Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Indonesia

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Biduk Kebersamaan

Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

Jumat, 15 April 2011

Nametag Peserta Milad PKS Ke-13

DPRa PKS KAPUK MUARA


Bagi Sahabat PKS yg ingin file ini silakan kirim email ke: pks.kapukmuara@gmail.com

Senin, 11 April 2011

MILAD PKS Yang ke-13 ( Berjuta Cinta Untuk Indonesia )

DPRa PKS KAPUK MUARA

UNDANGAN TERBUKA UNTUK KADER DAN SIMPATISAN PKS

Milad PKS, 17 April 2011 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

Milad PKS akan diselenggarakan :
Hari : Ahad/Minggu, 17 April 2011
Tempat : Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta
Hiburan: Grup Wali, Shohar, Izis, Ruhul Jadid
(Baju putih / atribut pks)

Kerahkan massa dari segala Penjuru, buktikan kesolidan kita !
Putihkan Jakarta...!!!

"Kasihinilah dirimu sendiri, yang hidup bergelimang prasangka dan dusta. Kasihinilah dirimu sendiri, yang lebih memilih menyendiri diterkam srigala dibanding teguh dalam jamaah penuh berkah, kasihinlah dirimu sendiri yang tiada henti sibuk mengorek orang lain tapi melupakan aib diri sendiri".
Inilah Jawaban Kami...

"Berjuta Cinta Untuk Inonesia"

"Bekerja Untuk Indonesia"

"Harapan Itu Selalu Ada"

Selasa, 05 April 2011

Kecewa adalah Tanda Cinta

DPRa PKS KAPUK MUARA


Oleh: Cahyadi Takariawan*

“Orang-orang partai politik itu mudah kecewa. Begitu keinginannya tidak terpenuhi, lalu keluar dari partainya dan membuat partai baru”, kata seorang teman kuliah di Lemhannas berapi-api. Aku hanya mengatakan, “Tergantung partainya, dan tergantung orangnya”. Dia terus saja mengomel tentang jeleknya orang-orang parpol, dan jawabanku pun tetap sama.

Ini soal perasaan kecewa. Sesungguhnyalah kecewa muncul karena adanya harapan yang tidak kesampaian. Ada harapan yang ditanam, dan ternyata tidak didapatkan dalam kenyataan. Inilah yang menyebabkan muncul kekecewaan. Jarak yang terbentang antara harapan dengan kenyataan itulah ukuran besarnya kekecewaan. Semakin lebar jarak yang terbentang, semakin besar pula kekecewaan. Oleh karena itu, kecewa itu ada di mana-mana, di lingkungan apa saja, di dunia mana saja, selalu ada kecewa.

Mari kita mulai dari yang paling kecil dan sederhana. Kadang kita kecewa dengan diri kita sendiri. “Mengapa saya tidak begini, mengapa saya tidak begitu”, adalah contoh kekecewaan yang kita alamatkan kepada keputusan kita sendiri yang telah terjadi. Kita menyesal di kemudian hari.

Dalam kehidupan rumah tangga yang isinya hanya dua orang saja, yaitu suami dan isteri, bisa muncul kekecewaan. Suami kecewa kepada isteri, dan isteri kecewa kepada suami. Hidup berdua saja bisa menimbulkan kecewa, apalagi kehidupan organisasi atau negara. Jika di dalam rumah tangga mulai ada anak-anak, kekecewaan bisa bertambah luas. Anak kecewa dengan sikap orang tuanya, dan orang tua kecewa dengan kelakuan anaknya. Satu anak dengan anak lainnya juga bisa saling kecewa mengecewakan.

Satu keluarga bisa kecewa atas perbuatan keluarga lainnya dalam sebuah lingkungan tempat tinggal. Satu desa bisa kecewa dengan desa lainnya dalam satu kecamatan. Indonesia sangat kecewa dengan sikap Amerika yang arogan, kecewa dengan sikap Israel yang merampas hak warga sipil Palestina secara semena-mena. Sebagaimana Amerika kecewa dengan Indonesia karena kurang akomodatif dengan kebijakan Amerika. Israel kecewa dengan Indonesia karena tidak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Jamaah sebuah masjid bisa kecewa dengan sikap imam masjid, sebagaimana imam masjid bisa kecewa dengan kondisi jamaah. Masyarakat gereja bisa kecewa terhadap pendeta sebagaimana pendeta bisa kecewa terhadap keadaan jemaatnya. Suporter sepak bola sering kecewa terhadap tim yang dibelanya, sebagaimana pemain sepak bola sering kecewa kepada sikap para suporter.

TNI bisa kecewa terhadap kebijakan dan sikap Polri sebagaimana Polri bisa kecewa terhadap TNI. Angkatan Darat bisa kecewa terhadap Angkatan Laut dan Udara, sebagaimana Angkatan Laut bisa kecewa terhadap Angkatan Darat dan Udara, atau Angkatan Udara kecewa terhadap Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Di Angkatan Darat, seorang komandan bisa kecewa terhadap anak buahnya, sebagaimana anak buah bisa kecewa kepada komandannya.

Dalam gerakan dakwah, seorang kader bisa kecewa kepada pemimpin, sebagaimana pemimpin bisa kecewa atas sikap para kader. Seorang kader PKS menyampaikan pesan lewat SMS kepada saya, yang isinya mengatakan sangat kecewa dengan PKS dan akan keluar serta bergabung dengan sebuah gerakan dakwah tertentu, sebut saja gerakan G. Saya menjawab dengan dua kali jawaban. Pertama, bahwa hak masuk dan keluar dari PKS adalah di tangan anda sendiri, tak ada yang boleh memaksa. Kedua, kalau anda keluar dari PKS karena kecewa dan akan bergabung dengan gerakan dakwah G, maka ketahuilah bahwa gerakan G itu juga pernah mengecewakan anggotanya. Ada banyak orang kecewa dari gerakan G dan berpindah ke gerakan yang lainnya. Di setiap gerakan dakwah, selalu ada orang yang kecewa dan meninggalkan gerakan dakwah itu. Selalu.

Sepanjang sejarah kemanusiaan paska masa kenabian, tidak ada satupun organisasi yang tidak pernah mengecewakan anggotanya. Semua organisasi, semua gerakan, semua harakah pernah mengecewakan anggotanya. Selalu ada anggota organisasi atau anggota gerakan yang kecewa dan terluka. Selalu.

Ini bukan soal benar atau salahnya kondisi tersebut. Ini hanya potret sesungguhnya, begitulah kenyataan yang ada. Cobalah sebut satu saja contoh organisasi, ormas, gerakan dakwah, instansi, atau apapun. Pasti ada riwayat pernah ada anggota atau pengurus yang kecewa. Kalau tidak ada yang pernah dikecewakan, berarti organisasi tersebut belum pernah beraktiviktas nyata.

Bahkan organisasi yang dibuat dari kumpulan orang kecewa, pasti pernah mengecewakan anggotanya pula. Misalnya sekelompok orang kecewa dengan kebijakan organisasi A, lalu mereka menyingkir dan berkumpul. Mereka bersepakat, “Kita berkumpul di sini karena dikecewakan para pemimpin kita. Sekarang kita himpun potensi kita, dan kita berjanji untuk tidak saling mengcewakan lagi. Jangan ada yang dikecewakan disini”. Tatkala mereka sudah eksis sebagai organisasi, maka pasti ada yang kecewa di antara mereka.

Mereka tidak tahu, bahwa kecewa itu tanda cinta. Kalau tidak cinta, tidak mungkin kecewa. Karena cinta, maka muncullah berbagai harapan kita. Setelah harapan tertanam, ternyata apa yang kita lihat dan kita alami tidak seperti yang diharapkan. Maka muncullah kecewa.

Mengapa beberapa orang parpol yang kecewa lalu membuat parpol baru lagi ? Karena boleh menurut Undang-undang. Coba kalau Undang-undang membolehkan membuat TNI baru, atau Polri baru, atau Mahkamah Agung baru, atau DPR baru, pasti sudah banyak orang membuat dari dulu. Banyak orang kecewa dengan TNI, banyak orang kecewa dengan Polri, banyak orang kecewa dengan Mahkamah Agung, banyak orang kecewa dengan DPR, banyak orang kecewa dengan Presiden dan Wakil Presiden, banyak orang kecewa dengan Menteri, banyak orang kecewa dengan Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Ketua RW atau Ketua RT.

Jadi, kecewa itu ada dimana-mana, karena cinta ada dimana-mana, karena harapan ada dimana-mana. Namun muncul pertanyaan, pantaskah kita tidak berani memiliki harapan karena takut dikecewakan ? Jawabannya jelas, tidak pantas !


Karena harapan itulah yang membuat kita bersemangat, karena harapan itulah yang membuat kita bekerja, karena harapan itulah yang membuat kita selalu berusaha melakukan dan memberikan yang terbaik, bahkan karena harapan itu pula yang membuat kita ada. Jangan takut memiliki harapan masuk surga. Jangan takut memiliki harapan Indonesia yang makmur dan sejahtera. Jangan takut memiliki harapan Indonesia menjadi negara paling adil dan paling maju di seluruh dunia.

So, teruslah memiliki dan memupuk harapan. Teruslah bekerja, teruslah berkarya, hingga akhir usia. Jangan takut kecewa.

Pancoran Barat 30 Nopember 2010

*sumber: http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=519
*posted by: pkspiyungan.blogspot.com

Senin, 04 April 2011

PKS Jakarta Tingkatkan Armada Media

DPRa PKS KAPUK MUARA


Memahami Arti penting media sosial, PKS JAKARTA, pada hari ahad mengundang pengurus DPD, DPC, dan DPRa dalam  kegiatan workshop sosial media di kantor DPW PKS JAKARTA, hadir dalam acara tersebut Bpk.Ir. Triwisaksana atau akrab disapa Bang Sani, beliau memaparkan arti penting media sosial seperti Facebook, Twitter, Blog dan lain-lain, dalam pengembangan Dakwah di dunia maya, dan targetnya adalah setiap pengurus dapat melek IT, sampai tingkat struktur terbawah dalam menyampaikan informasi kegiatan Dakwah,sosial dan perkembangan ummat diwilayah Jakarta.

Rencananya Workshop tersebut akan rutin diadakan untuk meningkatkan kualitas kader PKS JAKARTA, mudah-mudahan kegiatan tersebut menjadi sesuatu hal yang bermanfaat untuk kader dan masyrakat tentunya untuk lebih memahami kegiatan dakwah PKS.

PKS (  POSITIF.KREATIF.SOLUTIF )

Sabtu, 02 April 2011

Lelaki Satu Umat : Mengenang Syekh Yassin

DPRa PKS KAPUK MUARA

Perjuangan paling cemerlang, pengorbanan paling cemerlang, jihad paling cemerlang dan kesyahidan paling cemerlang.

Kesyahidan Syekh Ahmad Yasin menjadi kenangan paling dalam karena mampu mengembalikan "rambu-rambu perjuangan" beliau dari penyimpangan pemikiran dan politik yang kerap menghinggapi banyak orang dalam fase-fase tertentu, terutama jika berinteraksi dengan barat.
Di tahun ke-7 kesyahidan beliau, akal dan hati mengingatkan pelajaran tentang besarnya tantangan yang pernah menghadang beliau.
Ia bukan sekadar kenangan, kenangan lelaki satu umat, pimpinan dan syekh dua Intifadhah, pemimpin robbani, pemimpin penggagas Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin, rahimahullah; seorang lelaki lumpuh namun mampu membangkitkan satu bangsa dengan lisannya yang fasih dan suaranya yang tegas, tekadnya yang membaja, semangatnya yang menyala-nyala yang tidak kenal seharipun untuk lentur, mundur.
Imam Yasin telah membentuk satu generasi yang dididik dengan nilai kesetiaan, loyalitas, pengorbanan, cinta negeri, memprioritaskan orang lain, hanya dalam beberapa tahun.
Syekh Yasin mengingatkan hari-hari perjuangan yang penuh berkah, halaqah (serial pengajian) masjid yang sederhana namun dengan menjalar di seluruh di dunia untuk mengikutinya. Pengajian-pengajian yang melahirkan generasi Al-Quran, jihad dan pejuang akidah yang membawa amanah memperjuangkan prinsip dan hak-hak bangsa Palestina yang tangguh dalam mengibarkan bendera ketegaran dan menghadang rencana-rencana zionis Israel terhadap bangsa kita.
Generasi itu akhirnya menjadi diperhitungkan dalam menentukan Palestina, Arab dan dunia Islam. Tak heran bila Israel dan penganut kemunafikan Arab berusaha menghabisinya dari peta kehidupan.
Beliau pernah menelurkan gagasan mendirikan Negara Palestina di perbatasan jajahan tahun 1967 tanpa mengakui Israel yang akhirnya menjadi rujukan politik Palestina. Di bidang jihad, beliau menjadi "symbol otentik" bagi kelompok perlawanan. Dalam bidang hubungan dan interaksi, beliau adalah penyatu dan penyentu hari masyarakat.
Dalam bidang kerja dan perjuangan serta dakwah, beliau adalah puncak menaranya dimana akhirnya beliau menjemput kesyahidannya dalam pejuangan ini.
Israel meyakini kematian Syekh Yasin akan melumpuhkan Hamas dan aktivitasnya. Namun terbukti kesyahidan beliau justru Allah menghidupkan satu generasi secara utuh dan membangunkan banyak orang yang lalai dari tanggungjawab terhadap Palestina. Kesyahidan beliau adalah terbukannya titik terang bagi bangsa Palestina untuk melawan dan mengembalikan hak-haknya dari penjajah Israel.
Revolusi bangsa Arab saat ini adalah karena terinsipirasi Syekh Yasin yang mengajarkan untuk memerangi rezim yang zhalim dan angkara murka.
Syekh Yasin mengajar ketegaran kepada kita dalam menghadapi penjajah Israel. beliau dengan lantang menantang Israel tanpa rasa gentar.
Kini jutaan bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam napak tilas perjuangan, jihad, pengorbanan Syekh Yasin demi kebaikan umat. [Ahmad Bahr/infopalestine]

Kamis, 31 Maret 2011

Awal April Agenda PKS Penjaringan Jakarta Utara Padat Merayap


DPRa PKS KAPUK MUARA

1.Tanggal 2 April jam 2 siang-6 sore, Gathering/Pertemuan dengan Pembicara Ir. Triwisaksana ( Bang Sani: calon Gubernur DKI JAKARTA) dan Kader Penggiat Media Sosial (Fb,Twitter,Millis dll).

2.Tanggal 2 Apriil jam 6 sore-selesai, Pertemuan dengan tokoh masyrakat PENJARINGAN, Jakarta Utara, bersama Bp Ir.Triwisaksana/Bang Sani.

3.Tanggal 9 April jam 8-4 sore, Sekolah Murrabi (menyiapkan untuk para calon Murrabi berkualitas),tempat di DPD Jakarta Utara.

4.Tanggal 10 April jam 8 pagi-selesai, BAKSOS di wilayah Pejagalan, Jakarta Utara, ada pengobatan gratis, bazzar murah dan kreasi anak cerdas.

5.Tanggal 10 April jam 6 pagi-selesai, FUNBIKE dengan penciNta GOWES SEPEDA, di Jalan Thamrin-Bundaran HI.

5.Bulan April Sertifikasi Guru Al Quran ( Calon Pengajar Tahsin)

6.Tanggal 17 April, Acara Puncak Milad PKS, Tema "Berjuta Cinta Untuk Indonesia" diadakan di Stadion Gelora Bung Karno.

7.Tanggal 23 jam 8-selesai, Pelatihan Sekolah Berbasis Masjid ( SCHOOL MOSQUE), untuk remaja.

"Banyak beraktivitas untuk memberi manfaat yang dahsyat kepada umat justeru akan membuat tubuh dan hati jadi lebih sehat. Sebuah pesan dari sahabat, ada kader yang pemahaman dakwahnya tidak utuh, tdk menyeluruh, banyak mengeluh, ingin mundur akhirnya terjatuh. Mereka sering berkata, "AKU LELLAAH!!"

Sementara, kader-kader yang banyak berkiprah, dengan pemahaman yang syumuliah, berjuang di jalan dakwah dan tarbiyah. Mereka penat, tapi hati dan fisiknya tetap kuat, tetap semangat untuk berbuat, memberikan yang terbaik untuk ummat, dan di dalam hatinya selalu tertanam komitmen yang kuat, "AKU LILLAAH...!

"Moga Segala aktivitas kita diberkahi Alloh SWT Aamiin...

Rabu, 30 Maret 2011

Menjaga Karamah Basyariyah

DPRa PKS KAPUK MUARA


http://photos.friendster.com/photos/08/84/43164880/0_338036073l.jpg


وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al-Isra, 17: 70)

Ikhwah fillah, di muqaddimah jalasah ini tadi telah saya bacakan ayat yang sangat masyhur dan sering dinukil dari surat Al-Isra’. Dalam ayat ini terlihat betapa Allah SWT secara fitrah, kata orang Malaysia secara ‘semula jadi’, menciptakan manusia dalam kemuliaan : “وَلَقَدْ كَرَّمْنَا”. Akan tetapi kemuliaan ini adalah al-karamah bittakrim, kemuliaan karena dimuliakan dan bukannya al-karamah dzatiyah, kemuliaan an sich atau kemuliaan yang melekat dengan sendirinya.

Sebagai makhluk mulia manusia dikaruniai kemampuan lebih oleh Allah SWT. Inipun bukan karena usahanya sendiri, melainkan karena Allah SWT telah mempersiapkan seluruh ciptaan-Nya untuk manusia:

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman, 31: 20).

Semua yang ada di langit dan di bumi telah ditundukkan dan disiapkan-Nya untuk mendukung manusia menngimplementasikan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan menerjemahkan bakat-bakat yang ada dalam dirinya, karena keseluruhan ciptaan Allah itu musakhar, yakni telah dipersiapkan untuk didayagunakan oleh manusia. Oleh sebab itulah frasa dalam ayat tersebut. “Walaqad karramnaa banii aadam” diikuti dengan frasa: “Wahamalnaahum fil barri wal bahri” sebagai simbol yang mewakili seluruh kemampuan rekayasa manusia dalam memanfaatkan al-kaun (universe). Manusia bisa membuat dan merekayasa kendaraan dan bahkan masalah kendaraan bisa menjadi ukuran prestise dan kehormatan seseorang.

Makhluk-makhluk selain manusia, yang ada di bumi ini berkendaraan hanya artifisial sifatnya. Gajah misalnya, ada yang bisa naik motor, tapi hanya artifisial yakni hanya di ruang lingkup sirkus saja. Demikian pula dengan monyet yang sudah dilatih untuk bisa naik sepeda atau mobil. Mereka hanya bisa beratraksi di dalam tenda sirkus, karena bila dilepas di jalan raya besar kemungkinannya akan semakin menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Sementara manusia mampu merekayasa pendayagunaan potensi yang dipersiapkan oleh Allah untuk mendukung ta’yid dari Allah sehingga ia berkendaraan di darat, laut, udara dan angkasa luar.

Kemudian “warazaqnaahum minath thayyibaat”, artinya Allah memberi rizqi kepada manusia dari yang baik-baik saja. Bisa kita bandingkan misalnya dengan hewan ayam yang makan dari comberan dan cacing yang mendapatkan rizqi dari lumpur, sementara manusia hanya mengkonsumsi yang baik-baik.

Apalagi manusia dengan kelebihan akal dan fitrahnya mampu membuat hal-hal yang thayyibat menjadi tampil semakin lebih thayyib. Misalnya manusia merekayasa, mengolah masakan berjam-jam bahkan berhari-hari  agar tampil lezat dan prima seperti tomat yang diubah menjadi seperti bunga mawar untuk hiasan demikian pula cabe, timun dll, padahal untuk menghabiskan semua santapan tersebut mungkin hanya dibutuhkan waktu 1/4 atau 1/2 jam saja. Demikian juga gula-gula dan coklat yang dibuat dalam berbagai bentuk cetakan.
Selanjutnya dalam firman Allah SWT tersebut disebutkan,

وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Kami utamakan / lebihkan manusia di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya”. Keutamaan ini juga karena tafdhil, dimuliakan oleh Allah, semata-mata al-fadhlu minallah, kemuliaan dan kelebihan dari sisi Allah bukan kemuliaan an sich atau kemuliaan yang dengan sendirinya. Lalu kemuliaan yang dimiliki manusia ini pun ‘alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdhila, di atas makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Ada mufassir yang mengatakan keutamaan manusia tersebut ‘alaa jama’il khalaiq, di atas semua makhluknya kecuali malaikat. Tetapi mufassir lainnya, mengatakan kelebihan dan keutamaan manusia juga di atas malaikat. Menurut sebagian mufassir tersebut malaikat masih mafdhul di bawah manusia, karena ia memang tidak memiliki syahwat sehingga bisa konsisten dalam kepatuhannya kepada Allah. Sementara manusia yang memiliki akal, bakat dan mampu mengendalikan syahwatnya ia bisa mencapai derajat melebihi malaikat karena walau pun memiliki syahwat ia tetap berjuang dengan iman dan akalnya untuk  konsisten di jalan-Nya. Namun bila manusia tidak mengoptimalkan takrim dan tafdhil dari Allah bahkan malah memperturutkan hawa nafsunya yang rendah, ia bisa meluncur ke derajat yang sangat rendah yakni lebih rendah dari binatang,

أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ  (الأعراف)
Mereka itu tak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Bila manusia-manusia yang bertaqwa tidak melepaskan diri dari takrim dan tafdhil, ia bisa dianggap melebihi malaikat. Buktinya ada malaikat yang ditugaskan Allah menjaga dan memberinya rizqi serta mencatat segala amal perbuatannya, seolah-olah mereka pelayan manusia. Bahkan secara tidak langsung Allah mempersiapkan malaikat menjaga manusia tidur, karena bayangkan saja bila manusia tidur tidak dijaga malaikat maka segala binatang seperti semut bisa memasuki lubang hidung, mulut dan lainnya.

Berkat penjagaan / ri’ayah Allah melalui malaikat-malaikat  maka orang tidur bisa aman. Begitu pula bila ada bayi atau anak kecil yang jatuh dari ranjang tetapi tidak cidera, orang-orang tua kita biasa berucap, “Wah anak kecil nggak punya dosa jadi masih selalu dilindungi dan dijaga oleh malaikat”. Atau ketika ia menatap terus ke atas dan berkata “aaah” dikomentari orang-orang tua, “Wah dia lagi ngelihat dan ngobrol dengan malaikat”. Wallahu a’lam hadza minal ghaibiyat.

Ditilik dari sudut tafsir yang manapun, tetap saja dapat disimpulkan manusia adalah makhluk termulia di sisi Allah SWT. Takrim dan tafdhil dari Allah tersebut terkait dengan kemanusiaannya dan takrim serta tafdhil tersebut tentu saja akan meningkat bila kemanusiaan tersebut ditambah dengan aspek keislamannya. Apalagi bila dilengkapi dengan aspek keda’wahan dan kejama’ahannya. Seyogyanyalah ada nilai plus atau nilai lebih dari sekedar nilai kemanusiaan atau bahkan dari keislaman. Kita harus menampilkan diri sebagai syakhsiyah mukarramah (pribadi yang mulia) atau syakhsiyah mufadhalah (pribadi yang utama) demikian pula dengan jama’ah mukarramah dan jama’ah yang mufadhalah. Hal itu insya Allah bukan perwujudan sifat riya’, sombong atau ghurur melainkan lebih sebagai konsekuensi dari takrim dan tafdhil yang diberikan Allah. Kita harus benar-benar menjaga, memelihara dan menunjukkan karunia yang diberikan Allah tersebut.

Ikhwah fillah, sekali lagi saya tekankan bahwa kita sebagai da’i berkewajiban meng’izharkan, mengekspresikan, merealisir karamah basyariyah (kemuliaan kemanusiaan) dan fadhail basyariyah (keutamaan kemanusiaan) agar benar-benar nampak kehormatan, kelebihan dan keutamaan manusia sebagai makhluk yang mukarramah dan fadhailah. Bukankah rasulullah SAW juga bersabda, “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq” (Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia)?

Jadi kita tidak mungkin menampilkan takrim dari Allah tanpa kita memiliki akhlaqul karimah. Dan kita juga tidak mungkin merefleksikan dan merealisir tafdhil Allah dalam kehidupan kita bila kita tidak produktif dalam fadhail amal. Hal tersebut harus benar-benar kita camkan dan upayakan,  karena bila kita lalai—na’udzubilah, kita akan meluncur jatuh bukan saja dari kejama’ahan, keda’ian dan keislaman, melainkan bisa pula meluncur jatuh dari kemanusiaannya menjadi seperti hewan atau bahkan lebih buruk lagi dari hewan.

أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ  (الأعراف)
Ayat tersebut sering dilewati begitu saja dalam membacanya, sehingga kadang-kadang kebanggaan kita akan status sebagai makhluk mulia hanyalah kebanggaan semu belaka.

Sebagai da’i sudah tentu tugas kita adalah mambuktikan takrim dan tafdhil dari Allah serta tidak berhenti pada kebanggaan semu saja, hal itu dilakukan dengan cara melahirkan makarimul akhlaq dan fadhail amal dari diri kita.

Prioritas kita untuk senantiasa merefleksikan takrim dan tafdhil dari Allah dengan cara memegang teguh makarimul akhlaq dan fadhail amal adalah dalam rangka itsbatul wujud atau membuktikan eksistensi kita sebagai manusia, sebagai muslim, sebagai da’i dan sebagai jama’ah dakwah. Karena bila eksistensi kita tidak terkait dengan hal itu, kita akan dihinakan oleh Allah SWT.

Dalam do’a qunut setiap witir kita berdo’a, “Allahummahdinii fiman hadait, wa ‘afinii fiman ‘afait, watawallanii fiman tawallait wa barik lii fii ma a’thait waqinii syarra ma qadhait walaa ya’izzu man ‘adait walaa yadzillu man wallait”. Dua kalimat ini sarat dengan makna, jika kita mu’adatillah, memusuhi Allah, wali-wali Allah dan program-program Allah, maka kita tidak akan memiliki izzah, gengsi atau harga diri, jangankan sebagai da’i, sebagai manusia saja tidak (walaa ya’izzu man ‘adait).

Kemudian walaa yadzillu man wallait, tidak akan dihinakan siapa saja yang memiliki wala’ (loyalitas) kepada Allah. Sehingga betapapun ekonomi kita lagi morat-marit dan kedudukan secara sosial, politik serta ekonomi dianggap rendah oleh orang lain, kita tidak mungkin hina dan dihinakan selama wala’ kita utuh.

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (المائدة)
Allah menegaskan walaa yadzillu, tidak mungkin hina karena izzah kita terkait dengan a’azzul a’azz, dzat yang paling mulia, aziz di atas segala yang mulia. Jadi izzah, gengsi kita terkait dengan izzah, gengsi Allah SWT.

Oleh karena itu dalam konsep Islam, wala’ terkait erat dan langsung dengan izzah. Merosotnya wala’ akan menyebabkan merosotnya pula izzah. Dahulu dalam madah tamhidiyah, saya qarinahkan di antara dua ayat yakni antara innama waliyyukumallahu wa rasuul walladzina amanu dan kemudian refleksi atau implementasinya nampak dalam ayat wa ‘athiullah, wa ‘athiurrasul wa ulil amri minkum. Wala’ kita kepada walladzina amanu dan taat kita kepada ulil amri minkum hanya melekat sepanjang orang-orang yang beriman dan pemimpin-pemimpin tersebut berada di jalur ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian wala’ (loyalitas) yang kita miliki juga terkait dengan aziz dan dzalilnya  kita. Jika wala’ kita kepada Allah, rasul dan ulil amri minkum meningkat maka izzah kitapun meningkat. Namun bila wala’ kita menurun maka—na’dzubillah, kitapun akan meluncur ke lembah kedzalilan, kehinaan. Hal itu saya gambarkan dalam madah tamhidiyah dengan satu kalimat: abdul azizi azizun, abdul dzalili dzalilun, abdul karimi karimun dst.

Kalimat singkat tersebut di atas mencerminkan refleksi asma’ul husna dan ash-shifatul ulyanya atas diri kita. Rasulullah SAW memang menganjurkan agar kita memiliki sifat-sifat sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Allah. Bukan berarti menyamai-Nya, melainkan bagaimana caranya keagungan sifat-sifat Allah tersebut terefleksi atau terimbas ke dalam diri kita sesuai dengan kadar kemampuan kita.

Allah SWT menurunkan konsepnya berupa Al-Qur’an untuk menjaga kemuliaan kita, oleh sebab itu banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang diungkapkan dengan kata dzikr, misalnya dalam QS. 43 ayat 44:

وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلونَ (الزخرف)
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan / kehormatan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban.

Artinya kehormatan dan kemuliaan diri kita sangat terkait dengan komitmen kita terhadap Islam, da’wah dan Qur’an itu sendiri. Dalam Al-Qur’an kata dzikr memiliki dua makna yakni bisa berarti peringatan bagi orang yang lalai, namun bagi mu’min kata dzikr berarti penghormatan baginya. Karena itu disebutkan dzikrun lidzakirin, kehormatan adalah untuk orang-orang yang selalu berkomunikasi dengan Allah SWT. Bahkan dalam surat Shaad (38) ayat 1:

ص وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ
Saad, demi Al-Qur’an yang mempunyai keagungan. Para mufassirin menyebutkan bahwa wal qur’aani dzil dzikir adalah lisharfin wa karamatin wa hurmatin artinya Qur’an memiliki sharf-sharf, dengan derajat-derajat / tingkat-tingkat kehormatan. Bila seseorang lulus ujian doktor dengan predikat cum laude hal itu disebut sharf dan bila lulusnya lebih bagus lagi disebut summa cum laude itu sepadan dengan karamah. Akhirnya bila lulusnya lebih gemilang lagi disebut magna cum laude itu sepadan dengan hurmah.

Jadi jelaslah bagi kita bahwa sharf, karamah dan hurmah kita terkait erat dengan Al-Qur’an untuk menjaga takrim dan tafdhil dari Allah SWT. Bila kita tidak bisa menjaga takrim dan tafdhil dari Allah dan mendapatkan sharf, karamah dan hurmah karena komitmen kita dengan Al-Qur’an, apa bedanya kita dengan “ammatinnaas”, manusia kebanyakan atau manusia pada umumnya.

Ikhwah fillah, saya katakan kita ini tandzim nukhbawi (organisasi kader) artinya secara tandzim atau organisasi, jama’ah kita adalah jama’ah kader yang terbukti dengan adanya detail-detail perangkat tarbawi dengan segala tahapannya. Seseorang harus melalui berbagai tahapan untuk bisa menjadi anggota dewasa atau mas’ul.

Tanggung jawab kita adalah menjaga kehormatan, kemuliaan dan kelebihan kita yang sudah dikaruniai Allah SWT. Alat untuk menjaga kemuliaan sudah pula diberikan Allah yakni berupa Al-Qur’an dan Islam itu sendiri. Refleksi secara moral adalah berupa keutuhan wala’ (loyalitas) kita kepada Allah, rasul dan ulil amri, sedangkan refleksi secara operasional adalah dalam bentuk taat kepada Allah, rasul dan ulil amri. Jika refleksi moral dan operasional tidak ada, maka na’udzubillah kita akan merosot dari izzah menjadi dzillah (hina). Itu merupakan satu kepastian. Memang refleksi moral dan operasional adalah sesuatu yang sangat mendasar dan penting serta perlu senantiasa diperteguh kembali karena faktor-faktor yang bisa melunturkan aqidah sangat banyak.

Hal yang sekarang ini saya khawatirkan adalah antum para mas’ulin (lapisan pemimpin) dalam jamaah terkena istiftan, fitnah karena sering tampil di mana-mana dan memperoleh kemasyhuran di mimbar-mimbar khutbah, seminar, undangan-undangan yang berkelas nasional atau bahkan internasional. Kekhawatiran saya adalah jika kesemuanya itu kemudian akhirnya melunturkan refleksi moral sumber kehormatan kita yakni wala’ (loyalitas) dan refleksi operasionalnya berupa taat, sehingga akhirnya menyebabkan meluncurnya antum di bawah kehormatan sebagai manusia.

Fitnah tersebut biasa disebut fitnah ‘alal kibar atau fitnah yang menimpa orang-orang besar dan memiliki posisi. Padahal sekali lagi saya tekankan, Allah SWT telah memberikan kehormatan yang begitu besar kepada manusia seperti tergambar dalam adegan ketika Rasulullah seolah-olah berdialog dengan ka’bah. Inti dialog Rasulullah dengan ka’bah ialah pengakuan beliau tentang kehormatan dan kemuliaan yang dimiliki ka’bah sebagai baitullah, tetapi kemudian beliau bersumpah: “Wallahi lahurmatul mu’min a’zhamu ‘indallahi hurmatan minki”. Rasulullah menegaskan bahwa kehormatan seorang mu’min lebih agung dan lebih besar di sisi Allah dibandingkan dengan kehormatan ka’bah. Padahal bayangkan setiap tahunnya dua juta orang berkeliling thawaf di musim haji dan setiap hari kurang lebih 1,4 milyar muslim sujud menghadap kiblat atau paling tidak mengakui ka’bah sebagai kiblatnya.

Oleh sebab itu kehormatan yang diberikan Allah SWT jangan kita sia-siakan bahkan hendaknya selalu kita jaga dan tingkatkan agar kita lebih dekat dengan-Nya (aqrab ilallah). Kedekatan kita dengan Allah Yang Mulia akan membuat kita menjadi mulia pula, abdul karim karimun (hamba Yang Mulia akan mulia pula).
Dalam kitab tafsir Al-Qur’an, para ulama tafsir menyebutkan bahwa puncak kemuliaan seorang manusia ditunjukkan justru dalam posisi kehambaannya, sebagai abdun.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Di ayat tersebut Rasulullah disebutkan dengan bi’abdihi dan bukan birasulihi atau bimuhammadin, karena manzilatil ulya’ indallah justru adalah manzilah ‘ubudiyah.

Manazilatul ‘ubudiyah adalah manzilatul ‘ulya dan akramuhum ‘azhomuhum lillah atau yang paling mulia adalah yang paling tinggi nilai ‘ubudiyahnya kepada Allah. Hal tersebut merupakan persoalan aqidah yang sangat mendasar sehingga menjadi sumber ya’ tazzu bi-imanihi, bi-islamihi, bida’ watihi, bijihadihi (kebanggaan akan keimanan, keislaman, da’wah dan perjuanganya).
Hal ini penting saya tekankan mengingat saat ini masih banyak orang yang berebut mencari eksistensi diri dan golongannya melalui beraneka ragam manuver. Mereka saling berebut kedudukan yang sebetulnya sudah lapuk dan sebentar lagi akan hancur.

إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً  (الاسراء: من الآية81)
Padahal untuk mencari itsbatul wujud, tahqiqu dzat atau eksistensi diri, manusia harus kembali pada hal yang sangat elementer atau mendasar, yakni prinsip-prinsip aqidah.

Ikhwah fillah, Allah SWT banyak memperingatkan kita tentang sumber kemuliaan di dalam Al-Qur’an. Misalnya di dalam QS. 49:13,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات)
Juga di dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha di bab jihad disebutkan: ‘Karamul mu’minin taqwahum wa dienuhu nasabuhu’. (Kemuliaan seorang mu’min terletak pada ketaqwaannya dan dien / agamanya adalah nasabnya).

Orang pada umumnya suka membanggakan asal usul keturunannya, misalnya berdarah biru atau keturunan bangsawan. Di Banten umpamanya dipanggil dengan Tubagus dan di Jawa dengan Den Mas (dari raden mas) atau Gus. Padahal Rasulullah bersabda bahwa kebanggaan kita akan nasab atau keturunan haruslah terkait dengan sejauh mana intima’ (komitmen) diri kita, orang tua dan nenek moyang kita terhadap Islam. Kemudian dilanjutkan hadits tersebut disebutkan juga ‘wa muru’atuhu khulquhu’ (harga dirinya terletak pada akhlaknya). Tinggi rendahnya harga diri seseorang ditentukan oleh tinggi rendahnya akhlaknya.

Ikhwah Fillah, jika kita gegabah atau melalaikan nilai-nilai elementer aqidah yang implementasi moralnya berupa keutuhan wala’ pada Allah, Rasul dan orang-orang beriman serta implementasi operasionalnya berupa keutuhan ketaatan kepada Allah, Rasul dan pemimpin mu’min, maka na’udzubillah kita dapat dimusnahkanNya dan digantikannya dengan kaum yang lain yang sesuai dengan kehendakNya (QS. 5:54),

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (المائدة)

Dalam QS. Al-Faathir ayat 15-17 Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ. إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ. وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ  (فاطر)

Hai manusia kamulah yang membutuhkan Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.

Wahai umat  manusia kalian semua fuqara ilallah dan Allah-lah Yang Maha Kaya lagi Terpuji. Kata fuqara ilallah menunjukkan ketergantungan total manusia pada Allah. Untuk sekadar bisa bernafas saja kita sudah bergantung pada Allah. Kalau bukan Dia siapa yang bisa menjamin zat asam (O2) secara gratis kita hisap. Jangankan dicabut, sekadar dikurangi atau ditambah sedikit saja kadar kepekatannya sudah sangat berbahaya. Bila kadar zat asam di udara di tambah, paru-paru kita akan kebakaran.

Ketergantungan lainnya misalnya ketika kita tidur selain dijaga oleh malaikat dari serangga-serangga, ternyata di tubuh kita juga terjadi proses alamiah berupa keluarnya lendir-lendir yang menjijikkan namun berguna untuk mencegah serangga masuk ke lubang-lubang tubuh kita. Saya pernah membaca di dalam kitab Ath-Thibb Mihrabul Iman (Kedokteran adalah pintu gerbang keimanan) bahwa segala sesuatu yang sepintas menjijikkan justru merupakan bagian dari takrim dan tafdhil Allah terhadap kita. Jadi di saat tidur pun kita benar-benar fuqara ilallah. Dialah yang telah melindungi kita dengan memberikan penjagaan berupa aparat ruhi ghaibi (malaikat) dan instrumen-instrumen alami berupa keluarnya lendir-lendir.

Oleh sebab itu dulu pernah saya kisahkan bagaimana seorang perampok bermaksud merampok seorang ulama di Syam. Saat itu sang ulama sedang shalat tahajud dan membaca ayat,

وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ. فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ (الذريات:22-23)
Linggis perampok itu terjatuh dan ia terduduk lemas seraya berucap: “Ya Allah thalabtuhu fid dunya wa huwa fis sama” (Ya Allah saya mencari rizqi di dunia ternyata adanya di langit). Sang ulama mendengar suara linggis jatuh, keluar dan mendapati pencuri itu sedang menangis. Pencurinya diajaknya masuk, bahkan kemudian dibekali dan ternyata pada musim haji berikutnya ulama tersebut bertemu dengan mantan pencuri itu sedang thawaf. Ia benar-benar telah taubat.

Artinya yang terpenting adalah as-Sama’, kalaupun kita berusaha itu sekadar wasail (sarana) dan merupakan hakikat syari’at, namun hasilnya belum tentu, tergantung yang di langit. Kita wajib mencari, namun hasilnya kita serahkan kepada Allah.

Ali bin Abi Thalib pernah menasehati Hasan dan Husein bahwa rizki itu ada dua macam yakni rizqun tathlubuhu (rizki yang kamu cari) dan rizqun yathlubuka (rizki yang mencari kamu). Namun Sayyidina Ali tidak memisahkan kedua-duanya: rizqun tathlubuhu wa rizqun yathlubuka. Karena rizqi ingin cepat sampai ya tathlubuhu (dicari) karena kalau menunggu yang yathlubuhu, bisa-bisa datangnya agak lama.

Saya pernah membaca dalam kitab tentang sufi, di antaranya ada kisah orang yang ingin menguji Allah SWT, apa iya ada rizqun yathlubuka, rizki yang mencari dan menghampirimu. Akhirnya ia tidak mau kerja, tidak mau berusaha dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Ia menyendiri di dalam gua di tengah hutan, ternyata lama-lama jatuh sakit dan mengerang-erang. Ada orang kampung sedang mencari kayu bakar mendengar suara mengerang-erang di dalam gua. Karena ia tidak berani masuk sendirian, ia memanggil orang-orang kampung lebih dulu. Maka masuklah orang-orang itu ke tengah gua, beramai-ramai. Melihat si sufi ini sakit dan kelaparan, mereka membuka nasi bekal kemudian menyuapi dan mengobatinya. Sambil disuap, si sufi tadi bergumam: “Shadaqallah warrasul”. Saya enggak nyari rizki, orang-orang datang ramai-ramai bawa timbel. Namun untungnya si sufi ini berpikir positif, wah tidak nyari saja dapat rizki, apalagi kalau saya mau usaha mencari.

Kesadaran ‘Antum fuqara ilallah’ ini harus tertanam di dalam diri kita di semua bidang kehidupan, agar kita tidak mengkambing hitamkan dakwah. Misalnya menyesal menjadi da’i atau berada di dalam harakah dakwah ini karena hidup miskin atau pas-pasan.

Padahal bila kita berhenti berdakwah juga belum tentu jadi kaya. Wa huwal ghaniyul hamid. Dan Dialah Yang Maha Kaya lagi Terpuji, karena Dialah yang benar-benar memiliki dan menguasai segala sesuatu.
 
Majalah Al Intima'

Senin, 28 Maret 2011

7 Arahan Ustadz Hilmi Aminuddin

DPRa PKS KAPUK MUARA

Situasi yang kita hadapi sekarang adalah mata rantai dari ujian-ujian dakwah sebelumnya. Adalah sunatullah bahwa akan ada terus rekayasa untuk mengkerdilkan dakwah. Namun yang penting adalah bagaimana kemampuan kita untuk membuktikan dengan kerja nyata.

Kita sebagai dai dan daiyah diperintahkan oleh Allah SWT jika menghadapi sesuatu yang sulit, yang menghimpit, cepat kembali kepada Allah (fafirruu ilallah..). Kemudian selesaikan dengan mentadabburi konsep Allah. “Afala yatadabbarunal Qur’an am ‘ala quluubin aqfaluha.”

Dari tadabur ayat-ayat Allah ini, maka dalam menghadapi berbagai masalah, ancaman dan makar, maka kita harus memiliki bekalan-bekalan yakni:

(1) Atsbatu mauqifan (menjadi orang yang paling teguh pendirian/paling kokoh sikapnya)

• At-Tsabat (keteguhan) adalah tsamratus shabr (buah dari kesabaran).
• Famaa wahanuu lima ashobahum fii sabiilillahi waaa dhoufu wamastakanuu…
• “…mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar…” (3:146)
• Keteguhan itu membuat kita tenang, rasional, obyektif dan mendatangkan kepercayaan Allah untuk memberikan kemenangan kepada kita.
• Keteguhan sikap kadang-kadang menimbulkan kekerasan oleh karenanya perlu diimbangi dengan yang kedua.

(2) Arhabu shadran (paling berlapang dada)

• Bukan paling banyak mengelus dada.
• Silakan bicara tetapi silakan buktikan.
• Jika tidak ada lapang dada akan timbul kekakuan.

(3) A’maqu fikran (pemikiran yang mendalam)

• Mendalami apa yang terjadi.
• Jangan terlarut pada fenomena, tetapi lihatlah ada apa di balik fenomena tsb.
• Ketika kita merespon pun akan objektif.
• Respon-respon kita objektif, terukur, mutawazin (seimbang).
• Pemikiran yang mendalam kadang-kadang membuat kita terjebak pada hal yang sektoral, maka harus segera diimbangi pula dengan yang bekal keempat:

(4) Ausa’u nazharan (pandangan yang luas)

• Temuan sektoral perlu dicari.

(5) Ansyathu amalan (paling giat dalam bekerja)

• Sambil merespon sesuai dengan kebutuhan tetap kita harus giat bekerja.
• Orang-orang tertentu saja yang menangani, selebihnya harus terus bergerak dalam kerangka amal jamai. Energi kita harus prioritas untuk membangun negeri.
• Bekerja untuk Indonesia di segala sektor, struktur sampai tingkat desa, dan kader-kader yang mendapat amanah di pemerintahan. Fokuskan semua bekerja.

(6) Ashlabu tanzhiman (paling kokoh strukturnya)

• Kita jamaah manusia, ada kekurangan, ada kesalahan. Kita harus rajin membersihkannya. Seorang muslim ibarat orang yang tinggal di pinggir sungai dan mandi lima kali sehari. Jika sudah begitu, pertanyaannya: “Masih adakah daki-daki kita?”
• Allah berfirman “wa qul jaal haq wa zahaqal bathil”. Secara fitrah jika al Haq muncul, maka kebatilan akan lenyap, oleh karena itu teruslah hadirkan al Haq dan mobilisir potensi kebaikan. Jika kita lengah mendzohirkan al-haq maka kebatilan yang tadinya marjinal akan tampil dan al-haq terbengkalai.
• Hidup berjamaah adalah untuk memobilisir potensi-potensi kebaikan.

(7) Aktsaru naf’an (paling banyak manfaatnya)

• Khoirunnas anfa’uhum linnas.
• Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
• Buktikan bahwa jamaah ini banyak manfaatnya sehingga berhak mendatangkan pertolongan Allah dan pertolongan kaum Mukminin.

Jika tujuh hal itu dilakukan untuk menghadapi tantangan dan rekayasa, insya Allah dakwah ini akan semakin kokoh dan semakin diterima untuk menghadirkan kebajikan-kebajikan yang diharapkan oleh seluruh bangsa.

*Disampaikan dalam Acara DPW PKS Jabar di Lembang, 19 Maret 2011

*posted: pkspiyungan.blogspot.com

Senin, 07 Maret 2011

Jumat, 25 Februari 2011

DPRa PKS KAPUK MUARA

Abdillah Onim, WNI Pertama Menikahi Gadis Gaza

Alhamdulillah, berkat pertolongan ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, Abdillah Onim, relawan MER-C Indonesia yang sedang menjalankan tugasnya di Gaza untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia, mempersunting seorang Muslimah warga Jabaliya bernama Rajaa Al-Hirthani.

Proses pernikahan Abdillah, terbilang unik dikarenakan untuk pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, di Jalur Gaza. Selain itu, setelah beberapa kali meminang beberapa muslimat di Jalur Gaza, mulai dari Khan Younis, Shija’iya, Gaza, akhirnya Abdillah menemui pelabuhan hatinya di Jabaliya, sebuah kota kecil yang religius, berpenduduk sangat padat dengan jumlah lebih dari 70.000 jiwa.

Diperkenalkan oleh beberapa sahabat bernama, Abdillah bertemu dengan calon istrinya dengan proses yang cukup islami, dengan cukup melihatnya satu kali, kemudian dilanjutkan dengan salingistikharah, untuk menentukan sikap apakah mereka saling menyetujui untuk membina rumah tangga.

Setelah istikharah, akhirnya mereka memutuskan untuk saling menerima. Proses pernikahan ini terbilang sangat unik juga, bertemu satu kali, tiga hari kemudian saling menerima, hari ke empat melamar, hari kelima penyerahan mahar, dan hari ke enam ijab qabul.

Saat melamar sang pujaan hatinya, selain ditemani oleh seluruh Tim Relawan Pembangunan RS Indonesia yang saat ini seluruhnya berjumlah 7 orang, Abdillah Onim juga ditemani oleh Ketua IHH Cabang Gaza, Muhammad Kaya. Berbeda dengan proses lamaran di Indonesia, proses melamar di Gaza terbilang sangat sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa orang, kemudian menyepakati beberapa hal, seperti jumlah mahar, tanggal penyerahan mahar dan tanggal ijab qabul kemudian ditutup dengan doa.

Mengambil tempat di belakang rumah calon mempelai wanita dengan dihadiri oleh beberapa pejabat dari Pemerintah Gaza, Rabu (16/02), prosesi acara penyerahan mahar pun terbilang sangat sederhana dan hanya berlangsung kurang dari 20 menit. Mewakili keluarga Abdillah Onim, Shaikh Yakub Ismail Sulaiman, menyampaikan rasa terima kasih dan syukur yang mendalam kepada ALLAH Subhanahu wa Ta’alakarena ini adalah pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, dan pihak keluarga calon mempelai wanita menerima dengan tulus dan ikhlas pinangan Abdillah. Kemudian mahar sejumlah 3.000 USD pun diserahterimakan kepada orang tua laki-laki si mempelai wanita. Tampak hadir dalam acara tersebut, Walikota Bayt Lahiya, Dirjen Kementrian Transportasi, Perwakilan dari UIG (Universitas Islam Gaza), dan beberapa pejabat lainnya. Acara ditutup dengan doa, dilanjutkan makan manisan ala Gaza.

Keesokan harinya, Kamis 17 Februari 2011 tepat pukul 10.10 WG, bertempat di Mahkamah Pernikahan kota Jabaliya, Abdillah Onim mengucapkan Ijab Qabulnya. Bertindak sebagai wali dalam pernikahan tersebut adalah ayah mempelai wanita, dengan 2 orang saksi yaitu Shaikh Ya’kub Ismail Sulaiman dan Ibrahim Al-Hirthani. Abdillah tak kuasa menahan harunya, dengan suara nyaris tak terdengar deraian air mata membahasi pipinya tatkala mengucapkan ijab qabul. Resmilah Abdillah menyandang predikat sebagai seorang suami. Semua rekan-rekan relawan Indonesia memeluk Abdilah Onim, rasa bahagia dan haru menyelimuti semua relawan Indonesia. Subhanallah, ALLAH benar-benar menyayangi hamba-Nya.

Proses, pernikahan Abdillah juga diliput oleh berbagai media di Gaza, seperti Felesteen al ann dan Koran Risalah Palestina.

Sebagai seorang relawan yang bergabung di MER-C sejak tahun 1999, kehidupan Abdillah Onim memang sangat sederhana. Ia berasal dari sebuah daerah di wilayah Timur Indonesia yaitu Galela, kabupaten Halmahera Utara, provinsi Maluku Utara. Abdillah berangkat ke Gaza tujuh bulan yang lalu dengan meninggalkan ibu, keluarga, dan sanak familinya, begitu juga dengan pekerjaan yang menjadi penghidupannya sehari-hari. Tidak terbayang sedikitpun bahwa dia akan memperoleh istri warga Gaza.

Awalnya terasa berat tatkala pihak keluarga calon istri, meminta mahar sejumlah 3.000 USD. Tidak terbayang darimana uang sebanyak itu bisa dia siapkan. Sebagai seorang relawan yang bekerja tulus ikhlas, Abdillah memang sama sekali tidak mengharapkan imbalan atas apa yang dikerjakannya. Namun rekan-rekan sesama relawan Indonesia senantiasa men-support-nya, agar dia serahkan semuanya kepada ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Lima jam sebelum penyerahan mahar, uang yang dimiliki oleh Abdillah jauh dari mencukupi sejumlah tersebut.

Namun, ALLAH yang Maha Kaya, ALLAH lah yang mencukupkan seorang hamba tatkala dia akan menikah sebagaimana firman ALLAH Subhanahu wa ta’ala “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)

“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Maha Benar ALLAH dengan segala Firman-Nya, tepat beberapa jam sebelum mahar diserahkan, ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberikan rizki-Nya kepada sang hamba lewat sahabat-sahabat yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuannya. Abdillah sangat terharu dengan pertolongan dari ALLAH yang datang seketika dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada ALLAH atas limpahan kasih sayang yang diberikan-Nya. Tak lupa pula ucapan terima kasih atas segala bantuan yang tak ternilai harganya. Semoga ALLAH Subhanahu wa Ta’ala membalas segala kebajikan para sahabat, teman, saudara semuanya dengan balasan yang lebih baik lagi. (Nur Ikhwan Abadi – Relawan Pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza)

http://sahabatalaqsha.com/nws/

Hak Angket dan Politik Integritas PKS

DPRa PKS KAPUK MUARA

Hak Angket dan Politik Integritas PKS


http://i405.photobucket.com/albums/pp135/djoenn_vedder/logo20buletin123_1.jpg
“Kalau masih punya harga diri, kehormatan dan integritas harusnya (Golkar dan PKS) mundur. Ini masalah integritas," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit (www.detik.com). Pendapat ini dilontarkan pria yang kerap tampil dengan rambut berkuncir itu menanggapi kekalahan para pendukung hak angket pajak saat voting, Selasa malam. Benarkah PKS tak memiliki integritas?

Ada empat partai yang mendukung hak angket mafia pajak: PDIP, Partai Golkar, PKS dan Hanura. Dari keempat partai itu, keberadaan PKS jelas sangat menarik untuk dicermati. Mengapa PDIP, Partai Golkar dan Hanura tidak menarik? Begini penjelasannya.

Kita mulai dari PDIP. Sebagai partai yang sedari awal berada dalam barisan oposisi, dukungan PDIP jelas sangat tak mengejutkan. Bersikap kritis dan berseberangan dengan pemerintah adalah konsekuensi logis sebagai partai oposisi. Tugas mereka memang seperti itu. Tak lebih dan tak kurang. Konsistensi sikap sebagai oposisi akan sangat menguntungkan bagi pencitraan di mata publik, terlebih banyak petinggi mereka yang tersandung kasus korupsi. Selain itu, dukungan pada hak angket mafia pajak juga bisa diartikan untuk menaikkan posisi tawar mereka. Maklum, belakangan semakin kencang berhembus kabar “kemesraan” PDIP dan PD. Ketakhadiran delapan anggota DPR dari PDIP saat voting, termasuk Taufik Kiemas, dapat diletakkan pada konteks ini.

Bagaimana dengan Hanura? Setali tiga uang dengan PDIP. Keberadaan sebagai partai oposisi membuat Hanura tak punya pilihan lain yakni tetap bersuara lantang terhadap pemerintah. Apalagi jumlah kursi mereka yang sedikit, membuat bargaining position mereka pun rendah.

Bagi PDIP dan Hanura, mendukung hak angket mafia pajak, bisa dipastikan tak memiliki dampak negatif. Yang ada justru citra mereka tetap terjaga sebagai “watchdog” pemerintah. Tak ada ancaman reshuffle karena tak ada kader mereka yang menjadi menteri di pemerintahan.

Sekarang kita lihat Partai Golkar. Bukankah mereka menjadi bagian koalisi? Ya. Kalau demikian, mereka berani menanggung resiko paling pahit yakni dikeluarkan dari pemerintahan SBY? Bisa ya, bisa tidak. Satu yang pasti, langkah ini sudah mereka kalkulasi sedemikian cermat. PG memiliki jumlah kursi signifikan di DPR. Ini membuat posisi tawar mereka sangat tinggi. PD akan berpikir ratusan kali untuk mengeluarkan PG dari barisan koalisi. Kondisi ini membuat PG bebas bermanuver, melakuka politik zig-zag, yang membuat PD gerah dan kebat-kebit. Tapi PG sangat percaya diri. Mereka haqul yakin PD tak akan berani bertindak. Paling jauh hanya menggertak. Kecuali, jika PD berhasil membujuk PDIP, maka posisi PG menjadi rawan. Tapi, itu sulit terjadi, selama Megawati masih ada di tubuh Moncong Putih. Kesimpulannya: hampir tak ada konsekuensi berat bagi PG dengan mendukung hak angket mafia pajak. Posisi mereka aman, the untouchable party.
Pada titik inilah mengapa posisi PKS menjadi sangat menarik. Dengan jumlah kursi hanya 57, posisi mereka tak aman. Sederhananya begini: PKS adalah partai yang paling memungkinkan menerima pil pahit akibat mendukung hak angket mafia pajak. Mereka sangat rentan didepak oleh SBY, berbeda dengan PG. Pertanyaannya: mengapa PKS mengambil posisi ini? Inilah politik integritas.

Integritas adalah melakukan apa yang dikatakan. Mengerjakan apa yang dituliskan. PKS adalah partai yang menjunjung tinggi moralitas dan kejujuran. Tagline mereka pun jelas: Bersih, Peduli dan Profesional. Visi dan misi PKS yang menginginkan negeri ini adil dan sejahtera secara gambling tertulis di AD/ART-nya. Untuk mencapai itu, tentu saja bangsa ini harus dibersihkan dari korupsi. Mendukung hak angket mafia pajak adalah ikhtiar PKS mewujudkan visi dan misinya tersebut.

Kecuali itu, dengan mendukung hak angket, PKS secara konsisten menjalankan fungsi kepartaian: sebagai artikulator dan aggregator. Silent majority bangsa ini sudah pasti muak dengan ulah Gayus yang menjadi mafia pajak. Silent majority negeri ini sudah tentu jengah dengan korupsi yang terus merajalela. Tapi mereka tak bersuara. Diam. Dan PKS dengan cerdas menangkap “suara” ini dengan mengartikulasikannya dan mengagregasikanya di legislatif.

Loh, bukankah PKS bagian koalisi? Dan bukankah sudah sepantasnya patuh dengan aturan koalisi? Musyarokah harus ditempatkan pada posisi yang sebenarnya. Berkoalisi sangat dianjurkan selama untuk kebaikan dan menyuarakan kebenaran. Lalu, jika ada kebenaran yang hendak ditutupi, masihkah kita berdiam diri dan malah mendukungnya? Berkoalisi bukan berarti kita tunduk patuh. Justru harus tetap kritis, terutama di parlemen. Bukankah disaat anggota dewan PKS kritis di legislatif, disaat yang sama kader-kader terbaik PKS bekerja keras di pemerintahan? Inilah koalisi yang indah.

Lembar sejarah Islam sudah terlalu banyak mengajarkan kita untuk bersikap kritis kepada penguasa. Simaklah kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. Suatu hari ia naik mimbar dan berkhutbah, "Wahai, kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti ini?" (lalu beliau memiringkan kepalanya).

Seorang sahabat menghunus pedangnya. Sambil mengisyaratkan gerakan memotong leher, ia berkata, "Kami akan melakukan ini."
Umar bertanya, "Maksudmu, kau akan melakukannya terhadapku?"
Orang itu menjawab, "Ya!"
Lalu Umar berkata, "Semoga Allah memberimu rahmat! Alhamdulillah, yang telah menjadikan di antara rakyatku orang apabila aku menyimpang dia meluruskan aku."

Untuk menjalankan politik integritas sangatlah tidak mudah. Godaan kekuasaan selalu datang. Betapa banyak partai yang akhirnya tergelincir. Awalnya menjadi oposisi, namun karena diiming-imingi “permen kekuasaan”, partai tersebut tak kuasa menolak.

Politik integritas hanya bisa dilakukan oleh partai yang berideologi kuat. Yang memiliki akidah yang menghujam hingga ke dalam jiwa. Yang memiliki hati nurani. Yang menjadikan kekuasaan hanya ditangan, bukan dihati. Yang siap dengan segala konsekuensi terjelek sekalipun. Yang tak segan menyuarakan kebenaran meski pahit adanya.

Jadi, sesungguhnya, siapakah yang tak memiliki intergritas itu, Pak Arbi?
(erwynkurniawan)

Selasa, 22 Februari 2011


DPRa PKS KAPUK MUARA


Keanggotaan PK Sejahtera


Syarat Keanggotaan Partai Keadilan
Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota Partai keadilan, dengan syarat (Pasal 1 dan 2)

Warga Negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan.
Berusia tujuh belas tahun ke atas, atau sudah menikah.
Berkelakuan baik.
Setuju dengan visi, misi, dan tujuan partai.
Mengajukan permohonan menjadi anggota partai kepada Sekretariat Pusat melalui Dewan Pimpinan Daerah.
Melaksanakan dan disiplin dengan kewajiban-kewajiban keanggotaan.
Mengucapkan janji setia pada prinsip-prinsip dan disiplin partai, sesuai dengan jenis atau jenjang keanggotaannya.
Jenis dan jenjang Keanggotaan (Pasal 3)

Anggota kader pendukung, yang terdiri dari:
Anggota Pemula yaitu mereka yang mengajukan permohonan untuk menjadi anggota partai dan terdaftar dalam keanggotaan partai yang dicatat oleh Dewan Pimpinan Cabang setelah lulus mengikuti Training Orientasi Partai.
Anggota Muda yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar satu.
Anggota Kader Inti, yang terdiri dari:
Anggota Madya yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar dua.
Anggota Dewasa yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat lanjut.
Anggota Ahli yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi.
Anggota Purna yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli.
Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan partai dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Pengangkatan Anggota (Pasal 4)

Pengangkatan Anggota Pemula adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Pemula dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia bersama dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, komitmen kepada visi, misi, dan tujuan Partai Keadilan serta melaksanakan kewajiban keanggotaan, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�.

Pengangkatan Anggota Muda adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Muda dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia bersama dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, menjalankan syari�at-Nya, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menjalin ukhuwah islamiyah dengan sesama anggota Partai Keadilan serta kaum muslimin lainnya, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�.

Pengangkatan Anggota Madya adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Madya dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji kepada Allah yang Maha Agung untuk beramal bersama Partai Keadilan dalam rangka membela syari�at-Nya serta berda�wah kepada-Nya dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya katakan�.

Pengangkatan Anggota Dewasa adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Dewasa dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji setia kepadamu untuk mendengar dan ta�at dalam menta�ati Allah, RasulNya serta jihad di jalan-Nya dalam kondisi giat maupun malas dalam keadaan mudah maupun sulit dengan bergabung dengan bergabung dalam Partai Keadilan dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya katakan �.

Pengangkatan Anggota Ahli adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Ahli dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji kepada Allah Yang Maha Agung untuk berpegng teguh kepada ajaran Islam, untuk berjihad di jalan-Nya, untuk memenuhi syarat-syarat keanggotaan Partai Keadilan dan kewajiban-kewajibannya, dan untuk mendengar dan taat kepada pimpinannya dalam keadaan suka maupun tidak suka - selain maksiat- sekuat kemampuan yang ada untuk melaksanakannya. Untuk itulah saya berjanji setia, dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan.�

Pengangkatan Anggota Purna adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Purna dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji kepada Allah Yang Maha Agung untuk berpegng teguh kepada ajaran Islam, untuk berjihad di jalan-Nya, untuk memenuhi syarat-syarat keanggotaan Partai Keadilan dan kewajiban-kewajibannya, dan untuk mendengar dan taat kepada pimpinannya dalam keadaan suka maupun tidak suka - selain maksiat- sekuat kemampuan yang ada untuk melaksanakannya. Untuk itulah saya berjanji setia, dan Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan.�

Pengangkatan Anggota Kehormatan adalah sebagai berikut:
Pengesahan pengangkatan sebagai Anggota Kehormatan dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Kartu Anggota dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Pengangkatan dilakukan dengan Janji setia perorangan dengan shighat janji setia sbb:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

�Saya berjanji untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, komitmen kepada visi, misi, dan tujuan Partai Keadilan serta memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi kemajuan dan perkembangan Partai Keadilan, semaksimal kemampuan. Allah menjadi saksi atas segala yang saya ucapkan�

Prosedur Pengangkatan Anggota (Pasal 5)

Pengesahan pengangkatan anggota dilakukan dalam sebuah forum resmi partai.

Setiap anggota yang diangkat dan atau disahkan keanggotaannya harus telah lulus seleksi yang dilakukan oleh panitia penseleksian anggota yang dibentuk oleh partai.
Setiap anggota yang diangkat harus membaca dan menanda tangani naskah janji setia yang dimaksud pasal 4 ketetapan ini.
Pimpinan tingkat struktur terkait turut menandatangani sebagai saksi naskah janji setia yang dimaksud ayat 3 pasal ini.
Naskah janji setia yang telah melalui proses ayat 3 dan 4 pasal ini selanjutnya diserahkan secara resmi kepada anggota yang bersangkutan.
Hak-Hak Umum Anggota (Pasal 6)

Hak takaful (sepenanggungan) dan tadhamun (solidaritas) dari partai dan dari sesama anggota sesuai dengan perintah Islam.
Hak mengemukakan pendapat sesuai dengan adab Islami dan tertib struktural.
Hak mengajukan inisiatif dan kreasi dalam berbagai bentuk usulan.
Hak menuntut hak, membela diri, mengajukan perkara dan naik banding.
Hak-Hak Khusus Anggota (Pasal 7)

Hak-hak khusus Anggota Pemula adalah sebagai berikut:
Hak ikut dalam acara-acara resmi kepartaian tingkat cabang.
Hak ikut dalam pelatihan-pelatihan kepartaian.
Hak memperoleh kartu anggota.
Hak-hak khusus Anggota Muda adalah sebagai berikut:
Hak ikut dalam acara-acara resmi kepartaian tingkat daerah.
Hak ikut dalam pelatihan-pelatihan kepartaian.
Hak memperoleh kartu anggota.
Hak-hak khusus Anggota Madya, Dewasa, Ahli dan Purna adalah sebagai berikut:
Hak ikut serta dalam pemilihan dan pencalon an pada berbagai lembaga dan badan-badan partai.
Hak ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan partai, bersuara dalam pengambilan keputusan-keputusan lembaga di mana ia ada di dalamnya.
Hak memberikan nasihat, mengkritik, mengevaluasi, mengemukakan pendapat dan usulan secara bebas merdeka.
Hak perlindungan dari segala bentuk kesewenang-wenangan atau kemudlaratan, atau perlakuan zhalim yang menimpa anggota yang disebabkan karena mengemukakan pendapat, atau melaksanakan tujuan dan arahan partai.
Hak memperoleh pembelaan terhadap dirinya di depan Dewan Syari�ah dan di depan peradilanumum.
Hak memperoleh kartu anggota.
Hak-hak khusus anggota kehormatan adalah sebagai berikut:
Hak ikut serta dalam acara-acara resmi yang dilaksanakan partai.
Hak mengajukan saran dan usul baik diminta atau tidak.
Hak memperoleh kartu anggota.
Kewajiban Anggota (Pasal 12)

Dalam segala aktivitasnya senantiasa bertolak dari perspektif nilai-nilai moral, keadilan dan kebenaran universal.
Berpegang teguh pada pemahaman partai terhadap Islam yang berlandaskan Kitab dan Sunnah dan yang telah dijabarkan dalam Ketetapan-ketetapan Musyawarah Nasional dan Majelis Syuro.
Mengikuti program pembinaan keislaman yang diselenggarakan oleh partai.
Melakukan pembelaan terhadap prinsip-prinsip partai dari segala usaha yang mendiskreditkan dengan cara yang dibenarkan sejauh kemampuannya.
Menjadi contoh dalam berkorban demi membela kebenaran dan menegakkan keadilan, melindungi dan membela tanah air dan kemerdekaannya, menjaga kesatuan dan persatuan.
Bekerja keras memperkokoh kedudukan Partai, mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Komitmen dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai dalam sikap dan perilaku.
Berusaha secara sungguh-sungguh merealisasikan program-program partai.
Komitmen dengan pertemuan-pertemuan partai.
Berusaha secara sungguh-sungguh menyatukan unsur-unsur bangsa dan memantapkan persaudaraan antar mereka.
Membiasakan bermusyawarah sebagai kepriba dian, menghormati pendapat orang lain, komit men dengan pendapat mayoritas, melaksanakan keputusan-keputusan pimpinan, dan mema tuhinya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip partai.
Berusaha memperkuat hubungan Partai dengan rakyat dan bekerja untuk memperoleh pen dukung.
Menghindari sikap, perkataan atau perbuatan yang bertentangan dengan tujuan Partai.
Menjaga dan melindungi serta menjamin amanah yang dipercayakan kepadanya.
Menjaga dan memelihara keamanan Partai serta sarana-sarana yang dimilikinya.
Berpegang teguh kepada peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan dan sikap-sikap partai terhadap permasalahan umum..
Secara teratur membayar iuran bulanan atau tahunan sesuai dengan aturan keuangan partai.
Menyerahkan iuran, infaq dan shadaqah hartanya kepada partai.
Berusaha mencari pembiayaan partai dalam bentuk sumbangan, wasiat, waqaf dan lain sebagainya.