNtmWubSlI/AAAAAAAAAGk/b6zjMYqpbkY/s320/Logo-Mukernas.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5576421269317569106" border="0" /></a><br /><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br />Taujih Sambut Mukernas PKS 2011<br />by Partai Keadilan Sejahtera on Monday, 14 February 2011 at 07:42<br />Oleh : Cahyadi Takariawan*<br /><br />Apa makna menjadi pengurus organisasi dakwah bagi para kader? Tentu<br />sangat banyak maknanya, namun saya mengajak anda melihat dari dua<br />aspek ini saja: lahan kontribusi dan lahan kaderisasi. Dua makna<br />penting yang harus menjadi cara pandang kita dalam kehidupan<br />berstruktur atau berorganisasi dakwah.<br /><br />Pertama adalah lahan kontribusi. Organisasi dakwah telah mendidik dan<br />menyiapkan banyak kader dengan beragam potensi dan keahlian. Semua<br />potensi dan semua keahlian yang dimiliki para kader sangat bermanfaat<br />bagi organisasi dalam mengelola semua aktivitas dan programnya untuk<br />mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan dilibatkannya para kader<br />dalam struktur kepengurusan, telah menjadi lahan berkontribusi yang<br />nyata untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki.<br /><br />Ada potensi administrasi, ada potensi kepemimpinan, ada potensi<br />manajerial, ada potensi loby, ada potensi ekonomi, sosial, politik,<br />pendidikan, kesehatan, hukum dan lain sebagainya. Keseluruhan potensi<br />tersebut diwadahi dalam bingkai struktur organisasi, menempatkan orang<br />yang tepat pada posisi yang tepat sesuai kemampuan, keahlian dan<br />potensi yang dimiliki. Dengan manajemen yang tepat, semua potensi<br />diolah dalam sebuah orkestra kepengurusan yang harmonis, sehingga<br />menghasilkan simponi yang indah, teratur, berirama dan terarah.<br /><br />Orkestra bisa kacau, atau menghasilkan lagu yang tidak enak didengar,<br />sumbang dan tidak serasi, karena ada bagian dari pemain orkestra yang<br />tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa tidak melaksanakan<br />tugas dengan baik? Bisa jadi karena tidak sesuai kemampuan dan<br />keahliannya. Ahli gitar yang diminta memainkan biola tentu tidak akan<br />menghasilkan harmoni yang tepat. Bisa jadi pula karena kualitas dan<br />integritas pribadi yang bersangkutan, yang tidak memiliki kemampuan<br />untuk bekerja dalam tim, atau tidak memiliki obsesi serta cita-cita<br />kemajuan dan perbaikan. Dia tidak peduli kalau konser orkestra<br />tersebut berantakan dan tidak sukses.<br /><br />Dalam perspektif ini, menjadi pengurus organisasi dakwah di level<br />apapun, di pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan ataupun<br />desa/kelurahan, menjadi lahan bagi kader untuk mengkontribusikan<br />waktu, tenaga, pemikiran dan semua potensi yang dimiliki bagi<br />tercapainya tujuan-tujuan organisasi dakwah. Keterlibatan dalam<br />struktur organisasi menjadi sarana tersalurkannya berbagai kemampuan<br />dan keahlian kader, yang sesuai dengan dinamika internal dan eksternal<br />organisasi tersebut. Ini merupakan makna yang penting, dimana segala<br />potensi kader bisa tersalurkan dalam wahana dan sarana yang tepat<br />untuk dikontribusikan bagi pencapaian tujuan.<br /><br />Pada sisi yang lain, organisasi dakwah dipenuhi oleh para kader yang<br />memang memiliki kapasitas yang memadai sehingga menyebabkan organisasi<br />menjadi dinamis dan memiliki keunggulan kompetitif. Pada akhirnya<br />bertemulah antara lahan kontribusi kader dengan kebutuhan organisasi<br />dakwah yang dinamis. Potensi kader terkontribusikan secara optimal,<br />pada saat yang sama organisasi dakwah menjadi kuat dan unggul karena<br />dikelola oleh para kader yang penuh potensi.<br /><br />Namun jangan hanya memandang posisi kepengurusan hanya dari segi lahan<br />kontribusi kader saja, harus digenapkan cara pandang kita dengan<br />memahami bahwa kepengurusan organisasi dakwah adalah lahan kaderisasi.<br />Inilah makna kedua dari kepengurusan organisasi dakwah, dan merupakan<br />makna yang sangat penting bagi sebuah organisasi kader. Menjadi<br />pengurus organisasi adalah lahan melakukan kaderisasi, dimana setiap<br />saat, setiap periode kepengurusan, kader datang silih berganti mengisi<br />pos-pos yang tepat bagi dirinya.<br /><br />Di sisi ini terjadi sesuatu yang unik, karena kedua makna ini bisa<br />dipandang sebagai sesuatu yang sinergis, namun bisa juga dipandang<br />sebagai sesuatu yang kadang bertubrukan kepentingan. Dalam perspektif<br />sinergis, kepengurusan dalam organisasi dakwah adalah lahan kontribusi<br />bagi potensi kader yang sekaligus menjadi lahan kaderisasi struktural.<br />Namun dalam sisi yang bersebelahan, kadang organisasi harus memilih<br />beberapa personal kader saja untuk menempati pos-pos kepengurusan,<br />sementara kader jumlahnya sangat banyak yang tidak mungkin tertampung<br />semua dalam struktur kepengurusan. Tentu ini pilihan yang sulit.<br /><br />Dalam setiap prosesi pergantian kepengurusan organisasi dakwah lewat<br />mekanisme Musyawarah, selalu ada suasana khas. Ada pengurus lama yang<br />sudah berpengalaman dan bertambah ilmunya karena telah melaksanakan<br />amanah kepengurusan selama satu atau dua periode, namun ada sangat<br />banyak kader potensial yang siap menempati pos-pos kepengurusan,<br />dengan menjadi pengurus baru.<br /><br />Para pengurus lama telah menjadi senior, yang karena memiliki<br />pengalaman struktural pada periode sebelumnya, menjadi bertambahlah<br />ilmu, pengetahuan, kecerdasan, ketrampilan dan kemampuannya dalam<br />menjalankan amanah organisasi. Potensi mereka bertambah besar dan<br />sangat penting untuk dikontribusikan bagi organisasi dakwah. Namun,<br />para senior harus pandai menempatkan diri agar tidak terjebak dalam<br />sebuah suasana status quo, dimana merasa mapan dengan posisi<br />struktural dalam organisasi dakwah sehingga tidak mau digeser atau<br />diganti.<br /><br />Jika kepengurusan jumud dan statis, tidak memberikan kesempatan kepada<br />kader baru untuk terlibat dalam struktur organisasi, akan menyebabkan<br />kaderisasi mandeg. Kader-kader baru yang terus bermunculan tidak<br />mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran dan pengalaman<br />berstruktur, pada saat yang bersamaan organisasi bisa mengalami<br />kejumudan karena diisi oleh wajah-wajah lama. Untuk itu, pengalaman<br />berstruktur perlu dibuka seluas-luasnya bagi kader-kader baru, agar<br />terjadi dinamisasi dan percepatan kaderisasi.<br /><br />Hal ini tentu saja tidak menghalangi bagi organisasi untuk tetap<br />mempertahankan beberapa personal lama di beberapa posisi yang dianggap<br />penting dan perlu diisi oleh senior berdasarkan pertimbangan strategis<br />yang ada pada waktu itu. Ada tokoh-tokoh senior yang memang sangat<br />diperlukan untuk menjaga organisasi, namun perlu banyak kader baru<br />yang harus segera dimunculkan. Komposisi tua – muda atau senior –<br />yunior ataua lama – baru menjadi penting untuk menjaga agar organisasi<br />menjadi seimbang dengan adanya kebijakan dan hikmah dari para senior,<br />namun tetap menggelorakan semangat kader-kader muda.<br /><br />Pada konteks kaderisasi struktural seperti ini, ada banyak kesadaran<br />besar yang harus dibangun di hati dan benak semua kader.<br /><br />Kesadaran pertama, bahwa kontribusi dakwah tidak selalu dan tidak<br />harus dibangun dalam wadah kepengurusan formal. Sangat banyak lahan<br />kontribusi untuk menyumbangkan segala potensi yang kita miliki di<br />jalan dakwah. Menjadi pengurus adalah salah satu lahan kontribusi,<br />namun tidak mungkin semua kader tertampung dalam struktur kepengurusan<br />formal. Struktur organisasi dakwah selalu lebih sempit dibandingkan<br />dengan jumlah dan potensi kader yang dimiliki. Purna kepengurusan<br />tidak berarti purna kontribusi bagi dakwah, karena kontribusi bisa<br />diberikan dalam berbagai bidang amal salih yang sangat luas.<br /><br />Kesadaran kedua, bahwa pengalaman berstruktur dalam organisasi dakwah<br />merupakan bagian utuh dari proses tarbiyah (pembinaan dan<br />pengkaderan). Oleh karena itu, para senior harus memberikan tempat dan<br />kesempatan yang luas bagi para kader muda untuk mengalami dan<br />merasakan pengalaman berstruktur tersebut. Pemunculan kader menjadi<br />pengurus baru merupakan sebuah akselerasi pergerakan dakwah, agar<br />semakin banyak kader memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengalaman<br />berstruktur. Dengan demikian, organisasi dakwah telah menyiapkan aset<br />yang besar bagi upaya membangun masa depannya.<br /><br />Kesadaran ketiga, bahwa penempatan kader dalam struktur kepengurusan<br />merupakan amanah dakwah, bukan sebuah pemuliaan atau penghormatan.<br />Artinya, jika ada pengurus baru menggantikan pengurus lama, para<br />pengurus baru ini tengah menerima amanah untuk ditunaikan dengan<br />sepenuh tanggung jawab dan dedikasi, sedangkan para pengurus lama yang<br />tidak lagi mendapatkan amanah kepengurusan bukanlah pihak yang<br />dicampakkan. Kalau menjadi pengurus dimaknai sebagai pemuliaan, maka<br />tatkala tidak terpilih menjadi pengurus akan dimaknai sebagai<br />pembuangan, pencerabutan atau pencampakan potensi. Padahal sama sekali<br />tidak seperti itu maknanya.<br /><br />Kesadaran keempat, tidak ada rumus pengistimewaan bagi para senior.<br />Dalam organisasi dakwah, senioritas tidak dimaknai dalam konteks<br />pragmatis, misalnya diutamakan dalam penempatan kepengurusan, atau<br />didahulukan dalam penempatan di jabatan publik, diutamakan dalam<br />fasilitas, dan seterusnya. Kepemimpinan bukanlah proses yang terjadi<br />secara “urut kacang”, dimana setiap kader bisa menghitung kapan<br />kesempatan menjadi pemimpin. Tidak seperti itu rumusnya. Untuk<br />menempati posisi kepemimpinan tidak selalu diambil dari orang yang<br />paling senior atau lebih senior, namun lebih kepada pertimbangan<br />kemaslahatan dalam pengertian yang luas. Hal ini penting dipahami,<br />agar kader yang merasa senior tidak tersinggung ketika dirinya tidak<br />ditempatkan dalam posisi kepemimpinan di struktur organisasi.<br /><br />Kesadaran kelima, bahwa pergantian kepengurusan adalah sebuah<br />keniscayaan. Organisasi perlu diisi berbagai potensi, perlu<br />diregenerasi, perlu disegarkan dengan adanya pergantian. Proses<br />pergantian kepengurusan menandakan denyut kaderisasi berjalan dengan<br />lancar. Tidak mungkin selamanya kader menjadi pengurus organisasi,<br />harus ada batas waktunya. Maka silih berganti kader datang dan pergi<br />mengisi pos-pos struktur organisasi, untuk berkontribusi, dan menjadi<br />lahan kaderisasi.<br /><br />Kesadaran keenam, bahwa purna kepengurusan berarti memiliki kesempatan<br />lebih luas untuk aktualisasi potensi di tengah kehidupan masyarakat,<br />bangsa dan negara. Setelah berkontribusi melalui struktur organisasi<br />dakwah, terbentuklah pendewasaan, pengalaman, kemampuan, ketrampilan<br />yang didapatkan selama masa kepengurusan berlangsung. Hal ini menjadi<br />modal dan bekal untuk membangun ketokohan sosial, membangun jejaring<br />sosial, membangun kredibilitas publik, untuk mengambil peran-peran<br />kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan lebih lanjut.<br /><br />Kesadaran ketujuh, bahwa tidak ada kamus pensiun dalam aktivitas<br />dakwah. Periodisasi dalam kepengurusan organisasi dakwah memiliki<br />makna proses kaderisasi dan regenerasi yang lancar dan teratur di<br />kalangan kader dakwah. Setiap pengurus organisasi akan pensiun dari<br />kepengurusan, namun tidak ada kata pensiun dari aktivitas kebaikan.<br />Dakwah adalah sebuah dinamika yang berkesinambungan dan terus menerus<br />sampai akhir zaman. Tak pernah ada pensiunan aktivis, walaupun ada<br />aktivis yang futur. Maka kendati tidak berada dalam barisan<br />kepengurusan, tidak berarti selesai berkontribusi.<br /><br />Bagi kader dakwah, totalitas (tajarrud) artinya adalah memberikan<br />semua potensi yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan-tujuan<br />dakwah. Dengan demikian, tidak terbatas pada amanah kepengurusan<br />formal. Dimanapun kader berada, dimanapun kader beraktivitas, melalui<br />sarana apapun kader berkarya, semua bisa dioptimalkan bagi kepentingan<br />pencapaian tujuan dakwah. Semua tetap terajut dalam kerja sistemik<br />(amal jama’i), yang akan membuahkan hasil yang sistemik pula.<br /><br />Setelah rampung prosesi pergantian kepengurusan, kita ucapkan selamat<br />bertugas dan mengemban amanah bagi para kader yang mendapatkan peran<br />struktural. Curahkan segala potensi dan kemampuan anda dalam<br />menunaikan amanah kepengurusan, dengan segenap kesungguhan dan<br />dedikasi, dengan segenap kecintaan dan pengurbanan. Optimalkan<br />pembelajaran selama mengemban amanah kepengurusan, sehingga purna<br />kepengurusan nanti anda memiliki banyak sekali ilmu, wawasan,<br />pengetahuan, ketrampilan dan semakin bertambah potensi yang anda<br />miliki.<br /><br />Bagi para kader yang telah purna masa khidmahnya dalam struktur<br />kepengurusan formal, kita ucapkan selamat atas keberhasilan memberikan<br />kontribusi terbaik selama masa kepengurusan. Anda telah mendapat<br />pengalaman dan pembelajaran berstruktur yang sangat penting bagi<br />peningkatan kapasitas anda, dan sekarang anda telah memberikan<br />kesempatan kepada kader-kader muda untuk mendapatkan pengalaman dan<br />pembelajaran tersebut. Organisasi dakwah ini adalah sebuah Universitas<br />yang terus mencetak kader untuk semakin lengkap potensinya.<br /><br />Selamat berkontribusi pada lahan-lahan amal yang baru, di luar<br />struktur kepengurusan organisasi. Ada sangat banyak lahan kontribusi<br />menanti anda, ada sangat banyak kesempatan beramal di jalan dakwah,<br />ada sangat banyak peran yang bisa anda lakukan, tanpa harus berada<br />dalam struktur kepengurusan formal. Semua tetap dalam bingkai amal<br />jama’i yang teratur rapi. Semua tetap dalam satu koordinasi dan<br />konsolidasi untuk mencapai mimpi-mimpi yang kita bangun selama ini.<br /><br />Itulah beberapa kesadaran besar yang harus kita kuatkan dalam<br />kehidupan dakwah. Jangan ada kader yang merasa dicampakkan, atau<br />dilupakan, atau dibuang, hanya karena dirinya tidak tertampung dalam<br />jajaran kepengurusan. Jangan ada kader yang kecewa dan merasa terhina<br />hanya karena tidak masuk dalam struktur organisasi. Semua kader dakwah<br />mengerti lahan-lahan tempat berkontribusi. Semua kader dakwah memahami<br />untuk tujuan apa terlibat dalam dakwah ini. Teruslah bekerja, teruslah<br />berkarya, hingga akhir usia. Menjadi apapun kita di organisasi dakwah<br />yang kita cintai, atau tidak menjadi apapun. Jangan pernah berhenti.<br /><br />Fa idza faraghta fanshab, wa ila Rabbika farghab.<br /><br />*posted by: pkspiyungan.blogspot.comDPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-73024281284699993022011-02-19T23:11:00.001-08:002011-02-19T23:11:44.137-08:00Dakwah Tidak Dapat Dipikul Oleh Orang yang ManjaDPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><h1 class="yiv1413659024singlePageTitle"> <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2011/01/dakwah-tidak-dapat-dipikul-oleh-orang.html">Dakwah Tidak Dapat Dipikul Oleh Orang yang Manja</a> </h1> <p><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://ekotete.files.wordpress.com/2010/12/merapi_relawan_pks_bawukan_klaten.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 297px; height: 222px;" src="http://ekotete.files.wordpress.com/2010/12/merapi_relawan_pks_bawukan_klaten.jpg" alt="" border="0" /></a><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana; font-size: small;"><b><span style="color: orange;">Islam</span><span style="color: rgb(111, 168, 220);">edia</span></b> - </span><span style="font-family: verdana;">Dalam perjalanan ke Najed, Abu Musa Al Asy ari RA meriwayatkan “Dalam perjalanan itu kami keluar bersama Rasullullah SAW. Waktu itu kami enam orang bergantian mengendarai satu unta. Seorang naik unta secara bergantian. Sambil menunggu giliran kami harus menempuh perjalanan yang panjang, sehingga telapak kaki kami pecah-pecah dan kuku-kukunya pun copot. Waktu itu kami balut kaki kami dengan sobekan kain sehingga aku menyebut peperangan itu perang Dzatur Riqaa’ ‘Sobekan Kain’. Abu Musa Al Asy’ari menyebutkan hadits ini tetapi kemudian ia tidak menyukainya. Seolah-olah dia tidak suka untuk menceritakan pengalamannya.</span></span><br /></p><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Dalam riwayat Ibnu Ishaq dan Ahmad dari Jabir bin Abdullah RA ia menceritakan, “Kami berangkat bersama Rasullah SAW pada perang Dzatur Riqaa’. Pada kesempatan itu tertawanlah seorang wanita musyrikin. Setelah Rasullullah berangkat pulang, suami wanita itu yang sebelumnya tidak ada di rumah baru saja dating. Kemudian lelaki itu bersumpah tidak akan berhenti mencari sebelum dapat mengalirkan darah para sahabat Muhammad SAW. Lalu lelaki itu keluar mengikuti jejak perjalanan Rasullullah SAW. Pada sebuah lorong di suatu lembah Rasullullah SAW. Pada sebuah lorong di suatu lembah Rasullulah SAW bersama para sahabat berhenti. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah diantara kalaian yang bersedia menjaga kita mala mini ?” Jabir berkata, “Maka majulah seorang dari muhajirin dan seorang lagi dari Anshar lalu keduanya menjawab. ‘Kami siap untuk berjaga ya Rasullullah’. Nabi Muhammad SAW berpesan ‘Jagalah kami di mulut lorong ini’” Jabir menceritakan waktu itu, Rasullullah SAW bersama para sahabat berhenti di lorong suatu lembah.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">“Ketika kedua orang sahabat itu keluar ke mulut lorong, sahabat Anshar berkata pada sahabat Muhajirin. ‘Pukul berapa engkau inginkan aku berjaga apakah permulaan malam ataukah akhir malam ?’ Sahabat Muhajirin menjawab ‘Jagalah kami di awal malam’ Kemudian sahabat Muhajirin itu berbaring dan tidur. Sedangkan sahabat Anshar melakukan shalat, Jabir berkata, datanglah lelaki musyrikin itu dan ketika mengenali sahabat Anshar dia paham bahwa sahabat itu sedang bertugas jaga. Kemudian orang itu memanahnya tepat mengenai dirinya. Lalu sahabat Anshar mencabutnya kemudiah berdiri tegak melanjutkan shalatnya. Kemudian orang musyrikin itu memanahnya lagi dan tepat mengenainya lagi, lalu sahabat itu mencabut kembali anak panah itu kemudian berdiri tegak melanjutkan shalatnya. Kemudian untuk ketiga kalinya orang itu memanah kembali sahabat Anshar tersebut dan tepat mengenai dirinya. Lalu dicabut pula anak panah itu kemudian dia rukuk dan sujud. Setelah itu ia membangunkan sahabat Muhajirin seraya berkata, ‘Duduklah karena aku telah dilukai.’ Jabir berkata,”Kemudian sahabat Muhajirin itu melompat mencari orang yang melukai sahabat Anshar itu. Ketika orang musyrikin itu melihat keduanya ia sadar bahwa dirinya telah diketahui maka ia pun melarikan diri. Ketika sahabat Muhajirin mengetahui darah yang melumuri sahabat Anshar, ia berkata.’Subhanallah kenapa engkau tidak membangunkan aku dari tadi ?’ Sahabat Anshar menjawab,’Aku sedang membaca surat dan aku tidak ingin memutusnya, namun setelah orang itu berkali-kali memanahku barulah aku rukuk dan memberitahukan dirimu. Demi Allah SWT kalau bukan karena takut mengabaikan tugas penjagaan yang diperintahkan Rasullullah SAW kepadaku niscaya nafasku akan berhenti sebelum aku membatalkan shalat.”</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-family: verdana; font-size: 100%;">Kesetiaan Memenuhi Seruan Dakwah. Indikasi Sikap Militan Kader.</span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Perjalanan dakwah bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi oleh kegemerlapan dan kesenangan melainkan ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat. Telah banyak kita dapati sejarah orang-orang terdahulu yang merasakan perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus meninggalkan kaum kerabatnya ada pula yang diusir dari kampong halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang banyak tersebut bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan mereka terhadap dakwah.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Abu Musa Al Asya arid an para sahabat lainnya-Semoga Allah SWT meridhlai mereka- telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kukunya copot. Namun mereka arungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikit pun bahkan mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan mereka dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanannya dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi generasi sesudahnya. Karena kontribusi yang telah mereka sumbangkan maka dakwah ini tumbuh bersemi dan generasi berikutnya memanen hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu merupakan karunia yang diberikan Allah SWT melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendahulu dakwah ini. Semoga Allah meridhlai mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-family: verdana; font-size: 100%;">Mereka telah mengalami langsung apa yang difirmankan Allah SWT dalam Al Quran surat At taubah ayat 42, berikut :</span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah : “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersamamu” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.”</span></span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Mereka juga telah melihat siapa-siapa yang dapat bertahan dalam mengarungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat tabah meniti perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotic untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;">Sebaliknya orang-orang yang rentan jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu persatu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan. Penyakit wahn telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai resiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.</span></span><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: verdana;"><br />Oleh: Ustadz Dh Al-Yusni<br />Ditulis ulang dari Majalah Tarbiyah</span></span>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-65518741822923599922011-02-19T08:14:00.000-08:002011-02-19T08:15:10.648-08:00Mengatasi Kekecewaan di Jalan Da'wahDPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><div id="yui_3_2_0_2_126659597556351" style="font-family: times new roman,new york,times,serif; font-size: 12pt;"><div id="yui_3_2_0_2_126659597556350"><h1 class="yiv1603502375singlePageTitle"> <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2011/01/mengatasi-kekecewaan-di-jalan-dawah.html">Mengatasi Kekecewaan di Jalan Da'wah</a> </h1> <div class="yiv1603502375metasingle"> <span class="yiv1603502375postDate"></span> <span class="yiv1603502375postAuthor"><br /></span> </div> <p><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://2.bp.blogspot.com/_RoGXq98V8BI/TTamxW18yvI/AAAAAAAAAME/tTe4lqRQY-U/s1600/kecewa.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 395px; height: 267px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_RoGXq98V8BI/TTamxW18yvI/AAAAAAAAAME/tTe4lqRQY-U/s320/kecewa.jpg" alt="" id="yiv1603502375BLOGGER_PHOTO_ID_5563817756538489586" border="0" /></a><span style="font-family: verdana;"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Islam</span><span style="color: rgb(255, 204, 0);">edia</span></span><span style="color: rgb(255, 204, 0);"> </span>:</span><i style="font-family: verdana;"><i> Tarbiyah juga berarti cara agar kita masih bisa tersenyum dalam kedukaan dan tetap tenang dalam perihnya luka perjalanan. </i></i><br /></p><div id="yui_3_2_0_2_126659597556349" style="text-align: justify;"><i><i> </i></i><br /><i><i> <span class="yiv1603502375highlight">Mengatasi</span> <span class="yiv1603502375highlight">kekecewaan</span> adalah hal penting di jalan ini.</i></i><br /><br /><strong style="font-family: verdana;">Pendahuluan</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Jika ada tugas untuk mengumpulkan </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> kita pada perjalanan dakwah ini, rasanya hanya akan dibutuhkan sedikit waktu untuk menyelesaikan tugas itu. Karena kekecewaaan adalah hal inhern dalam kemanusiaan kita. Sangat mudah untuk membangkitkannya, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> hanya berada tipis dibawah kesadaran kita. Maka, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> hanyalah soal pilihan untuk ditampilkan atau tidak ditampilkan. </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">Kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> bukanlah soal punya atau tidaknya seorang da’I kepada barisan dakwah. </span> <span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">Kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> adalah perasaan kecewa. Makna kecewa secara bahasa adalah ;</span> <span style="font-family: verdana;"> 1. Kecil hati, tidak puas (karena tidak terkabul keinginannya, harapannya, dan sebagainya), atau tidak senang.</span> <span style="font-family: verdana;"> 2. Cacat atau cela. Misalnya dalam kata ; ‘Acara itu tak ada kecewanya’.</span> <span style="font-family: verdana;"> 3. Gagal (tidak berhasil) dalam usahanya dan sebagainya. </span> <span style="font-family: verdana;"> Maka </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> dalam dakwah adalah perasaan kecil hati, perasaan tidak puas, atau perasaan tidak senang kepada dakwah. </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">Kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> ini –karena sebab apapun- memiliki benang merah ; tidak terkabulnya keinginan, harapan, dan hal lainnya. </span> <strong style="font-family: verdana;"><br /><br />Sebab-Sebab Kekecewaan</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Seperti kata peribahasa ; ‘Tidak ada asap kalau tidak ada api’, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> hanya akan muncul jika ada keinginan yang tidak terpenuhi, tak terpuaskan atau adanya situasi yang tidak sepenuhnya sama dengan benak seseorang. </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">Kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> di jalan dakwah dapat disebabkan oleh faktorberikut ini : </span> <u style="font-family: verdana;">Pertama</u><span style="font-family: verdana;">, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> seorang aktivis karena jengah melihat jurang yang dalam antara idealismenya dan realitas yang ada di hadapannya.</span> <u style="font-family: verdana;">Kedua</u><span style="font-family: verdana;">, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> aktivis karena tidak puas dengan kebijakan-kebijakan qiyadah (pemimpin), keputusan syuro</span> <u style="font-family: verdana;">Ketiga</u><span style="font-family: verdana;">, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> aktivis yang disebabkan karena buruknya menejemen dakwah. Kelelahan, perasaan tak berdaya dan perasaan tertipu kadang berubah menjadi rasa kecewa dan kebencian. Padahal ini ‘hanya’ berawal dari buruknya manajemen dakwah padanya.</span> <u style="font-family: verdana;">Keempat</u><span style="font-family: verdana;">, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> akitivis yang lebih dilandasi hawa nafsu dan tipu daya syetan. Untuk mudahnya mengidentifikasinya, biasanya, </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> semacam ini berhubungan dengan tidak tercapainya ambisi pribadi seorang aktivis.</span> <span style="font-family: verdana;"> Tapi konsep di atas hanyalah sekadar cara deduktif untuk melihat berbagai </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang pernah ada. Tetapi memang tak perlu dianalisis dengan terlalu serius. Karena kadang </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang terungkap tidak selalu sama dengan </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang ada dalam hati. </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">Kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang disebut pertama belum tentu sebab </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang utama. Alasan sampingan belum tentu tidak penting dan sebaliknya. Dalam banyak kasus, penyebab </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> dakwah bahkan tak bisa didefinisikan karena berkelindan dan saling bertali temali dalam jiwa seorang aktivis. </span><i style="font-family: verdana;">Wa na’udzubillahi</i><span style="font-family: verdana;">. </span> <strong style="font-family: verdana;"><br /><br />Respon ; tempat kita membedakan kekecewaan.</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Siapa aktivis yang tak pernah kecewa? Tidak ada. Seorang aktivis dakwah bisa kecewa pada teman seiring, kecewa pada murabbinya, kecewa pada mutarabbinya, kecewa pada dakwah secara keseluruhan dan bisa juga kecewa pada tidak satupun pihak. Kecewa kadang tak memerlukan obyek. Cara duduk atau momen sebuah senyum dari kawan seiring saja bisa menjadi alasan </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> yang mematikan kehidupan dakwah seseorang.</span> <span style="font-family: verdana;"> Maka tak akan ada aktivis dakwah yang tak pernah kecewa. karena sesungguhnya kecewa itu manusiawi. Hanya saja, respon </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;"> pada setiap aktivis dakwah itu berbeda secara spesifik. Ada aktivis dakwah yang mampu </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">mengatasi</span><span style="font-family: verdana;"> dan meresponnya secara konstruktif. Tetapi tak semuanya. Ada juga aktivis yang tidak mampu mengatasinya dan bahkan meresponnya secara destruktif.</span> <strong style="font-family: verdana;"><br /><br />Kefahaman terhadap tabiat dakwah</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Kefahaman terhadap tabiat Islam dan tabiat jalan dakwah adalah hal yang sangat membantu kita dalam mengelola </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;">. Di jalan dakwah, bercerai berai adalah hal yang terlarang, sebagaimana firman-Nya ;</span> </div><div style="font-family: verdana; text-align: justify;"><i>Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. Ali Imran: 103)<br /><br /></i></div><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: verdana;"> Kefahaman terhadap tabiat jalan dakwah adalah hal yang sangat membantu kita dalam mengelola </span><span class="yiv1603502375highlight" style="font-family: verdana;">kekecewaan</span><span style="font-family: verdana;">. Memahami bahwa amal jama’i bukan jalan datar, ada kalanya mendaki dan menurun, adalah hal penting untuk dilakukan. </span> <span style="font-family: verdana;"> Pemahaman ini akan melahirkan kemampuan bernafas dalam jangka panjang. Amal jama’I bukan jalan yang membebaskan kita dari interaksi dengan beragam sifat manusia, berbagai pemikiran, berbagai fitnah, dan beragam hal lainnya.</span> <strong style="font-family: verdana;"><br /><br />Optimis, Ceria dan Rileks</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Sebenarnya ada banyak akhlaq yang harus ada dalam diri seorang da’i atau aktivis dakwah, seperti ; ikhlas, pintar, rendah hati, bertanggungjawab, Percaya Diri, dan Kebesaran Jiwa. Tetapi tulisan ini tak ingin mengulas hal hal yang disebut itu. Sudah ada banyak ulasan soal itu. Tulisan sederhana ini akan menyoroti beberapa sikap lain yang harus mengisi daftar belanja kita. Sikap itu adalah ; Optimis, Ceria dan Rileks.</span> <span style="font-family: verdana;"> Dibutuhkan sikap rilek dan ceria dalam dakwah. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Mereka yang ceria dan rilek punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.</span> <span style="font-family: verdana;"> Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan harus diekspresikan dan diajarkan. Setidaknya ditularkan. Harus ada kesengajaan untuk menguatkan keceriaan dan memperbanyak pribadi ceria dalam kehidupan dakwah ini.</span><br /><br /><strong style="font-family: verdana;">Mereka,.,.,.</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Mereka yang rileks berpeluang besar memiliki ruang maaf yang luas. Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.</span> <span style="font-family: verdana;"> Mereka yang ceria dan rileks tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Mereka yang ceria dan rileks tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Mereka yang ceria dan rileks tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.</span> <span style="font-family: verdana;"> Mereka ini jarang merasa terkejut oleh problem. Mereka yang optimis, ceria dan rileks adalah mereka yang mencari pemecahan masalah. Mereka yang optimis, ceria dan rileks memiliki cukup keyakinan terhadap sebagian peran meraka di masa depannya. Mereka yang optimis, ceria dan rileks yang merasa memiliki kemungkinan untuk melakukan perubahan secara teratur dan bertahap. Mereka yang optimis, ceria dan rileks memiliki kemampuan untuk menghentikan alur berpikir yang negatif. Mereka yang optimis, ceria dan rileks melatih daya imajinasi untuk meraih keberhasilan. Bahkan mereka yang optimis, ceria dan rileks selalu merasa gembira bahkan ketika mereka tidak berbahagia. Itu karena mereka banyak membina rasa cinta dalam banyak sisi kehidupan mereka, mereka suka bertukar berita baik, dan mereka menerima dengan baik apa saja yang tidak bisa diubah.</span> <span style="font-family: verdana;"> Optimis, ceria dan rilek akan menghasilkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Orang semacam ini tahu apa yang harus dilakukannya dan dan tahu bagaimana melakukannya dengan baik.</span> <span style="font-family: verdana;"> Orang orang semacam ini akan bertanggung jawab dan akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Dan ketika mengalami kegagalan, orang semacam ini tidak akan mencari kambing hitam. </span> <span style="font-family: verdana;"> Dan bahkan kalau orang semacam ini merasa kecewa dan sakit hati, mereka tidak akan menyalahkan siapapun. mereka menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.</span> <strong style="font-family: verdana;"><br /><br />Penutup</strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><br /><strong style="font-family: verdana;"></strong><span style="font-family: verdana;">Membangun masyarakat dengan struktur yang kokoh membutuhkan komitmen yang kuat dari para pekerjanya. Para pekerja proyek dakwah bukanlah orang yang mudah berkhianat. Mungkin pilihan kata berkhianat terlalu kasar, tetapi dakwah memang bukan selalu sama dengan bisnis. Komitmen dakwah bukan soal mana yang lebih ekonomis, mana yang lebih bisa mendengar keluh kesah dan kemauan, dan juga bukan soal mana yang lebih membuat diri ini eksis. </span> <span style="font-family: verdana;"> Dakwah ini membutuhkan kesetiaan dan sikap tak mudah beranjak dari barisan.</span> <span style="font-family: verdana;"> Tapi itu semua harus dilakukan dengan penuh kefahaman, optimis, dilakukan dalam keceriaan dan dilakukan secara rileks. Itu semua agar umur dakwah kita panjang dan agar kita memiliki bekal dihadapanNya.</span><br /><br />[Eko Novianto, Penulis Buku "Sudahkah Kita Tarbiyah"] </div> <p><br /></p></div> </div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-26502158837135174002011-02-19T02:41:00.001-08:002011-02-19T02:41:45.020-08:00Dakwah Adalah Cinta...DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><h1 id="yui_3_2_0_2_129798259352949" class="yiv419775967singlePageTitle"> <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2010/12/dakwah-adalah-cinta.html">Dakwah Adalah Cinta...</a> </h1> <div class="yiv419775967metasingle"> <span class="yiv419775967postDate">12/29/2010 12:43:00 PM</span> | <span class="yiv419775967postAuthor">Posted by Abu Rafah</span> </div> <div class="yiv419775967separator" style="clear: both; text-align: left;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://1.bp.blogspot.com/_eUOdQ1toGN8/TRsanC8kSrI/AAAAAAAAAjg/DqZUw9BiYnI/s1600/ust+rahmat.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://1.bp.blogspot.com/_eUOdQ1toGN8/TRsanC8kSrI/AAAAAAAAAjg/DqZUw9BiYnI/s400/ust+rahmat.gif" border="0" height="267" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="color: orange;">Islam</span><span style="color: rgb(111, 168, 220);">edia</span></b> - Teringat kembali aku akan nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah, tentang<br />dakwah…</span> <span style="color: black; font-size: small;"><br /><br />Memang seperti itu dakwah.<br />Dakwah adalah cinta.<br />Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.<br />Sampai pikiranmu.<br />Sampai perhatianmu.<br />Berjalan, duduk, dan tidurmu. <br /><br />Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai. <br /><br />Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. <br /><br />Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah. <br /><br />Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang. <br /><br />Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.<br /><br />Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. <br /><br />Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”. <br /><br />Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. <br /><br />Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik. <br /><br />Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman.. <br /><br />Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…<br /><br />“ Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari… <i><b><br /><br />“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.<br />Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.<br />Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.<br />Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.<br />Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”<br />(alm. Ust Rahmat Abdullah)</b></i> <br /><br />Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. : In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin.</span></div> <p> </p><p> </p>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-9003355094339266042011-02-18T07:03:00.000-08:002011-02-18T07:05:36.843-08:00Saudaraku Maafkan...DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><div style="font-family: times new roman,new york,times,serif; font-size: 12pt;"><h1 class="yiv2060724561singlePageTitle"> <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2010/12/saudaraku-maafkan.html">Saudaraku Maafkan...</a> </h1> <p><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://2.bp.blogspot.com/_BzG535EAZ2c/TRQLqZQCmbI/AAAAAAAAABs/1YNfcr-5vqU/s1600/ukhuwah.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 300px; height: 210px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_BzG535EAZ2c/TRQLqZQCmbI/AAAAAAAAABs/1YNfcr-5vqU/s320/ukhuwah.jpg" alt="" id="yiv2060724561BLOGGER_PHOTO_ID_5554077063415241138" border="0" /></a><br />Ikwahfillah Rahimakumullah, maafkan . . .<br /><br />Saudaraku, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya bagi kita semua dan semoga salawat serta salam selalu tercurah kepada baginda RasululLah SAW.<br /><br />Saudaraku sungguh berat rasanya lidah ini mau berkata ketika sebuah nasihat dikatakan hanya sebuah retorika atau permainan kata belaka. Tetapi, sungguh tak tertahankan pula sedih di hati ini melihat apa yang terjadi diantara 'kita'.<br /><br />Saudaraku, keyakinan bahwa masih terekam dengan sangat jelasnya di hati kita semua akan hadits RasululLah SAW yang menyatakan "agama itu adalah nasihat" maka aku kuatkan tekad untuk menuliskan sebuah taushiyah yang pernah kubaca. Nasihat untuk diriku sendiri dan juga untuk kita semua.<br /><br /><br />Saudaraku seaqidah . . . marilah kita ingat sejenak . . .<br /><br /><br />Ketika saya bersitegang dengan antum/na dalam suatu rapat. Ketika saya acuh dalam pertemuan selintas. Ketika keluar ucapan kasar dengan serapah. Ketika ada ganjalan yang menghujam kalbu. Ketika tiris dan hambar senyum terkembang. Ketika mengingkari kehadiran antum dalam dakwah. Ketika secara sadar nilai maknawi ternodai. Ketika perasaan lebih benar menguasai diri. Ketika memandang antum/na lebih rendah daripada kufar. Ketika merasa paling beramal. Ketika interaksi kita hanya sebatas basa-basi. Ingatlah kembali semuanya.<br /><br />Maafkan atas kesadaran yang terlambat. Menyadari hak antum/na yang tersita. Maafkan kekerasan hati, kelemahan jiwa, kurangnya pengetahuan dan minimnya lapang dada. Maafkan ambisi yang besar dan perasaan mau menang sendiri. Maafkan kelalaian dan empati yang tipis untuk mengerti dan mengutamakan antum/na. Maafkan.<br /><br />Maafkan saya yang telah menggugurkan kehormatan dan kemuliaan antum/na. Semoga rasa maaf antum/na mampu mengganti murka Allah SWT. Menjadi air yang memadamkan gejolak api neraka, pelapang atas sempitnya dada yang merasa bersalah.<br /><br /><br />Sekali lagi maafkan saya dalam interaksi ukhuwwah kita.<br /><br /><br />Persaudaraan menjadi kata yang teramat mahal hari ini. Padahal ini kunci kejayaan ummat Islam di masa silam. Kata yang mampu mengejawantahkan aqidah dalam segala manifestasinya. Ukhuwwah adalah buah dari kualitas keimanan. Semakin bagus kualitas keimanan seseorang, semakin bagus pula pemahaman dan penerapan nilai ukhuwwah dalam dirinya. Karenanya Imam As-Syahid Hasan Al-Banna menegaskan "Dakwah dibangun diatas keimanan yang melahirkan ukhuwwah dan jama'ah yang membawa kepada persatuan".<br /><br />Lebih jauh ukhuwwah adalah nikmat Allah SWT yang besar. Memutuskan ukhuwwah sama dengan mengkufuri nikmat tersebut.<br />Allah SWT berfirman :<br /><br />"Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah keseluruhannya, dan janganlah kamu berpecah belah. Ingatlah kamu akan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepadamu, ketika kamu dalam keadaan bermusuhan. Lalu Allah menyatukan hati-hati kamu. Maka jadilah kamu dengan nikmat-Nya bersaudara". ( QS Ali Imran [3] : 3 ).<br /><br />Ust. Ahmad Yani menegaskan dalam kitab refleksi ukhuwah :<br /><br />"Sifat persaudaraan muslim selalu meletakkan kehormatan dan izzah seorang muslim sebagai harga diri yang harus dipenuhi hak-haknya oleh muslim lainnya".<br /><br />Namun mari kita hitung kembali semua itu hari ini. Apakah setiap kita melihat ikhwah kita, yang pertama teringat adalah hak ukhuwwahnya yang harus kita tunaikan ? Apakah pertanyaan kita sebelum menuntut amanah adalah seputar keadaannya ?<br /><br />Disebelah manakah diri kita dari seruan dakwah yang penuh cinta kasih yang disampaikan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna :<br /><br />"Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa diri mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus kehormatan mereka, jika memang tebusan itu diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada sesuatu yang membuat kami seperti ini selain rasa cinta yang mengharu biru di hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik ummat ini. Sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah pada keputusasaan".<br /><br />Masih adakah alasan bagi kita untuk menunda sikap mulia, mencintai saudara kita. Masih adakah ambisi lain dalam diri kita untuk bersengketa dengan mereka dalam dakwah ?. kecuali bahwa niat yang ikhlas telah berganti dengan pamrih atau hati yang lembut telah keras membatu. Sementara kita belum lagi membuktikan komitmen keimanan.<br /><br />"Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia. Tidak mengharapkan harta benda atau apapun imbalan lainnya. Tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih. Yang kami harapkan hanyalah pahala dari Allah SWT, Zat Yang Telah Menciptakan kami".<br /><br />WalLahua'lam bis-showaab ( Akhukum FilLah ).<br /></p><span class="yiv2060724561postAuthor">Posted by Abu Rafah</span></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-88543138330837265272011-02-16T19:12:00.000-08:002011-02-16T19:37:34.678-08:00Agar Futur Tidak Menghantui<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-E9wtA--9hAU/TVyTFBgVcAI/AAAAAAAAAGc/og_5pUZHBEw/s1600/futur.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 210px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-E9wtA--9hAU/TVyTFBgVcAI/AAAAAAAAAGc/og_5pUZHBEw/s320/futur.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5574492153290518530" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><div style="font-family: times new roman,new york,times,serif; font-size: 12pt;"><h1 class="yiv1613091730singlePageTitle"> <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.islamedia.web.id/2010/10/agar-futur-tidak-menghantui_2847.html">Agar Futur Tidak Menghantui</a> </h1><table class="yiv1613091730tr-caption-container" style="margin-left: 0px; margin-right: auto; text-align: left;" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><br /></td></tr><tr><td class="yiv1613091730tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;">"Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146).</div><div style="text-align: justify;"><span id="yiv1613091730more-250"></span></div><div style="text-align: justify;"><i>Saudaraku…</i></div><div style="text-align: justify;">Pengikut yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana, ujian, ketidakberuntungan yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar.</div><div style="text-align: justify;">Ada fenomena kelesuan atau <i>futur</i> dalam dimensi aqidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi hidup, lebih berorientasi pada materi duniawi an sich. Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya disiplin -indhibath- terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah (harian). Adapun dalam dimensi fikriyah terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu. Di sisi lain pergeseran adab islami menyelimuti akhlaq mereka, belum lagi rasa jenuh dalam mengikuti aktivitas tarbawiyah atau pembinaan keislaman dan hubungan yang terlalu longgar antar lawan jenis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun, kadang pula meninggi. Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para <i>muharrik</i> (orang yang bergerak) menemui jalan yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada <i>muharrik</i>. Suatu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman. Tabiat manusia memang menggariskan demikian.</div><div style="text-align: justify;">Dalam kondisi iman yang turun ini, para <i>muharrik</i> kadang terkena satu penyakit yang membahayakan kelangsungan gerang langkah dakwah. Yaitu penyakit futur atau kelesuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Saudaraku…</i></div><div style="text-align: justify;">Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak atau diam setelah bergerak, atau malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh.</div><div style="text-align: justify;">Terjadinya futur bagi muharrik, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Asal saja tidak mengakibatkan terlepasnya muharrik dari roda dakwah. Hanya malaikat yang mampu kontinyu mengabdi kepada Allah dengan kualitas terbaik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah, <i>“dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20)</i></div><div style="text-align: justify;">Karena itu Rasulallah sering berdoa:</div><div style="text-align: justify;"><i>Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Penyebab Futur</b></div><div style="text-align: justify;">Walaupun futur merupakan hal yang mungkin terjadi bagi muharrik, ada beberapa penyebab yang dapat menyegerakan timbulnya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama, </b><b>berlebihan dalam din </b>(Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)</div><div style="text-align: justify;">Berlebihan pada suatu jenis amal akan berdampak kepada terabaikannya kewajiban-kewajiban lainnya. Dan sikap yang dituntut pada kita dalam beramal adalah washathiyyah atau sedang dan tengah-tengah agar tidak terperangkap dalam ifrath dan tafrith (mengabaikan kewajiban yang lain).</div><div style="text-align: justify;">Dalam hadits yang lain Rasul bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim)</i></div><div style="text-align: justify;">Karena itu, amal yang paling di sukai Allah swt. adalah yang sedikit dan kontinyu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. </b>(Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)</div><div style="text-align: justify;">Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara keseluruhan hal ini bisa menghalangi dalam amal dakwah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga, </b><b>memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah </b>(Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari organisasi atau berjamaah)</div><div style="text-align: justify;">Jauhnya seseorang dari berjamaah membuatnya mudah didekati syaitan. Rasul bersabda: <i>“Setan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya.” (H.R. Ahmad)</i></div><div style="text-align: justify;">Jika setan telah memasuki hatinya, maka tak sungkan hatinya akan melahirkan zhan (prasangka) yang tidak pada tempatnya kepada organisasi atau jamaah. Jika berlanjut, hal ini menyebabkan hilangnya sikap tsiqah (kepercayaan) kepada organisasi atau jamaah.</div><div style="text-align: justify;">Dengan berjamaah, seseorang akan selalu mendapatkan adanya kegiatan yang selalu baru. Ini terjadi karena jamaah merupakan kumpulan pribadi, yang masing-masing memiliki gagasan dan ide baru. Sedang tanpa jamaah seseorang dapat terperosok kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu imam Ali berkata: <i>“Sekeruh-keruh hidup berjamaah, lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat, sedikit mengingat akhirat </b>(Lemah dalam mengingat kematian dan kehidupan akhirat)</div><div style="text-align: justify;"><b>Saudaraku…</b></div><div style="text-align: justify;">Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal berupa keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda: <i>“Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima, melalaikan amalan siang dan malam </b>(Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas <i>’ubudiyah</i> harian)</div><div style="text-align: justify;">Pelaksanaan ibadah secara tekun, membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Selalu terjaga komunikasi sambung rasa antara ia dengan Allah swt. Ini membuatnya mempersiapkan kondisi ruhiyah atau spiritual yang baik sebagai dasar untuk bergerak dakwah. Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat seseorang terjerumus untuk sedikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah. jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat kepada Allah. kadang hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk berbicara kepada hati. Dakwah yang benar, selalu memulainya dengan memanggil hati manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan ibadah membuatnya sedikit memiliki cahaya.</div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman: <i>“Barang siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 40)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam, masuknya barang haram ke dalam perut </b>(Mengkonsumsi sesuatu yang <i>syubhat</i>, apalagi haram)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketujuh, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. </b>(Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah)</div><div style="text-align: justify;">Setiap perjuangan selalu menghadapi tantangan. Haq dan bathil selalu berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada orang-orang Pendukung Islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam suatu “fitnah”. Dalam bahasa Arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang digunakan untuk menggambarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya. Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para pelaku dakwah. Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shadiqin dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara ia tidak siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam perjuangannya. Dan itu membuat futur. Allah Berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (Al-Ahqaf: 14)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedelapan, bersahabat dengan orang-orang yang lemah </b>(Berteman dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah)</div><div style="text-align: justify;">Kondisi lingkungan (biah) dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik. Akan tumbuh suasana ta’awun atau tolong-menolong dan saling menasihatkan. Sementara teman yang buruk dapat melunturkan hamasah (kemauan) yang semula telah menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat salah seorang di antara kalian siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesembilan, spontanitas dalam beramal </b>(Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i)</div><div style="text-align: justify;">Amal yang tidak terencana, yang tidak memiliki tujuan sasaran dan sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Hanya akan timbul kepenatan dalam berdakwah, sementara hasil yang ditunggu tak kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal (sistematika kerja). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesepuluh, jatuh dalam kemaksiatan </b>(Meremehkan dosa dan maksiat)</div><div style="text-align: justify;">Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi, sulit diharapkan seorang juru dakwah mampu beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri sendiri pun sulit.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Cara Mengobati Kelesuan<br /></b></div><div style="text-align: justify;"><i>Saudaraku…</i></div><div style="text-align: justify;">Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama, jauhi kemaksiatan </b></div><div style="text-align: justify;">Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan. Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia.” (Thaha: 81)</i></div><div style="text-align: justify;">Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (Al-A’raf: 96)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam</b></div><div style="text-align: justify;">Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku dakwah untuk selalu berhubungan dengan Allah swt. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.</div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan: 63-64)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam banyak hadits Rasulullah saw. banyak menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah swt. lebih memperhatikan doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah, Zulhijjah, Muharram, rajab dll. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat, menjauhi hal-hal yang berlebihan.</b></div><div style="text-align: justify;">Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai dengan kemampuannya.</div><div style="text-align: justify;">Firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabun: 6)</i></div><div style="text-align: justify;">Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Demikianlah kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan (adil) dan pilihan. (Al-Baqarah: 143)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima, melazimi Jamaah</b></div><div style="text-align: justify;"><i>“Berjamaah itu rahmat, Firqah (perpecahan) itu azab.”</i> demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain beliau bersabda: <i> “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya surga, hendaklah ia melazimi jamaah.”</i></div><div style="text-align: justify;">Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majelis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan rutinitas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Saudaraku…</i></div><div style="text-align: justify;">Pengetahuan pelaku dakwah dan pejuang akan tabiat jalan yang hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, akan membuatnya siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan datang. Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan beberapa banyak Nabi yang berperang bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja.</b></div><div style="text-align: justify;">Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah menjadi harakatul muntijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan pejuang, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua telah dimengerti, insya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedelapan, memilih teman yang shalih</b></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><i>“Seseorang tergantung pada sahabatnya, maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang mubah</b></div><div style="text-align: justify;">Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan rekreatif serta memberikan hak badan secara cukup mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka</b></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah bersabda: <i>“Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Saudaraku…</i></div><div style="text-align: justify;">Ketahuilah, bahwa futur menyebabkan jalan dakwah yang harus di tempuh menjadi lebih panjang, sebab tidak mendapatkan <i>ma’iyatullah</i> (kebersamaan dan pembelaan Allah) dan daya <i>intilaq</i> (lompatan) kita menjadi lebih berat, baik karena borosnya biaya dan rontoknya para pejuang dan penyeru dakwah. Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita, Amin. <i>Wallahu a’lam bis shawab</i></div><div style="text-align: justify;"><span>sumber: <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.dakwatuna.com/" class="yiv1613091730smarterwiki-linkify">www.dakwatuna.com</a></span></div></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-2010718487796744472011-02-16T18:47:00.000-08:002011-02-16T18:50:08.574-08:00SYIAR TARBAWI USBU’ RUHI RABI’UL AWAL 1432 H<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-aIU_J9uIvgo/TVyMtrd7duI/AAAAAAAAAGU/Xfb4hpZUtiQ/s1600/taujih-rabbani.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-aIU_J9uIvgo/TVyMtrd7duI/AAAAAAAAAGU/Xfb4hpZUtiQ/s320/taujih-rabbani.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5574485155168089826" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><p>SYIAR TARBAWI USBU’ RUHI RABI’UL AWAL 1432 H<br /></p><div><div><div><p> (OPTIMALISASI RABI’UL AWAL DAN AYYAMUL BIDH)<br />...”فَاني مُبَاه بكُمُ الأُمَمَ يَوْمَ القيامَة”...<br />“Agar Rasulullah saw. Bangga dengan Kita”<br /><br />Bulan Rabi’ul Awal 1431 H telah tiba. Di tengah gegap-gempita perayaan Maulid Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam di mana-mana, sebagai kader dakwah, ada yang harus kita lakukan di bulan ini untuk mewujudkan kebanggan Rasulullah saw. kepada kita. Kebanggaan itu hanya bisa tercapai jika kita adalah umat yang banyak dan berkualitas.<br />Untuk itu, Bidang Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera Pusat menyerukan kepada seluruh kader untuk:<br /> 1. Menjadikan pekan yang di dalamnya ada ayyamul bidh (tanggal 16-18 Februari 2011) sebagai Usbu’ Ruhi (pekan ruhiyah), dengan agenda utama:<br /> a. Shalat fardhu berjamaah di masjid terutama Isya’ dan Subuh,<br /> b. Shalat rawatib minimal 12 rakaat,<br /> c. Qiyamullail setiap malam,<br /> d. Shalat witir setiap malam (sebelum atau sesudah tidur)<br /> e. Shalat Dhuha<br /> f. Puasa ayyamul bidh<br /> g. Memberi buka kepada mereka yang berpuasa<br /> h. Tilawah Al-Qur’an lebih dari 1 juz setiap hari<br /> i. Wazhifah Kubra minimal sekali setiap hari<br /> j. Membaca wirid doa seperti di bawah ini:<br />ورد الدعاء:<br />(أستغفر الله) مائة مرة , (اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم) مائة مرة , (لا إله إلا الله) مائة مرة<br />(Wirid ini dibaca setelah sholat subuh dan sore hari setelah sholat magrib atau sholat Isya atau sebelum tidur).<br /> k. Berdoa untuk kemaslahatan dakwah, para qiyadah dan para aktivisnya, kepada seluruh ikhwah, untuk diri sendiri dan keluarga dengan doa yang dihafalnya.<br /><br />2. Terkait dengan rekrutmen kader baru:<br /> a. Murabbi mengevaluasi program rekrutmen di grupnya.<br /> b. Halaqah melakukan program akselerasi untuk mencapai target<br /> 3. Struktur DAKWAH menyelenggarakan Ifthar Jama’i pada salah satu hari Ayyamul Bidh dengan agenda:<br /> a. Pembukaan<br /> b. Tasmi Al-Qur’an<br /> c. Wazhifah Kubra<br /> e. Ta’jil ifthar<br /> f. Sholat Maghrib jama’ah<br /> g. Makan malam bersama dan ramah-tamah<br /><br />4. KADERISASI memutaba’ah pelaksanaan Usbu’ Ruhi ini.<br />Demikian syiar ini disampaikan agar menjadi perhatian semua kader; dan kepada para murobbi agar mendorong dan memutabaah terlaksananya syiar ini.<br /><br />Jakarta, Rabi’ul Awal 1432 H/Februari 2011 M<br /><br />Bidang Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera<br /></p></div></div></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-491787310435291752011-02-16T17:05:00.000-08:002011-02-16T17:06:59.072-08:00Inspirasi Merapi untuk Politik Kontribusi PKSDPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><p style="margin: 1em 0pt 3px;"> <a rel="nofollow" name="2" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 18px;" target="_blank" href="http://www.yusufmaulana.com/2011/02/inspirasi-merapi-untuk-politik.html">Inspirasi Merapi untuk Politik Kontribusi PKS</a> </p> <p style="color: rgb(85, 85, 85); margin: 9px 0pt 3px; font-family: Georgia,Helvetica,Arial,Sans-Serif; line-height: 140%; font-size: 13px;"> <span></span><br /></p> <div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://4.bp.blogspot.com/-IxP11Nz6BUU/TVwrFD_IS0I/AAAAAAAAAYU/eN7IMgYkJe8/s1600/Foto0608.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img src="http://4.bp.blogspot.com/-IxP11Nz6BUU/TVwrFD_IS0I/AAAAAAAAAYU/eN7IMgYkJe8/s320/Foto0608.jpg" border="0" width="320" height="240" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">“Mereka yang terlebih dahulu merangkul perubahan yang perlu akan menjadi pihak yang paling merasakan manfaatnya.” </span><br /><span style="font-size: x-small;">(John Naisbitt)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span><br /><span style="font-size: small;">Untuk mewujudkan diri sebagai partai yang bisa diterima masyarakat luas hingga beroleh pada raihan suara melesat dalam tiga besar pemenang pemilihan umum 2014, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya perlu berkaca pada keberadaan Gunung Merapi. </span><br /><br /><span style="font-size: small;">Bila dalam erupsi akhir Oktober dan awal November tahun lalu aktivis PKS banyak yang melibatkan menjadi relawan, maka kini mereka bisa menjadikan gunung teraktif di tanah air itu sebagai inspirasi mencapai kemenangan. Tentu saja sebuah kemenangan dengan cara elegan dan mendapat dukungan luas secara tulus.</span><br /><br /><span style="font-size: small;">Apa sebenarnya inspirasi Merapi bagi kerja-kerja PKS di masa mendatang? Di lain pihak, mengapa aktivis PKS dirasa perlu belajar pada hikmah keberadaan dan bencana Merapi, dan tidak sekadar melakukan aksi-aksi rutinitas namun minim refleksi?</span></div><a rel="nofollow" name="more"></a><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Inspirasi Merapi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Awan panas Merapi memang kini sudah berakhir. Warga-warga di lereng Merapi sudah bisa mendatangi reruntuhan bekas rumahnya. Namun ketenangan serupa masih belum bisa dinikmati warga di kali (sungai) yang dilalui lahar dingin Merapi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Masih belum ada kepastian kapan banjir lahar dingin Merapi yang sempat memutuskan jalur Yogyakarta dan Magelang benar-benar berhenti mengancam. Material pasir dan batu berhamburan di jalan-jalan yang dilewati kendaraan. Sudah ratusan rumah rusak akibat terjangan material banjir lahar dingin di jalur Kali Putih itu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saat erupsi terjadi ratusan rumah warga di lereng Merapi, baik yang ada di Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali merasakan bagaimana dampak awan panas. Ratusan rumah di kawasan Merapi, terutama Sleman dan Klaten, sudah tidak berwujud lagi. Abu vulkanik, batu dan pasir bahkan menjadikan kawasan seperti Cangkingan, Sleman, tak ubahnya padang pasir—dari sebelumnya sebuah kawasan hijau dengan pepohonan dan rerumputan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mari kita ambil pelajaran dari bencana alam itu. Kendati Merapi telah memuntahkan tak kurang 140 juta meter kubik materialnya, berikut dengan beragam ancamannya bagi makhluk hidup di sana, tetap saja warga di lereng Merapi mencintai gunung itu. Musibah erupsi tahun lalu memang mengejutkan mereka, namun ini tak berarti warga membenci Merapi atau serta-merta meninggalkannya. Justru sebaliknya, mereka masih ingin bertahan tinggal di lereng-lereng Merapi, kendati pemerintah sudah melarang keras. Kedekatan yang terbangun sejak kecil tampaknya sulit memisahkan relasi warga dan Merapi. Maka, bisa dimengerti betapa peliknya merelokasi warga agar tidak lagi tinggal di zona merah Merapi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dengan kekuatan letusan yang dimiliknya, tetap saja Merapi dicintai warga, alih-alih takut atau menghindar. Maklum saja, berkah Allah yang diturunkan lewat kehadiran Merapi sudah lama dinikmati warga secara turun-temurun. Sejatinya, kawasan Merapi memang tidak benar-benar aman untuk dijadikan hunian. Namun, ini <i>toh </i>tak menyurutkan keinginan warga untuk menikmati kehadiran Merapi. Awan panas dan banjir lahar dingin sepertinya dipandang mekanisme alami dari Merapi. Warga sudah terbiasa atau membiasakan dengan kenyataan ini. Mereka sadar, di balik kejadian terkait Merapi ada dampak positif atau berkah yang diturunkan oleh Sang Maha Pencipta.</span><br /><br /><span style="font-size: small;"> </span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://2.bp.blogspot.com/-Jc2YoOGFs8U/TVwrM-3vBEI/AAAAAAAAAYY/8eB5e0YcO4Y/s1600/Kompas20DesTotokWijayanto.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://2.bp.blogspot.com/-Jc2YoOGFs8U/TVwrM-3vBEI/AAAAAAAAAYY/8eB5e0YcO4Y/s320/Kompas20DesTotokWijayanto.jpg" border="0" width="320" height="200" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Dalam konteks kedekatan Merapi dan manusia di sekitarnya, awan panas dan banjir lahar dingin dapat dilihat sebagai sebuah kritik. Kritik terhadap perilaku manusia yang telah melenceng dari keharmonisan dengan alam sekitar. Adanya awan panas atau banjir lahar dingin seolah hendak mengingatkan manusia untuk berbuat lebih baik secara berkualitas. Tidak ada lagi perusakan dan penyelewengan. Perusakan manusia terhadap kawasan hutan lindung atau sumber mata air atas nama pembangunan, sudah saatnya dikritik. Demikian pula peruntukan hunian-hunian di kawasan Merapi yang sebagian di antaranya justru dimanfaatkan untuk aktivitas asusila.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Atas penyelewengan itu, Merapi melakukan kritik. Kritik itu peringatan dari Allah agar manusia di sana kembali ke koridor jalan yang dikehendaki-Nya. Kritik Merapi sendiri dalam jangka pendek memang amat merusak. Bahkan begitu mengenaskan, dengan meninggalnya ratusan nyawa manusia. Belum lagi kehilangan hewan dan tumbuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Tahan Kritik</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kritik atas penyelewengan amanah kekuasaan tak ubahnya dengan awan panas atau banjir lahar dingin Merapi. Dalam ranah politik, penguasalah yang dikritik; dalam bencana Merapi, manusialah yang dikritik. Kritik yang dilakukan partai politik merupakan tugas sekaligus kewajiban agar praktik kekuasaan di pemerintahan berjalan dengan benar. Agar amanat rakyat bagi yang dimandati tetap dijalankan sesuai aturan. Dan aturan yang dihasilkan juga merupakan mekanisme yang mendahulukan kepentingan rakyat kebanyakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Merapi sejatinya memberikan inspirasi bagi partai-partai politik tentang aktivitas kritik dan kesetiaan dalam bekerja. Kendati awan panas dan banjir lahar dinginnya memunculkan banyak kerugian, namun dalam jangka panjang kritik Merapi itu berbuah manis. Abu vulkaniknya menyuburkan tanah-tanah. Pasir dan batu yang kini melimpah ruah juga aset luar biasa untuk dikelola pada hari-hari setelah bencana. Ini baru secara material. Belum dari sisi material, semisal menjadi bahan refleksi untuk mengelola Merapi agar terbangun kawasan hiburan (seperti Kaliurang) dengan <i>brand</i> positif. Kawasan wisata erupsi seperti sekarang jelas lebih mendidik daripada menjadikan kawasan wisata sekadar tempat hiburan yang sesekali diseliai prostitusi sembunyi-sembunyi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kerja-kerja partai politik dalam mengkritik kekuasaan tidak harus selalu berbentuk aktivitas di parlemen atau demonstrasi di jalanan. Aksi-aksi sosial kemanusiaan juga merupakan bentuk kritik terhadap lambannya empati pemerintah dalam mengatasi bencana. Yang dilakukan PKS, baik di parlemen maupun di saat-saat bencana, merupakan praksis dari mengisi kelemahan kekuasaan saat rakyat membutuhkan pertolongan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://2.bp.blogspot.com/-sR7LmjPD-PY/TVwrcR3ukDI/AAAAAAAAAYc/UT_y5OiMEkw/s1600/img_4468.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img src="http://2.bp.blogspot.com/-sR7LmjPD-PY/TVwrcR3ukDI/AAAAAAAAAYc/UT_y5OiMEkw/s320/img_4468.jpg" border="0" width="320" height="213" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Memang tindakan partai politik dalam melakukan aksi nyata di masyarakat tidak selalu berujung dengan simpati. Belakangan ini makin banyak partai politik menerjunkan diri di area bencana seperti di Merapi dan bencana alam yang terjadi belakangan ini. Keberadaan spanduk yang seolah unjuk eksistensi akhirnya menuai antipati publik. Meski tidak menolak keberadaan partai politik di lokasi bencana, masyarakat seperti berhati-hati terhadap ketulusan mereka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fenomena perang spanduk memang tidak bisa dimungkiri ekses psikologisnya bagi warga korban bencana. Namun apakah ini harus dibiarkan begitu saja? PKS yang getol melakukan aksi-aksi kemanusiaan jauh sebelum aktivitas ini populer diikuti partai politik lain, tampaknya perlu belajar dari Merapi. Ya, belajar bagaimana kritik Merapi justru melahirkan empati. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Boleh jadi aktivitas kemanusiaan PKS di lokasi bencana memang tulus tanpa pretensi cari muka. Bahwa ada atribut di pasang di beberapa lokasi, ini semata unjuk identitas agar mudah dikenali saja. Pun demikian, boleh jadi aktivitas politik politisi PKS di parlemen memang ikhlas manakala menolak kehadiran dua komisioner KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) lantaran masih kontroversinya soal deponering keduanya. Dalam dua contoh ini, kontribusi PKS tidak selalu ditangkap seperti yang dikehendaki. Keikhlasan dan ketakpamrihan aktivis PKS bisa saja melahirkan tudingan macam-macam. Inilah yang terjadi hari, sebagai fakta yang harus disikapi oleh para aktivis partai ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mengapa dulu saat belum ada partai politik yang menerjunkan diri di lokasi-lokasi bencana, dan baru PKS yang melakukannya, masyarakat bisa menerima tanpa ada curiga? Jawabannya mudah: masyarakat merasakan manfaat langsung, dan saat yang sama aroma politisasi belum terasa. Apakah politisasi bencana tidak ada sama sekali? Tidak tepat juga. Bagaimanapun juga dalam beragam ranah kehidupan, PKS senantiasa melakukan politik kontribusi; di mana saja mereka selalu bekerja dan beramal bagi publik. Soal ikhlas atau tidaknya ini perkara lain karena terkait isi hati manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lain cerita saat PKS kian besar. Prasangka politisasi terhadap politik kontribusi PKS dalam bencana kerap hadir. PKS dinilai memolitisi bantuan yang diberikannya guna merekrut anggota atau simpatisan. Dalam konteks perpolitikan, pemolitikan bantuan sebenarnya biasa saja. Siapa saja boleh melakukan perekrutan atau penarikan simpati terhadap orang lain. Tinggal bagaimana caranya, apakah bertabrakan dengan hukum atau tidak; dilakukan dengan mendidik ataukah paksaan. Persoalan dicurigainya PKS tidak terlepas dari hawa persaingan atau kekhawatiran dengan pihak lain atas membesarnya PKS. Mudah saja yang dilakukan: tuding miring kerja-kerja PKS, baik saat di lokasi bencana ataupun saat kiprah di parlemen dan panggung politik nasional.</span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://3.bp.blogspot.com/-JMUZO1ZhImk/TVwr8oVam6I/AAAAAAAAAYo/1NxD1IAQogM/s1600/PKS1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://3.bp.blogspot.com/-JMUZO1ZhImk/TVwr8oVam6I/AAAAAAAAAYo/1NxD1IAQogM/s320/PKS1.JPG" border="0" width="320" height="292" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saat PKS belum sebesar dan sekuat seperti sekarang, rasa-rasanya tidak perlu diherankan bila banyak pihak tak menaruh curiga. PKS masih dipandang remaja polos yang tidak punya pretensi dalam bertindak. Namun, rupanya lain cerita untuk keadaan sekarang. Kecurigaan mata ditebar di mana-mana; prasangka dan jeratan konspirasi mengintai kerja-kerja PKS, bahkan tatkala PKS ingin memberikan terbaik bagi Indonesia. Lalu apa yang mestinya dilakukan PKS?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Berani Berisiko</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Setelah tersadar soal kokohnya Merapi di hati warga, saya juga teringat dengan pengalaman John Naisbitt saat bercerita pengalamannya di China dan Thailand. “Saya selalu terkagum-kagum,” kata Naisbitt dalam <i>Mind Set!</i> (2006), “pada energi yang dikeluarkan orang-orang Asia, terutama China, dalam menerjang segala risiko dan menjalani perubahan, asalkan mereka melihat adanya manfaat.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Warga di lereng Merapi berani menempuh risiko tinggal di kawasan gunung aktif, karena mereka menikmati adanya benefit tinggal di sana. Bukan sebuah hidup spekulasi. Ya, manfaat! Manfaat inilah yang begitu dirasakan saat masyarakat mendapati aksi-aksi kemanusiaan PKS, atau kiprah politisi di parlemen atau panggung eksekutif. Lantas bila hari ini begitu bertubi-tubi kritik, cacian hingga hinaan pada PKS, apakah karena manfaat yang didapati masyarakat sudah pudar atau setidaknya susut?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sejujurnya, saya harus katakan demikian. Namun ini tentu tidak berlaku seluruhnya dari setiap aktivitas atau manuver politik politisi PKS. Ada ketergelinciran dan kealpaan hingga akhirnya berbuah makian publik. Jangan dilupakan pula, ekspektasi berlebih pada PKS tatkala PKS masih dipersepsi bersih dan peduli, tidak terlalu terpenuhi di saat praktik kekuasaan saat ini sedang mengalami krisis kepercayaan publik pada titik nadirnya. PKS yang berada pada waktu yang tidak menguntungkan, mau tidak mau, ikut terciprati terkena kritik-kritik kekecewaan publik itu. Manfaat dari kinerja PKS akhirnya tertutupi oleh kekecewaan publik yang kebetulan memiliki akses membuat opini di media massa.</span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://4.bp.blogspot.com/-M4xse8d2yMU/TVwsCoTZ8uI/AAAAAAAAAYs/JL4m_vYbb64/s1600/PKS2.JPG" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img src="http://4.bp.blogspot.com/-M4xse8d2yMU/TVwsCoTZ8uI/AAAAAAAAAYs/JL4m_vYbb64/s320/PKS2.JPG" border="0" width="303" height="320" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mundurnya penerimaan dan simpati publik tentu bukan akhir dari jalan kiprah PKS. Seperti Merapi yang setia mengeluarkan materialnya dan memunculkan musibah, demikian pula harusnya PKS. Luncuran awan panas Merapi tak ubahnya kiprah-kiprah ekstensif PKS yang kemudian dikritik publik. Banjir lahar dingin Merapi paralel dengan aksi-aksi dan pemikiran para aktivis PKS yang kemudian melahirkan kontroversi. Selagi berpikir jangka pendek, tentu saja lahar, abu vulkanik, pasir dan batu Merapi merupakan bencana yang harus dihindari atau dicaci. Dalam jangka panjang? Ternyata ini merupakan berkah untuk disyukuri. Sekali lagi, Merapi tetap tegar sekalipun warga tidak suka dengan letusannya. Merapi tetap menjalan zikir pada-Nya dengan letusan itu, tak bergeming dengan cercaan warga yang berkeluh kesah akibat dampak erupsinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Persuaan yang lama akhirnya menjadikan warga sadar bahwa kritik dan pola Merapi merupakan sebuah kontribusi. Demikian pula mestinya PKS. Tidak perlu cengeng mengeluhi banyaknya cacian tak berdasar. Semua kritik tak ubahnya ekspresi cinta pada kerja-kerja PKS yang tidak atau belum optimal. Harapan yang ditaruh besar saat ditunaikan alakadarnya memang rentan menghasilkan kekecewaan, maka di sinilah ketegaran berjalan dengan kebenaran harus dilakukan. Seperti Merapi yang mengikuti garis takdir-Nya, kendati manusia tak suka Merapi ‘batuk’.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Soal kritik dari luar yang kadangkala tak berdasar akan lebih bermanfaat bila didudukkan sebagai sebuah asupan untuk memperbaiki kerja-kerja PKS di masa mendatang. Saya teringat dengan telaah Ustadz Yusuf Qaradhawi dalam karyanya, <i>Umat Islam Menyongsong Abad ke-21</i> (2001), “Umat kita tidak mungkin dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada umat lain, sebelum mereka mampu memberikan manfaat pada dirinya sendiri. Perbaikan internal harus didahulukan atas perbaikan eksternal.” Jadi, kritik bagi PKS tidak lain sebuah perbaikan untuk menjadi setegar Merapi yang pada akhirnya selalu dicintai warga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Merapi dicintai karena ada konsistensi dalam memberikan benefit. Kekonsistenan memberi sekaligus kekonsistenan dalam tulus berbagi. Bila hari ini banyak tudingan miring pada PKS soal politik kontribusinya, maka dengan konsistensi tak berumur hari, pekan atau bulan, publik akan melihat mana pihak yang sesungguhnya setia melayani. Bencana atau tidak ada bencana, ada hadiah citra ataupun tidak, semua harus dikerjakan: mengabdi, sama seperti Merapi, memberi benefit pada warga. Kritik publik, dalam kaitan ini, menjadi semacam pengingat yang baik bagi konsistensi PKS.</span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://4.bp.blogspot.com/-5PTCLuxe6BI/TVwrqqNmnuI/AAAAAAAAAYg/1v7okoP2y2s/s1600/img_5144.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://4.bp.blogspot.com/-5PTCLuxe6BI/TVwrqqNmnuI/AAAAAAAAAYg/1v7okoP2y2s/s320/img_5144.jpg" border="0" width="320" height="213" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Konsistensi dapat dilihat dari sisi profesionalitas, yakni kesungguhan dalam memberikan pelayanan. Tidak setengah-setengah atau sekadar bekerja bila ada liputan media massa. Merapi berdiri di tengah kesepian dan kesendirian. Namun ini tak berarti dia pasif dalam memberikan manfaat bagi warga. PKS sudah semestinya tidak memedulikan cercaan di luar, bila konsistensi menghasilkan layanan berkualitas dilakukan. Publik akan melihat dalam jangka panjang apakah kiprah politisi PKS salah ataukah seusai amanat konstitusi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Refleksi Aksi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terkadang mereka yang melakukan pembaruan di tengah masyarakat harus siap dituduh macam-macam. Merapi dengan elok menginspirasikan bahwa berkiprah di pentas politik yang sarat suap dan intrik harus disertai keberanian melakukan perubahan. Jangka pendek bisa jadi berujung pada cercaan, tetapi jangan panjang tidak mustahil—atas izin Allah—publik akan merasakan manfaatnya. Persis seperti dikatakan Naisbitt di atas saat menyebut keberanian orang China dalam menempuh risiko. Sebagai tambahan, yang dikatakan Naisbitt pula bahwa orang Eropa cenderung melihat manfaat lebih dulu setelah itu lihat saja nanti, masih dominan menyeruak di kepala masyarakat kita. Melihat PKS secara positif bila ada manfaat yang kasat mata langsung. Bila belum terlihat manfaatnya, apalagi kontroversi, PKS harus siap menerima dengan lapang dada cercaan publik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kerja-kerja PKS bagi bangsa ini, sejatinya, tidak bisa dilakukan dengan semata mempertimbangkan suara-suara pengkritiknya. Tetap harus ada koridor yang dimiliki. Semacam panduan melangkah dalam membangun peradaban Indonesia ala PKS. Suara luar penting sebagai penimbang dan evaluasi apakah kerja PKS sudah tepat ataukah tidak. Dan kritikan publik tak ubahnya material Merapi, penting bagi PKS di waktu mendatang. PKS bisa menempatkan diri seperti Merapi, tegar bersama kritikan atau cercaan publik.</span><br /><br /><span style="font-size: small;"> </span></div><div class="yiv1893421802separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://3.bp.blogspot.com/-S8YiURncnA4/TVwrv_EF1_I/AAAAAAAAAYk/rEAJ0ZvhhDM/s1600/lutfi.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img src="http://3.bp.blogspot.com/-S8YiURncnA4/TVwrv_EF1_I/AAAAAAAAAYk/rEAJ0ZvhhDM/s320/lutfi.jpg" border="0" width="320" height="240" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dengan ketegaran itu, PKS bisa seperti Merapi; menjulang tinggi dengan tetap rendah hati memberikan kontribusi bagi warga. Dalam jangka pendek, seperti sekarang, perubahan dan aksi yang dilakukan PKS mungkin belum bisa diterima atau malah mendatangkan prasangka, tetapi dengan konsisten mengawal perubahan dengan konsistensi keikhlasan, konsistensi profesionalitas saat mendengar dan melayani aspirasi publik, maka insya Allah aksi dan manuver politik PKS dipandang sebagai sebuah kontribusi. Dengan demikian, terwujudlah apa yang diungkapkan Naisbitt di awal tulisan ini: “Mereka yang terlebih dahulu merangkul perubahan yang perlu akan menjadi pihak yang paling merasakan manfaatnya.” Resistensi terhadap perubahan berhenti jika ada manfaat nyata. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk itu, sudah siapkah PKS menjadi seperti Merapi, selalu bekerja ikhlas bagi Indonesia?[]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sumber foto: </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">(1)Dimas Joko; (2) Totok wijayanto (<i>Kompas</i>, 20 Desember 2010); (3,5,7) Dokumentasi P2BPKSSleman (http://p2bpkssleman.files.wordpress.com)<br />Sumber: Yusuf maulana Files<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-65277363045057316232011-02-08T18:01:00.000-08:002011-02-08T18:06:50.184-08:00Mencari-cari-alasan-kita-dan-mereka (Untukmu Kader Dakwah)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVH2pXe663I/AAAAAAAAAGM/PuRubqzIG-U/s1600/Makan-siang.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 201px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVH2pXe663I/AAAAAAAAAGM/PuRubqzIG-U/s320/Makan-siang.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571505404572789618" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVH2ZTpNIlI/AAAAAAAAAGE/eizy1SlrE9Q/s1600/images.jpeg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 275px; height: 183px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVH2ZTpNIlI/AAAAAAAAAGE/eizy1SlrE9Q/s320/images.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571505128664277586" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><div style="font-family:Verdana,sans-serif;">Menjelang mukhoyyam;</div><div face="Verdana,sans-serif"><br /></div><div face="Verdana,sans-serif">'maaf, saya ada agenda keluarga keluar kota.'</div><div face="Verdana,sans-serif">'Apa tidak bisa ditunda?'</div><div face="Verdana,sans-serif">'Soalnya besuknya juga ada acara lagi.'</div><div face="Verdana,sans-serif">'Tapi ini kan mukhoyam sapu jagad akh?'</div><div face="Verdana,sans-serif">'iya, habis gimana ya....'</div><div face="Verdana,sans-serif">tetap tidak bisa</div><div face="Verdana,sans-serif"><br /></div><div face="Verdana,sans-serif">kadang2, kita menumukan kondisi diatas.</div><div face="Verdana,sans-serif">atau saat liqa</div><div face="Verdana,sans-serif"><br /></div><div face="Verdana,sans-serif">'liqa sdh mulai ini. antum dimana?'</div><div face="Verdana,sans-serif">kali ini sms</div><div face="Verdana,sans-serif">'maaf pak, saya masih kecapekan pulang kerja</div><div face="Verdana,sans-serif">izin dulu.'</div><div face="Verdana,sans-serif">capek. Bisakah jadi <span class="yiv460909539highlight">alasan</span>..? </div><div face="Verdana,sans-serif"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">atau saat rapat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'akh, katanya antum kemarin ngga datang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">saat rapat abis shubuh?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">katanya cuma DPC kita yg ngga ada wakilnya?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'afwan akh, kemarin itu hujan deras abis shubuh.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">makanya saya ngga bisa berangkat.'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'hujan deras? bukannya antum punya jas hujan?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">antum pernah ngga lihat saya ngga adatang karena hujan.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">bukankah rumah saya lebih jauh dari antum?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tak ada tanggapan.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">Hujan. akankah jadi penghalang...? </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">soal <span class="yiv460909539highlight">alasan</span>, kita memang suka mencari-carinya.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">apalagi kalau murabbi atau pembina mudah ngasih izin</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan dari pengalaman tak pernah ada masalah dengan izin</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tak ada iqab atau amarah dari atas</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">kitapun menikmati 'izin' yg diberikannya.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tetapi, apakah dihadapan Allah masalahnya juga 'selesai'? </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dalam masalah2 dakwah, tarbiyah, dan akhirat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">orang-orang beriman tidak semestinya banyak minta izin</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">para pendahulu kita,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">selalu bersedia memenuhi panggilan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka tidak minta izin</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa</i>(QS.9:4) </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">satu kali, datanglah sekumpulan orang islam</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">minta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dalam perang tabuk</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan Rasulullah mengizinkannya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">maka turunlah firman Allah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Semoga Allah mema'afkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta? </i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">QS 9:43 </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">itulah maksudnya,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">andaikan pun kita diizinkan dengan <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> kita</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">belum tentu selesai urusan dengan Allah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">karena IA Maha Tahu apa yg dalam hati kita </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">apakah kita merasa capek saat hendak berangkat?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tiba2 motor mogok?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tiba2 anak-anak rewel?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tiba2 inget punya PR?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">waspadalah, waspadalah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">ada kalanya karena dari awal azzam kita kurang kuat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">niat kita kurang bulat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">maka Allah tidak redho dengan itu</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan dijadikanlah kita golongan yg tertinggal</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." </i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">9:46 </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">maka jika dari awal kita berniat untuk tidak hadir, biasanya,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">akan selalu muncul <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> untuk itu.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">sebabnya bisa jadi, karena Allah tidak menghendaki</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka yg niatnya tidak bulat, azzamnya kurang kuat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jika mereka ikut, bisa2 malah menambah masalah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim. </i>9:47 </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">karena itu jika al akh, saya maksudnya, berniat tidak hadir karena <span class="yiv460909539highlight">alasan</span>:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">hujan lah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">capek lah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">panas lah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">habis bensinlah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">kendaraan sudah terlanjur dimasukin lah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dll lah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">waspadalah,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jangan2 memang niat kita dari awal kurang bulat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan Allah tidak suka dengan itu </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tetapi ada yg lebih berat dari itu:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">al akh yg tidak (ingin) hadir</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan ia tidak minta izin</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">ia justru menyampaikan alasan2nya ke al akh yg lain</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">siapa tahu ada yg mengikutinya ^_^</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">yg ini ayatnya agak berat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.<br /><br /><br /></i><b>Mereka juga mencari-cari alasan<br /><br /></b>Para shahabat ra yang mulia,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka juga mencari-cari <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> saat terbentang sebuah amalan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">lihatlah beberpa contoh berikut: </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tersebutlah seorang shahabat yg mulia</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">Abdullah bin Mughfil namanya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">saat genderang perang tabuh berkumandang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">ia ingin ikut berangkat berperang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tapi ia tidak punya bekal</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tidak punya senjata</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tidak punya binatang tunggangan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">beberapa shahabat lain juga bernasib sama</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">seperti Ulyah bin Yazid ra</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tapi mereka semua ingin ikut tetap berangkat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">ke medan jihad</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">datanglah mereka menemui Nabi minta perbekalan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tapi nabi bilang sudah habis itu perbekalan'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">merekapun kembali dengan air mata bercucuran</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">sedih tak ikut berangkat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">turunlah firman Allah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan[654]. </i>9:92 </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">contoh lain, orang2 miskin di zaman Nabi SAW:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Sahabat Muhajirin yang miskin datang kepada Rasulullah saw. dan mengadu: "Orang-orang yang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi." Beliau bertanya : "Mengapa demikian?" Mereka menjawab: "Mereka mengerjakan salat sebagaimana kami salat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, dan mereka juga bersedekah. Sedangkan kami tidak, serta mereka memerdekakan budak, tetapi kami tidak dapat memerdekakannya." Kemudian beliau bersabda: "Bolehkah aku memberitahu kalian tentang sesuatu yang dapat mengejar mereka, dan kalian akan berada dalam barisan terdepan bagi orang-orang sesudahmu, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang yang melakukan seperti apa yang kalian lakukan?" Mereka menjawab: "Baiklah, wahai Rasulullah."Beliau menjawab: "Yaitu supaya kalian membaca tasbih (Subhanallah) membaca takbir (Allahu akbar) dan membaca tahmid (Alhamdulillah) setiap selesai salat masing-masing tiga puluh tiga kali". Tetapi, setelah itu sahabat-sahabat Muhajirin yang miskin kembali lagi kepada Rasulullah saw. dan berkata: ""Saudara-saudara kami yang kaya itu mendengar apa yang kami lakukan, kemudian mereka melakukan seperti apa yang kami lakukan." Maka Rasulullah saw. bersabda: "Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki."<br />(HR. Bukhari dan Muslim)<br /><br /></i>mengapa disebutkan para shahabat diatas mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span>?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ya, sebenarnya mereka kekurangan.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka tak punya senjata, bekal.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">Mereka miskin, tak bisa berinfaq harta, apatah lg memerdekakan budak.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tetapi mereka mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> agar bisa berjihad</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> agar menjadi yg terbaik di hadapan Allah.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>dan itulah bedanya mencari <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> kita dan mereka:</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b><br />kita (khususnya saya), dengan segala kelebihan yg kita miliki<br />mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> untuk tidak berperan serta dalam kebaikan<br /><br />adapun para shahabat, dengan segala kekurangan yg mereka alami<br />mereka mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> agar tetap berperan dalam jihad dan dakwah<br /><br /></b>maka begitulah, setiap menjelang perang:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">shahabat yg masih muda, memakai sepatu berhak tinggi</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka ingin tampak dewasa dan diikutkan dalam jihad</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">shahabat yg tua, mereka tunjukkan ahli memanahnya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mereka sampaikan ingin beroleh syahid di jalan-Nya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tetapi ada yg sangat monumental dari itu semua:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">kisah wafatnya Abdullah bin Ummi maktum</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">lelaki buta yg mulia ini, dengan kekurangannya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">mencari2 <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> biar ikut berperang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">biar bisa syahid </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tetapi khalifahpun punya <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> melarang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">lelaki buta berbahaya jika ikut berperang</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">iya kalau yg ditebas adalah musuhnya,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">bagaimana jika keliru temannya?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tetapi, lelaki buta yg mulia itu</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">selalu <b>punya <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> </b>untuk menggapai cita2 syahidnya</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan inilah kisah akhir hayatnya: </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Meskipun Allah telah memaafkan Ibnu Ummi Maktum dan orang-orang udzur seperti dia untuk tidak berjihad, namun dia enggan bersantai-santai beserta orang-orang yang tidak turut berperang. Dia tetap membulatkan tekat untuk turut berperang fi sabilillah. Tekad itu timbul dalam dirinya, karena jiwa yang besar tidak dapat dikatakan besar, kecuali bila orang itu memikul pula pekerjaan besar. Maka karena itu dia sangat gandrung untuk turut berperang dan menetapkan sendiri tugasnya di medan perang.<br /><br />Katanya, “Tempatkan saya antara dua barisan sebagai pembawa bendera. Saya akan memeganya erat-erat untuk kalian. Saya buta, karena itu saya pasti tidak akan lari.” Tahun keempat belas Hijriyah, Khalifah ‘Umar bin Khaththab memutuskan akan memasuki Persia dengan perang yang menentukan, untuk menggulingkan pemerintahan yang zalim, dan menggantinya dengan pemerintahan Islam yang demokratis dan bertauhid. ‘Umar memerintahkan kepada segenap Gubernur dan pembesar dalam pemerintahannya, ‘Jangan ada seorang jua pun yang ketinggalan dari orang orang bersenjata, orang yang mempunyai kuda, atau yang berani, atau yang berpikiran tajam, melainkan hadapkan semuanya kepada saya sesegera mungkin!”<br /><br />Maka berkumpulah di Madinah kaum Muslimin dari segala penjuru, memenuhi panggilan Khalifah ‘Umar. Di antara mereka itu terdapat seorang prajurit buta, ‘Abdullah bin Ummi maktum. Khalifah ‘Umar mengangkat Sa’ad bin Abi Waqash menjadi panglima pasukan yang besar itu. Kemudian Khalifah memberikan intruksi-intruksi dan pengarahan kepada Sa’ad.<br /><br />Setelah pasukan besar itu sampai di Qadisiyah. ‘Abdullah bin Ummi maktum memakai baju besi dan perlengkapan yang sempurna. Dia tampil sebagai pembawa bendera kaum muslimin dan berjanji akan senantiasa mengibarkannya atau mati di samping bendera itu.<br /><br />Pada hari ke tiga perang Qadisiyah, perang berkecamuk dengan hebat, yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut dengan kemenangan paling besar yang belum pernah direbutnya. Maka pndahlah kekuasaan kerajaan Persia yang besar ke tangan kaum muslimin. Dan runtuhlah mahligai yang termegah, dan berkibarlah bendera tauhid di bumi penyembah berhala itu.<br /><br />Kemenangan yang meyakinkan itu dibayar dengan darah dan jiwa ratusan syuhada. Diantara mereka yang syahid itu terdapat ‘ Abdullah bin Ummi Maktum yang buta. <b>Dia ditemukan terkapar di medan tempur berlumuran darah syahidnya, sambil memeluk bendera kaum muslimin<br /><br /></b></i><b>jikapun harus izin<br /><br /></b>tetapi apakah selamanya kita dilarang minta izin?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tidak juga. seperti Abdullah bin Mughfil diatas.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">karena itu jikapun kita minta izin karena uzur,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">beritahukanlah kepada yg berwenang,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dengan cara yg melegakan si penerima kabar:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">1. sampaikan sebelum acara</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">2. kemukakan mengapa anda 'layak' tidak hadir</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">3. berikan alternatif lain.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">4. lihatlah perasaan kita, apa kita nyaman dan menikmati ketidakhadiran ini?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'maaf ustadz, saya tidak bisa hadir. capek'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'afwan, ada urusan keluarga. izin'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'saya lagi lemah iman, saya mundur dari kepanitiaan'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">sms2 seperti diatas, bukan melegakan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tapi bisa mendatangkan zhan:</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">secapek apa sih...?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">sepenting apa sih..?</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">selemah apa sih...? </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">seorang pemuda menemui Nabi SAW</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>'Ya nabi, saya ingin berjihad, tapi ibu saya sakt keras,<br />mana yg harus saya dahulukan?'</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i><br />'Ya Nabi, saya ingin ikut perang, tapi saya tidak punya bekal,<br />berilah saya bekal?</i>' Abdullah bin Mughfil</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">berkaca dari hal tsb</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jadi kalaupun minta izin, sms lah yg lengkap</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'pak, saya sakit, sudah 2 hari tidak masuk kerja, apa diizinkan?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">tak ada <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> kecuali si penerima sms akan mengizinkan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'pak, ibu saya meminta saya pulang, katanya penting,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">apa boleh jika saya tidak hadir?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'tad, saya harus jaga anak2, umminya sakit,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">bagaimana kalau liqa dipindah di rumah saya saja?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">'tadz, saya harus lembur kerja menddadak, tidak bisa hadir.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">iqab apa yg perlu saya tunaikan untuk ini?'</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">seorang ksatria,</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">selalu punya <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> layak untuk disampaikan</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="color:cyan;"></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b>penutup: ada juga kabar gembiranya<br /><br /></b>dalam shahihain, dari Anas ra Rasulullah SAW bersabda</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>di Madinah ada sekelompok orang, tidaklah kalian melintasi lembah atau menempuh perjalanan, melainkan ia bersama kalian. Shabat bertanya, sekalipun mereka tetap di Madinah? kata Rasulullah, ya, uzur telah menahan mereka</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jika memang kita punya <span class="yiv460909539highlight">alasan</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">dan <span class="yiv460909539highlight">alasan</span> itu layak</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jika kita menangis saat tidak berangkat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">seperti Abdullah bin Mughfil</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">jika kita resah karena</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">ketidakikutsertaan kita</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">semoga Allah mencatat</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">kita termasuk dalam kafilah</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">yang ikut berangkat serta</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;">wallahu a'alam<br /><br />Sumber:<br /></div>http://www.islamedia.web.id/2011/01/mencari-cari-alasan-kita-dan-mereka.htmlDPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-81947781442041984982011-02-08T07:15:00.000-08:002011-02-08T07:21:05.535-08:00Jadi ikhwan jangan Cengeng<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVFfU2ifRlI/AAAAAAAAAF0/xSQGwMhHgbI/s1600/ikhwan-ilfill.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 304px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVFfU2ifRlI/AAAAAAAAAF0/xSQGwMhHgbI/s320/ikhwan-ilfill.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571339025876207186" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVFexLRwdWI/AAAAAAAAAFs/bys_jgYdxxY/s1600/IKHWAN.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 271px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TVFexLRwdWI/AAAAAAAAAFs/bys_jgYdxxY/s320/IKHWAN.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5571338412967884130" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br /><span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" >Jadi Ikhwan jangan cengeng..<br />Dikasih amanah pura-pura batuk..<br />Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..<br />Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..<br />Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..<br />Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..<br />Terus dakwah gimana? digebuk?<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Dikit-dikit dengerin lagunya melankolis.</span><br /><span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..<br />Kesehariannya malah jadi genit..<br />Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..<br />Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..<br />Rencana awal cuma kirim Tausyiah..<br />Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..<br />Terselip mikir rencana walimah?<br />Tapi nggak berani karena terlalu wah!<br />Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Abis nonton film palestina semangat membara..<br />Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..<br />Semangat jadi penontonnya luar biasa..<br />Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..<br />Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Ngumpet-ngumpet buat pacaran..<br />Ketemuan di mol yang banyak taman..<br />Emang sih nggak pegangan tangan..<br />Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..<br />Oh romantisnya, dunia pun heran..<br />Kalo ketemu Murabbi atau binaan..<br />Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?<br />Oh malunya sama Murabbi atau binaan?<br />Sama Allah? Nggak kepikiran..<br />Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Disuruh infaq cengar-cengir. .<br />Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..<br />Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..<br />Suruh tenang dan berdzikir..<br />Malah tangan yang ketar-ketir. .<br />Leher saudaranya mau dipelintir!<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..<br />Malah nyari Aminah..<br />Aminah dapet, terus Walimah..<br />Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..<br />Dakwah yang dulu kemanakah?<br />Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah..<br />Duh duh… Amanah Aminah..<br />Dakwah.. dakwah..<br />Kalah sama Aminah..<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Buka facebook liatin foto akhwat..<br />Dicari yang mengkilat..<br />Kalo udah dapet ya tinggal sikat..<br />Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..<br />“Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?”<br />Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..<br />Akhwatnya terpikat..<br />Mau juga ditraktir secara cepat..<br />Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat…<br />yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT!<br />Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..<br />badan goyang-goyang kayak ulat..<br />Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..<br />Kasusnya sih kebanyakan yang ‘gulat’..<br />Zina pun menjadi hal yang nikmat..<br />Udah pasti dapet laknat..<br />Duh.. maksiat.. maksiat…<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Ilmu nggak seberapa hebat..<br />Udah mengatai Ustadz..<br />Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..<br />Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat..<br />Lho kok udah berani nuduh ustadz..<br />Semoga tuh otaknya dikasih sehat..<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Status facebook tiap menit ganti..<br />Isinya tentang isi hati..<br />Buka-bukaan ngincer si wati..<br />Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..<br />Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..<br />Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..<br />Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..<br />Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..<br />Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..<br />Kepala cenat-cenut kebingungan. .<br />Oh kasihan.. Mendingan cacingan..<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..<br />Makin bingung nyari teladan..<br />Teladannya bukan lagi idaman..<br />Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..<br />Mau jadi putih nggak kuat nahan..<br />Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..<br />Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..<br />Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Diajakain dauroh alasannya segudang..<br />Semangat cuma pas diajak ke warung padang..<br />Atau maen game bola sampe begadang..<br />Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..<br />Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..<br />Duh.. berdendang…<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah..<br />Tapi jarang banget yang namanya tilawah..<br />Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..<br />Hidup sekarang jadinya agak mewah..<br />Hidup mewah emang sah..<br />Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Dulunya di dakwah banyak amanah..<br />Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..<br />Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..<br />Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..<br />Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..<br />Anak baru dipandang dengan mata sebelah..<br />Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..<br />Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..<br />Lanjutin perjuangan saya yah…<br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..<br />Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..<br />Murabbi ikhlas dibikin melongo..<br />Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..<br />Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..<br />Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..<br /><br />Oh noo…</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng…</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Jadi Ikhwan jangan cengeng…<br />Jadi Ikhwan jangan cengeng…<br />Jadi Ikhwan jangan cengeng…<br />Jadi Ikhwan jangan cengeng…<br /><br />Akhi… banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Dimanapun harokahnya…<br /><br />Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..<br /><br />Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan… karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan….. dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan… tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya. . maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br />Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama…?<br />Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..<br />Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..<br />“Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu… Kuatkanlah ikatan kami…”<br /><br />“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />Aamiin Allahumma aamiin</span> <span style=";font-family:verdana;font-size:100%;" ><br /><br />dikutip dari tausiyah seorang sahabat...</span>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-24156291727429119812011-01-16T23:35:00.000-08:002011-01-16T23:39:36.243-08:00<span style="font-weight: bold;">DPRa PKS KAPUK MUARA</span><br /><br /><div style="text-align: center;"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:12pt;" >STRUKTUR DEWAN PENGURUS CABANG PKS PENJARINGAN JAKARTA UTARA</span></span></b></div> <p class="yiv11483294MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:12pt;" >PERIODE 2010 – 2015</span></span></b></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> </span></span></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" >KETUA UMUM : ANDRI FREDYANTO</span></span></b></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" >SEKRETARIS UMUM : ABDUL KARIM</span></span></b></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" >BENDAHARA UMUM : RAIS. SE.</span></span></b></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> </span></span></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" >BIDANG – BIDANG :</span></span></b></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"><span>1.<span style=";font-family:Times New Roman;font-size:78%;" ><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7pt;" > </span></span></span></span></span><b><span style="font-weight: bold;">BIDANG KADERISASI:</span></b> <b><span style="font-weight: bold;"> : ABUAMMAR, S.PD.</span></b></p> <p style="text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> SEK. BID : ABU FATHY.</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> BIRO REKRUITMENT : TRIYONO, QIROMARUL RAHMAWATI</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> BIRO TAQWIM : YULI PURWANTO, NORITA</span></span></p> <p><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" ><span>2.<span style=";font-family:Times New Roman;font-size:78%;" ><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7pt;" > </span></span></span></span></span></b><b><span style="font-weight: bold;">BIDANG SOSIAL & PEREMPUAN: : EMAN SUHERMAN</span></b></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> BIRO SOSIAL : ABDUL GHOFUR, MUSWADI</span></span></p> <p style="text-indent: 1in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;">BIRO PEREMPUAN : LILIS TRIYANA</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> SEK.BIRO : EKA SRI M</span></span></p> <p style="text-indent: 112.5pt;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> UNIT A’ILI : HJ. DJUBAEDAH</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> UNIT KETAHANAN KELUARGA : HJ. IRMAWATI W.</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> UNIT FORSITMA : NURYATI HUSEIN.</span></span></p><p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"><br /></span></span></p> <p><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" ><span>3.<span style=";font-family:Times New Roman;font-size:78%;" ><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7pt;" > </span></span></span></span></span></b><b><span style="font-weight: bold;">BIDANG KEBIJAKAN PUBLIK & KEUMMATAN</span><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" > : ADIDI</span></span></b></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> BIRO KEBIJAKAN PUBLIK : RIDWAN</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> BIRO KEUMMATAN : RUSTONO BIN DAAN </span></span></p> <p><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" ><span>4.<span style=";font-family:Times New Roman;font-size:78%;" ><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7pt;" > </span></span></span></span></span></b><b><span style="font-weight: bold;">BIDANG PEMUDA & </span></b></p> <p><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" >JARINGAN MOBILISASI : : TONI SUPRAPTO</span></span></b></p> <p style="text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;">BIRO PEMUDA : JAJANG MURTAQIN</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;">BIRO JARINGAN MOBILISASI : SUROJOYO</span></span></p> <p class="yiv11483294MsoNormal"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> </span></span></p> <p><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:11pt;" ><span>5.<span style=";font-family:Times New Roman;font-size:78%;" ><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7pt;" > </span></span></span></span></span></b><b><span style="font-weight: bold;">BIDANG KEPANDUAN : HAMZAH KURNIAWAN</span></b></p> <p style="text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;">BIRO KEPANDUAN : HAMZAH</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;">BIRO OLAHRAGA : RUDI HARTONO</span></span></p> <p><span style=";font-family:Calibri;font-size:85%;" ><span style="font-size:11pt;"> </span></span></p> <p class="yiv11483294MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style=";font-family:Calibri;font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;font-size:13pt;" >SEMOGA ALLAH SWT. MENUNTUN KITA DALAM MENJAGA AMANAH INI.</span></span></b></p>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-53004499681899708782011-01-03T00:24:00.000-08:002011-01-03T00:31:05.408-08:00SUSUNAN PENGURUS DPRa PKS KAPUKMUARA PERIODE 2010-2015<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TSGJI6D69CI/AAAAAAAAAFg/mvVu6XzQs94/s1600/Logooooku.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TSGJI6D69CI/AAAAAAAAAFg/mvVu6XzQs94/s320/Logooooku.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557874201269564450" border="0" /></a><br />DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br />SUSUNAN PENGURUS DPRa PKS KAPUKMUARA PERIODE 2010-2015<br /><br />KETUA UMUM : AHMAD SAIFUL KASNO<br /><br />SEKRETARIS UMUM : EKO APRIYANTO<br /><br />BENDAHARA UMUM : TEDY DEFIANSYAHDPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6946553203788127667.post-84868920215897325862011-01-03T00:17:00.000-08:002011-01-03T00:21:21.108-08:00SUSUNAN PENGURUS DPTW PKS DKI JAKARTA PERIODE 2010-2015<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TSGG1nrFHfI/AAAAAAAAAFY/QZVLtKQKAbo/s1600/N4%25C3%259F%25C3%25ACK%25C3%25BC.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 107px; height: 107px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_zBETT443uYk/TSGG1nrFHfI/AAAAAAAAAFY/QZVLtKQKAbo/s320/N4%25C3%259F%25C3%25ACK%25C3%25BC.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557871670892764658" border="0" /></a><br /></div>DPRa PKS KAPUK MUARA<br /><br />Susunan Pengurus DPTW PKS DKI Jakarta Periode tahun 2010-2015 <span class=""><span class="yiv306372099fb_button_text"></span><span class="yiv306372099fb_share_count fb_share_count_right"><span class="yiv306372099fb_share_count_inner"><br /></span></span></span><p style="text-align: justify;"> Kepengurusan DPW, MPW, dan DSW sudah terbentuk berdasarkan SK DPP No. 01/D/SKEP/DPP-PKS/1432. Berdasarkan SK tersebut, maka kepengurusan DPW, MPW, dan DSW Periode 2005-2010 adalah sebagai berikut :</p> <p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW)</strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Ketua</strong> : <strong>Ir. Triwisaksana, MSc.</strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Sekretaris</strong> : <strong>Igo Ilham, SST</strong></p> <p>Ketua Komisi Legislasi,</p> <p>Organisasi, dan Kewilayahan : Wasito Al Wasith, S.Ag</p> <p>Ketua Komisi Pembinaan Kader</p> <p>dan Perempuan : Ir. Eko Ihsanto, MSc.</p> <p>Ketua Komisi Kebijakan Publik</p> <p>dan Kajian Strategis : Nurmansjah Lubis, AAAIS, SE, Ak, MM</p> <p><strong> </strong></p> <p> </p> <p><strong>Dewan Syariah Wilayah (DSW)</strong></p> <p><strong>Ketua</strong> : <strong>Abdurrahman Suhaemi, Lc</strong></p> <p><strong>Sekretaris </strong>: <strong>Ahmad Yani, BA</strong></p> <p>Ketua Lajnah Hisbah dan Disiplin Syar’i : Abdullah Qomarudin, Lc.</p> <p>Ketua Lajnah Arbitrase : Mahbub, Lc.</p> <p>Ketua Lajnah Sumber Daya Insani : Ahmad Adnan, Lc.</p> <p>Lajnah Kerjasama Keummatan : Syu’aib Zainal, Lc.</p> <p><strong> </strong></p> <p> </p> <p><strong>Dewan Pengurus Wilayah (DPW)</strong></p> <p><strong>Ketua Umum </strong> : <strong>Selamat Nurdin, S.Sos, MM</strong></p> <p><strong>Wakil Ketua Umum </strong> : <strong>Ahmad Zairofi, Lc</strong></p> <p><strong>Sekretaris Umum </strong> : <strong>Tubagus Arif, S.Ag</strong></p> <p><strong>Bendahara Umum</strong> : <strong>Drs. Nasrullah HN</strong></p> <p>Ketua Bidang Kaderisasi : Tolhah Nuhin, Lc.</p> <p>Ketua Bidang Pembangunan Keummatan : Hidayat Rohim</p> <p>Ketua Bidang Kebijakan Publik : Rois Hadayana, SH</p> <p>Ketua Bidang Kepanduan dan Olah Raga : Zainal Hasyim</p> <p>Ketua Bidang Generasi Muda dan Profesi : Fitra Arsil, SH, MH</p> <p>Ketua Bidang Perempuan : Dra. Iceu Hernawati</p> <p>Ketua Bidang Pengembangan</p> <p>Ekonomi dan Kewirausahaan : Adi Susilo, MM.</p> <p>Ketua Bidang Kelembagaan Sosial : Israyani, SP</p> <p> </p> <p>Sumber : <em>Tim Kesekretariatan DPW PKS DKI Jakarta</em></p>DPRa PKS KAPUK MUARAhttp://www.blogger.com/profile/11721324888835137904noreply@blogger.com0